Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Emmanuel Macron: Turki Bukan Lagi Mitra Di Mediterania, Eropa Harus Lebih Keras Terhadap Pemerintahan Erdogan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Jumat, 11 September 2020, 06:52 WIB
Emmanuel Macron: Turki Bukan Lagi Mitra Di Mediterania, Eropa Harus Lebih Keras Terhadap Pemerintahan Erdogan
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Prancis, Emmanuel Macron/Net
rmol news logo Presiden Prancis, Emmanuel Macron menyalakan api permusuhan dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.

Menjelang KTT Med7, pertemuan negara-negara Uni Eropa di Mediterania, Macron mendesak Eropa untuk lebih terbuka dan keras terhadap pemerintahan Erdogan.

"Harus ada sikap yang sama di Turki. Eropa harus memiliki kebijakan bersama mengenai energi dan masalah teknis," ujarnya pada Kamis (10/8), melansir Anadolu Agency.

"Turki tidak lagi menjadi mitra di kawasan Mediterania," tambahnya memberikan penekanan.

Pernyataan Macron tersebut muncul di tengah ketegangan Turki dan Yunani atas eksplorasi sumber daya alam di Laut Mediterania.

Pada saat yang sama, Macron juga mengatakan, Turki melakukan manuver di lepas pantai Libya. Sehingga, Erdogan harus mengklarifikasi niatnya dan menghindari tindakan sepihak.

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa kesepakatan Turki dengan pemerintah Libya tidak dapat diterima.

“Kami berbicara tentang penghormatan terhadap hukum internasional. Kami ingin menghindari eskalasi lebih lanjut, tujuannya adalah kesepakatan tetapi dengan syarat tertentu, dan Turki harus mengklarifikasi maksudnya," jelas Macron.

“Ketika Turki mengambil keputusan sepihak, Prancis menunjukkan solidaritas dengan negara anggota UE. Keinginan kami adalah untuk menciptakan dialog yang bermanfaat dengan Turki, tidak ada pilihan lain. Kita perlu hidup damai," tambahnya.

Sementara terkait konflik di Laut Mediterania Timur, Macron mencatat telah melakukan solidaritas dengan Yunani, termasuk masalah pengungsi. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA