Menurut Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi, tidak lolosnya PPP ke Senayan pada Pemilu 2024 ini diyakini banyak penyebab. Di antaranya terkait kasus dua mantan Ketua Umum (Ketum) PPP, yakni Suryadharma Ali dan Romahurmuziy.
"Dan terjadi konflik internal perebutan Ketua Umum PPP, antara Ketum yang baru dengan mantan ketua umum lama yang di kabinet Suharso Monoarfa. Jadi secara kultural, pengaruh para kiai dan trah tokoh-tokoh PPP luntur," kata Muslim kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (21/3).
Sehingga kata Muslim, runtuhnya marwah kiai dan tokoh di mata rakyat menjadi penyebab gagal suara elektoral PPP untuk memenuhi parliamentary threshold.
"Bisa juga ditambah dengan kiprah PPP yang seharusnya berada di garda terdepan untuk kasus-kasus yang menimpa umat, PPP malah tidak peduli dan gubris," pungkas Muslim.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: