Ramli menjelaskan kegiatan tersebut membahas perkembangan penanganan dan meningkatnya gelombang pengungsi Rohingya di kawasan terindikasi penyelundupan manusia, terutama di Banda Aceh, Indonesia.
"Dilatarbelakangi oleh tren meningkatnya aktivitas penyelundupan manusia melalui wilayah Laut Andaman yang menjadi tantangan besar bagi negara-negara anggota Bali Process, yang merupakan ancaman bagi keamanan kawasan," kata Ramli dikutip
Kantor Berita RMOLAceh, Senin (19/2).
Sambung dia, Forum Bali Process telah mengobservasi adanya lonjakan besar secara tiba-tiba dari pergerakan migrasi yang berbahaya terjadi di Laut Andaman beberapa bulan terakhir. Dengan indikasi yang kuat bahwa hal tersebut melibatkan sindikat kriminal terorganisir antar bangsa.
"Tanggapan dari isu ini membutuhkan kerja sama yang nyata dan mudah dilaksanakan guna mencegah dan melawan kejahatan-kejahatan ini," sebutnya.
Selanjutnya, lanjut Ramli, kegiatan tersebut terdiri dari diskusi
roundtable pertukaran informasi dan langkah investigasi yang akan disepakati tujuan langkah-langkah bersama.
Adapun langkah yang telah disepakati yaitu mendorong agar lebih menguatkan pertukaran informasi terkait jaringan sindikat kejahatan penyelundupan manusia yang terorganisir.
Kemudian, mengidentifikasi dan investigasi mendalam mengenali kelompok-kelompok kriminal yang memfasilitasi kejahatan penyelundupan manusia di Kawasan Laut Andaman. Dan menghasilkan draf bersama untuk kolaborasi antar negara dalam pencegahan kejahatan penyelundupan manusia
Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh delegasi dari Australia, Bangladesh, Belgium, Malaysia, India, Indonesia, New zealand dan Thailand. Kemudian Vietnam, UN IOM, UNHCR dan UNODC.
BERITA TERKAIT: