Selain itu, polisi juga memintai keterangan korban yang rumahnya tertimpa tower sutet PLTU Rembang dan sejumlah saksi lainnya.
KBO Satreskrim Polres Rembang Iptu Sutikno SH ketika di konfirmasi
Kantor Berita RMOLJateng membenarkan hal tersebut.
"Pemeriksaan manajemen PJB PLTU Sluke penting karena institusi itu sebagai pengelola pembangkitan penghasil daya listrik yang kemudian di suplay ke gardu induk Rembang," ujarnya.
"Tower sutet PLTU Rembang yang roboh itu dibangun belasan tahun lalu sebagai bagian dari proyek pembangunan PLTU Sluke," katanya menambahkan.
Kata dia, dari penelitian yang dilakukan bersama tim Labfor Polda Jateng, banyak hal yang janggal.
Misalnya, kata dia, posisi tower sutet PLTU Rembang yang ambruk itu tidak lurus ke arah gardu induk. Tetapi agak serong ke kiri atau ke selatan, sehingga secara tehnik kekuatan tower berkurang.
"Begitupun soal kedalaman pondasi. Menurut pengamatan kami, kedalaman pondasi tower hanya sekitar satu meter, sehingga kurang kuat. Apalagi kondisi tanah lembek setelah diguyur hujan. Selain itu kami juga sedang menelusuri ijin tempat tinggal bagi warga di bawah tower dan lainnya, " urainya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
Manajer PJB PLTU Sluke Rembang, Lilik Pujiarto, diperiksa Polres Rembang terkait insiden ambruknya tower sutet PLTU Rembang pada Selasa (26/2) lalu. 
