Seloroh Amran ini langsung mendapat tepuk tangan 15 ribu petani yang hadir dalam acara pertemuan Apresiasi dan Singkronisasi Program Kementerian Pertanian (Kementan) tahun 2019 di Lapangan Andi Mappe, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, Selasa (9/4).
"Sejak kecil kami dibesarkan dengan makanan ini, rasanya pahit dan beracun kalau pengolahannya tidak tepat.
Meski beracun, lanjutnya, bila dikelola dengan tepat ternyata membuat umbi porang diterima di beberapa negara tetangga seperti Jepang, Cina dan Vietnam.
“Tapi ternyata makanan yang beracunpun bisa kita ekspor,†jelasnya.
Amran berjanji akan segera menyiapkan bibit unggul umbi porang yang bisa dibagikan ke masyarakat. Karena sejauh yang ia ketahui, bibit umbi porang hanya bisa ditemukan di hutan belantara. Menurutnya, sudah saatnya mengembangbiakkan tanaman ini.
“Insya Allah sekembali dari sini kami akan menyiapkan bantuan bibit, ini harus didorong karena ini aku thau hanya bisa diambil di hutan," bebernya.
Dari data otomasi IQFAST Badan Karantina Pertanian, tercatat ekspor porang tercatat tahun 2018 sebanyak 254 ton, dengan nilai ekspornya mencapai Rp 11,31 miliar.
Selain melepas ekspor porang, Mentan Amran juga melepas ekspor komoditas unggulan lain yakni palm kernel sebanyak 313 ton atau sejumlah 15 kontainer. Komoditas ini diekspor dengan negara tujuan Malaysia senilai Rp 804 juta. Palm kernel ini diambil dari petani di Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sumatera Selatan oleh PT JAS Mulia.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: