Pada Februari 2024, tingkat inflasi tercatat sebesar 2,75 persen secara tahunan, di mana inflasi inti tercatat sebesar 1,68 persen dan inflasi harga yang diatur pemerintah sebesar 1,67 persen.
Namun, tingkat inflasi harga bergejolak atau volatile food dikatakan masih terus mengalami peningkatan. Per Februari 2024, inflasi volatile food tercatat sebesar 8,47 persen.
“Ini akibat dampak fenomena El Nino, faktor musiman, dan pergeseran musim tanam yang terutama terjadi pada komoditas beras dan cabe merah," kata Doni, dalam keterangan yang dikutip Kamis (28/3).
Menurut Doni, pihaknya saat ini terus berupaya mengantisipasi sejumlah tantangan, seperti mengendalikan harga pangan yang terus naik selama Ramadan ini.
“Kita perlu bekerja lebih keras lagi dalam mengawal inflasi pangan di tahun 2024, termasuk pada periode Hari Besar Keagamaan nasional [HBKN] guna memastikan tersedianya pasokan dan keterjangkauan harga,” tegasnya.
Upaya itu, kata Doni harus dimulai dengan mengatasi tantangan dari sisi pasokan, distribusi, kondisi curah hujan yang tinggi, dan pemenuhan pasokan komoditas pangan impor agar tidak memberikan tekanan terhadap inflasi lebih lanjut.
BERITA TERKAIT: