Pejabat tinggi Hamas, Khalil Al-Hayya mengatakan kelompok itu akan membubarkan pasukan militernya jika Palestina berdaulat penuh di Tepi Barat dan Jalur Gaza dan pengungsi Palestina dipulangkan sesuai dengan resolusi internasional di sepanjang perbatasan Israel sebelum tahun 1967.
"Jika itu terjadi, sayap militer kelompok tersebut akan bubar,” kata Al-Hayya, seperti dimuat
Associated Press pada Kamis (25/4).
Dia mengungkap, langkah Hamas setelah bubar adalah menjadi partai politik seutuhnya seperti Fatah dan bergabung dengan Organisasi Pembebasan Palestina.
"Ketika mereka merdeka dan memperoleh hak-hak dan negaranya, apa yang dilakukan kekuatan-kekuatan ini? Mereka berubah menjadi partai politik dan kekuatan tempur yang membelanya berubah menjadi tentara nasional,” ujarnya. .
Meskipun komunitas internasional sangat mendukung solusi dua negara, pemerintahan garis keras Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terus menolaknya.
Sementara itu, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan pihaknya akan terus melanjutkan operasi darat ke Rafah, Gaza.
Meski belum ada waktu pasti yang diumumkan, tetapi seorang pejabat IDF mengungkap persiapan serangan darat sudah rampung dan tinggal menunggu perintah Netanyahu.
Dikatakan bahwa Kementerian Pertahanan Israel telah membeli 40.000 tenda, masing-masing berkapasitas 10 hingga 12 orang, untuk menampung warga Palestina yang direlokasi keluar Rafah sebelum serangan terjadi.
BERITA TERKAIT: