Meski demikian, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengklaim inflasi tersebut masih berada di kisaran target BI sebesar 1,5 persen - 3,5 persen, atau 2,5 persen plus minus 1 persen.
"Inflasi kami perkirakan akhir tahun, masih rendah 2,9 persen," kata Perry dalam konferensi pers di Kantor Pusat BI, Jakarta, pada Rabu (17/7).
Dengan inflasi yang rendah, kata Perry, BI akan membuka peluang penurunan suku bunga acuan pada tahun ini, agar terus mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di kisaran 4,7-5,5 persen tahun ini, dan 4,8-5,6 persen di tahun depan.
"Itu kenapa, saya sampaikan ada ruang untuk turunkan suku bunga. Nah, ruang itu yang kami sampaikan karena inflasi rendah 2,9 persen tahun depan masih sesuai sasaran," tegas Perry.
Menurutnya, penurunan suku bunga dapat dilakukan jika Bank Sentral AS (The Fed) telah memangkas suku bunganya yang tinggi pada November mendatang, yang sejauh ini terus ditahan sejak Juli 2023 di kisaran 5,25-5,50 persen.
“Kalau (The Fed) memangkas suku bunga, maka rupiah juga akan lebih stabil setidaknya dengan suku bunga The Fed yang dipangkas,” tuturnya.
BERITA TERKAIT: