Draft yang diajukan Amerika Serikat dan Jepang itu didukung oleh 13 dari 15 anggota DK PBB, namun tidak bisa ditindaklanjuti karena veto Rusia dan China yang memilih abstain.
Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia mengatakan keputusan negaranya untuk memveto resolusi dikarenakan isinya penuh dengan tipu daya Barat.
"Hari ini, dewan kami sekali lagi terlibat dalam tontonan kotor yang disiapkan oleh AS dan Jepang. Ini adalah taktik yang sinis. Kami sedang ditipu," tegasnya, seperti dimuat VOA pada Kamis (25/4).
Dikatakan Nebenzia, Rusia menginginkan resolusi yang lebih menyeluruh yakni melarang senjata apapun berada di ruang angkasa.
Duta Besar China yang baru untuk PBB, Fu Cong, juga menyatakan hal yang sama, dia menilai rancangan tersebut memerlukan elemen substantif lainnya untuk bisa disepakati bersama.
Duta Besar AS Linda Thomas-Greenfield menjelaskan bahwa naskah yang gagal disepakati itu berisi regulasi untuk menggunakan ruang angkasa yang terdiri dari bulan dan benda langit secara eksklusif untuk tujuan damai.
"Resolusi itu juga meminta negara-negara untuk tidak mengembangkan senjata nuklir atau sejenis senjata pemusnah massal di orbit sekitar Bumi atau di ruang angkasa," kata dia.
Thomas-Greenfield merasa heran dengan veto Rusia karena sebelumnya Presiden Vladimir Putin menyatakan komitmen negaranya untuk tidak meluncurkan senjata nuklir ke ruang angkasa.
“Jadi, veto hari ini menimbulkan pertanyaan: Mengapa? Mengapa, jika Anda mengikuti aturan, Anda tidak mendukung resolusi yang menegaskan kembali aturan tersebut?," ujarnya.
Duta Besar Jepang Kazuyuki Yamazaki menilai pentingnya resolusi itu diadopsi karena mampu menentang pengembangan senjata pemusnah dan menciptakan perdamaian di ruang angkasa.
"Mengadopsi rancangan resolusi ini akan menjadi kontribusi positif dan praktis terhadap promosi penggunaan dan eksplorasi ruang angkasa secara damai,” tegasnya.
Februari lalu, para pejabat AS mengatakan Rusia sedang mengembangkan senjata berbasis ruang angkasa untuk menyerang satelit. Mereka tidak yakin serangan itu akan menyasar manusia atau menyebabkan kehancuran di Bumi.
AS juga memiliki kekhawatiran mengenai aktivitas China di ruang angkasa. Beijing diduga mempercepat pengembangan senjata di ruang angkasa untuk memperkuat kemampuan pasukan militer mereka di Bumi.
BERITA TERKAIT: