Seperti dikutip
Reuters, euro anjlok 0,5 persen ke level 1,07485 dolar AS (Rp) per euro. Angka tersebut jatuh ke level terlemahnya dalam satu bulan terakhir.
Selain itu, saham blue-chip Prancis juga mengalami penurunan 2 persen, yang dipimpin oleh kerugian besar pada perusahaan pemberi pinjaman seperti BNP Paribas (BNPP.PA), dan Societe Generale (SOGN.PA).
Selanjutnya, harga obligasi pemerintah Prancis diketahui juga ikut menurun yang mendorong imbal hasil 10 tahun mendekati level tertinggi tahun ini, sekitar 3,19 persen.
“Ini menimbulkan ketidakpastian," kata kepala ekonom di Berenberg, Holger Schmieding.
Kondisi ini terjadi setelah Macron membubarkan parlemen dan mengumumkan pemilu majelis rendah pada akhir bulan setelah partainya kalah telak dari kelompok sayap kanan di pemilihan Parlemen Eropa pekan lalu. Dia mengatakan ingin memastikan bahwa kubunya masih memegang posisi mayoritas di Prancis.
Macron mengungkapkan putaran pertama akan diadakan pada 30 Juni, sementara putaran kedua dijadwalkan sepekan setelahnya.
“Prospek kemenangan sayap kanan dalam pemilu sela di Prancis mungkin akan membuat euro berada di bawah tekanan dalam waktu dekat,” kata kepala ekonom di Bank Of Singapore,Mansoor Mohi-Uddin.
BERITA TERKAIT: