"Kalau
presidential threshold 0 persen, tidak ada syarat lain, itu akan membuat kegaduhan yang luar biasa, karena semua orang bisa nyapres. Mungkin akan ada ratusan capres di Indonesia," ujar Ali kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu dini hari (18/12).
Meskipun preshold 0 persen memiliki sisi positifnya, yaitu memberikan ruang bagi Warga Negara Indonesia yang memiliki kapasitas untuk maju di Pilpres, namun Ali lebih menyarankan agar ambang batas tetap ada.
Dia memberikan besaran angka perubahan
presiential threshold yang mungkin bisa dipertimbangkan oleh pemangku kebijakan regulasi di Indonesia, yaitu DPR RI bersama dengan pemerintah pusat.
"Jalan tengahnya, kalau saya, tidak dihilangkan
presidential threshold, tetap ada. Tapi katakanlah (angkanya) 10 persen atau 5 persen," tuturnya.
Dengan besaran
presidential threshold yang tidak begitu tinggi tersebut, Ali memandang partai politik (parpol) bisa menyaring capres-capres potensial yang berkualitas dari kalangan masyarakat.
"Jadi itu memberikan kesempatan kepada partai-partai, tak hanya papan atas tapi juga papan tengah dan papan bawah," demikian Ali Rif'an.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: