Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Perang Austro-Prusia 1866: Kekalahan Austria Dan Bersatunya Wilayah-wilayah Kekuatan Jerman

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 21 Juli 2020, 07:42 WIB
Perang Austro-Prusia 1866: Kekalahan Austria Dan Bersatunya Wilayah-wilayah Kekuatan Jerman
Ilustrasi Perang Austro-Prusia 1866/Net
rmol news logo Beberapa minggu ini kita diingatkan lagi pada sejarah pertempuran tujuh minggu yang menjadi pertempuran penentu dalam Perang Austro-Prusia, 15 Juni hingga 26 Juli 1866. Inilah upaya pembubaran Konfederasi Jerman oleh Prussia dari dominasi Austria, yang didalangi oleh Bismarck, jenderal perang paling berpengaruh dalam sejarah Prusia.

Pada 1866, Jerman yang baru saja menjadi negara bersatu, harus menghadapi dua kekuatan besar, yaitu Prusia dan Austria. Jerman harus memilih pengaruh mana yang lebih baik mendominasi negaranya, karena keduanya memiliki pandangan berbeda tentang membangun sebuah negara.

Kanselir Kerajaan Prusia, Otto von Bismarck (1815-1898), berambisi membawa pengaruh Prusia di Jerman, sejak dia dilantik menjadi kanselir pada 1862. Ia ingin menghentikan dominasi Austria yang semakin lama semakin kuat di dalam konfederasi.

Konfederasi Jerman sendiri merupakan gabungan wilayah-wilayah yang berbahasa Jerman (Groβdeutsche Lösung) di bawah Kekaisaran Austria, di bawah kepemimpinan Keluarga Habsburg, mulai dari wilayah Prussia, Austria, Hungaria, termasuk wilayah Bohemia.

Sebelum terjadi Perang Austria-Prussia,  menengok jauh ke belakang, semua diawali dari permasalahan atas wilayah Schleswig dan Holstein.

Wilayah Schleswig dan Holstein dulunya merupakan wilayah Denmark. Namun berdasarkan Traktat London 1852, wilayah tersebut terpisah dari Kerajaan Denmark.

Wilayah Schleswig sebagian besar penduduknya beretnis Jerman. Mereka lebih memilih terpisah dari Denmark dan berdiri secara independen dengan asosiasi yang dekat dengan Konfederasi Jerman.

Selang 11 tahun kemudian, pada 1863, Raja Christian IX berusaha kembali mengambil alih wilayah Schleswig Holstein ke dalam Kerajaan Denmark dengan menandatangani secara sepihak konstitusi penggabungan wilayah Schleswig dan Holstein. Hal ini memicu kemarahan Prussia.

Sebelumnya, pada saat Perang Schleswig Pertama, Prussia ikut membantu wilayah Schleswig untuk memisahkan diri dari wilayah Denmark.

Tindakan yang dilakukan oleh Christian IX ini telah melanggar Traktat London 1852 dengan melakukan penandatanganan secara sepihak terhadap konstitusi penggabungan wilayah Schleswig dan Holstein ke dalam wilayah mereka. Bismarck dari Prusia pun menyatakan perang terhadap Denmark.

Kemarahan Bismarck disambut oleh Perdana Menteri Austria yang menyatakan  mendukung Prussia dan tidak akan membiarkan Prussia bertindak sendirian. Maka, pada 16 Januari 1864 Austria dan Prussia menyepakati perjanjian Aliansi terkait dengan persoalan Schleswig dan Holstein.

Dalam perjanjian itu, Austria sepakat membantu Prussia. Sebagai gantinya Austria meminta Bismarck untuk menjamin wilayah Venesia yang menjadi perebutan dengan Italia.

Kesepakatan pun mendapat titik temu. Namun, ketika hal itu dibawa ke parlemen, muncul kericuhan di dalam parlemen; yang akan dilakukan apakah merupakan bentuk Eksekusi atau Okupasi atas kedua wilayah tersebut.

Setelah melalui dialog panjang, pada 7 Desember 1863 parlemen menyepakati eksekusi federal di Holstein. Denmark setuju. Tapi untuk Schleswig, Denmark tidak setuju. Bismarck bersikukuh akan membebaskan Schleswig.

Pada Februari 1864, Austria dan Prussia menembus perbatasan Schleswig dan menyatakan perang terhadap Denmark atas wilayah Schleswig, yang dikenal dengan Danish-Prussian War 1864, seperti dikisahkan dalam buku History of Europe, yang ditulis Carlton J.H. Hayes (1949).

Pasukan Austria dan Prussia akhirnya berhasil memukul mundur pasukan Denmark keluar dari batas wilayah Schleswig menembus wilayah perbatasan Denmark sendiri.

Masalah belum usai. Setelah pihak Denmark kalah, dibentuk kesepakatan atas wilayah Schleswig dan Holstein. Prussia dan Austria mengajukan agar kedua wilayah ini dibentuk sendiri secara terpisah di luar Kerajaan Denmark. Namun, walaupun telah kalah, Denmark menolak. Schleswig mesti masuk ke dalam salah satu negara yang telah memenangkannya, menurutnya.

Lalu, ke tangan siapakah pemerintahan atas kedua wilayah ini akan dipegang?  Sebenarnya, kembali merunut ke belakang, kedua wilayah tersebut jatuh ke tangan Prusia, sesuai dengan kesepakatan di awal. Bismarck pun mulai gerah.

Inilah yang menjadi awal perpecahan antara Austria dan Prussia di tahun 1866.

Raja Prusia, Wilhelm I, ketika itu memiliki banyak sekali prajurit berbadan besar. Bismarck yang pandai dalam taktik perang, segera membujuk Raja Prusia, Wilhelm I, untuk meningkatkan jumlah tentara, dan anggaran militer negara. Bismarck belajar dari Perang Crimea, di mana anggaran yang cukup, perencanaan yang matang, dan transportasi yang baik dapat menjadi kunci kesuksesan sebuah perang.

Wilhelm Friedrich Ludwig (22 Maret 1797 – 9 Maret 1888) atau Raja Wilhelm I yang memerintah Prusia selama 1861-1888, adalah seorang raja yang cekatan dan amat cerdik. Dialah yang membangun kekuatan militer Prusia.

Di kalangan kerajaan Eropa, Wilhelm I dikenal sebagai Raja Raksasa, merujuk pada kesenangan sang raja membentuk pasukan militer yang terdiri dari perwira-perwira terpilih bertubuh tinggi.

Dalam buku Pahlawan dalam Sejarah Dunia yang ditulis Simon Montefiore (2012) digambarkan selama pemerintahan Wilhelm I, lebih dari 2.000 prajurit raksasa–tingginya antara 1,8 meter sampai 2,1 meter– dikumpulkan untuk membentuk resimen kebanggaan Prusia guna menggetarkan lawan di medan perang.

Hal inilah yang dimanfaatkan oleh Bismarck. Bismarck juga membentuk Staf Jenderal Prusia, yang terdiri dari orang-orang terpilih dari militer Prusia, untuk merencanakan seluruh operasi perang selama perebutan Konfederasi Jerman. Ia lalu membangun jalur kereta api dan saluran telegraf dari Berlin ke seluruh lokasi militer di negaranya.

Dalam buku Peperangan yang Berpengaruh di Dalam Sejarah Dunia yang ditulis Samuel Willard (2007), Bismarck merancang rencananya dengan sangat matang.

Secara perlahan Bismarck melancarkan taktiknya. Ia mendekati Austria dan mengatakan akan membantu Austria mendapatkan wilayah Holstein. Bismarck mulai memprovokasi Austria untuk menyatakan perang terhadap Raja Prusia demi mendapatkan wilayah Holstein.

Austria, di bawah Monarki Habsburg dari Venna, termakan provokasi Bismarck dan segera menerjunkan pasukannya ke peperangan.

Sayangnya, perang puncak antara Austria dan Prusia ternyata tidak seperti yang diharapkan Bismarck. Austria unggul dengan memberikan perlawanan yang sangat sengit. Prusia mulai goyah dan tak dapat mengendalikan keadaan. Bismarck nyaris bunuh diri karena takut dan putus asa.

Di titik-titik akhir, keberuntungan berpihak pada Prusia. Pasokan logistik tiba di medan pertempuran di saat yang tepat berkat jalur kereta api yang dibuat oleh Bismarck. Pasukan Prusia pun terselematkan. Prusia berhasil meraih kemenangannya.

Austria mengaku kalah saat menyadari tidak memiliki peluang. Austria pun segera keluar dari pertempuran dan dibuatlah Perjanjian Prague pada 23 Agustus 1866. Berkat perjanjian itu, Austria dikeluarkan dari keterlibatan dalam urusan Konfederasi Jerman Utara.

Prusia mendapatkan kekuasaan penuh atas Schleswig-Holstein, Hanover, Hesse, dan Frankfurt. Hasil paling nyata dari kemenangan Prussia atas Perang Austro-Prussia adalah pembubaran Konfederasi Jerman menjadi Kekaisaran Jerman, dengan Wilhelm I sebagai Kaisar pertamanya.

Bismarck telah muncul sebagai penyelamat, menyatukan wilayah-wilayah itu menjadi satu kekuatan: Jerman! Ia telah mencapai lebih dari pencapaian pemimpin Prusia manapun.

Bismarck kemudian dikenal sebagai Pangeran Otto von Bismarck, sang pemimpin yang konservatif dalam mendominasi urusan Jerman dan Eropa antara 1860-1890. Ia juga dikenang sebagai kanselir besi yang berhasil menyatukan wilayah Jerman menjadi satu pemerintahan tunggal. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA