Berdasarkan data yang dirilis LPS, dua bank tersebut antara lain PT Bank Perkreditan Rakyat Bagong Inti Marga (BPR BIM) dan Bank Perkreditan Rakyat Karya Remaja Indramayu (BPR KRI).
Kepala Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa, mengungkapkan bahwa BPR BIM memiliki 2.907 nasabah dengan total simpanan senilai Rp13,64 miliar, di mana LPS segera mengambil tindakan dengan mengganti dana nasabah sekitar Rp13,14 miliar sebagai jaminan.
Sementara, BPR KRI juga terkena dampak serupa dengan lebih dari 25.176 nasabah dan simpanan mencapai Rp 285 miliar, dengan simpanan yang telah diganti LPS sebesar Rp 248 miliar kepada para nasabah.
“LPS bergerak sangat cepat untuk mengembalikan dana nasabah, jadi kita perlu menjaga kredibilitas LPS maupun kredibilitas penjaminan perbankan. Supaya masyarakat tenang dan mereka yakin betul bahwa uang mereka dijamin oleh LPS” ujar Purbaya dalam Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Jumat (3/11).
Purbaya menegaskan bahwa saat ini LPS memiliki aset senilai Rp 210 triliun, jumlah tersebut dianggap cukup untuk menjaga stabilitas sistem keuangan jika ada perbankan lain yang mengalami kegagalan atau bangkrut.
“LPS cukup kaya sekarang itu asetnya Rp 210 triliun. Cukup untuk menjaga stabilitas sistem untuk menalangi bank kalau ada masalah,” pungkasnya.
BERITA TERKAIT: