Bukan hanya itu, terakhir ini semakin banÂyak gerakan mengklaim diri sebagai kelompok Islam "yang paling Islam". Mulai yang bercorÂak radikal sampai kepada yang bercorak liberÂal. Kelompok-kelompok yang aktif melakukan klaim ini sesungguhnya minoritas tetapi geraÂkannya bernilai news maka eskalasi opininya lebih luas. Kelompok ini sangat kritis terhadap perkembangan umat Islam. Sementara kelÂompok mayoritas atau mainstream muslim lebih banyak memilih diam, makanya sering disebut silent majority.
Gerakan Islam selalu menarik perhatian puÂblik dengan beragam kepentingan. Trend keÂnaikan NKRI bersyari'ah sebaiknya selalu diÂpantau. Terlepas dari apapun motifnya, mulai dari kepentingan ideologi, sosial, politik, akaÂdemik, sampai kepada kepentingan ekonomi. Pondok pesantren, ormas Islam, termasuk toÂkoh-tokohnya semakin ramai dikunjungi. AtriÂbut Islam semakin banyak menjadi kata sifat untuk berbagai produk. Dari Parpol berbasis Islam, Islamic Banking, Islamic Insurance, SuÂrat-surat Berharga Syari'ah (Sukuk), Unit UsaÂha Syari’ah, Islamic Boarding School, sampai kepada halal cosmetics, dan sebagainya.
Islam yang oleh Hillary Clinton disebut sebagai "the fastest-growing religion in the world" dan di Indonesia menjadi penganut IsÂlam terbesar, kurang lebih 1/5 umat Islam ada di Asia Tenggara yang khususnya terkonsenÂtrasi di Indonesia. Ini berpotensi menempatÂkan Indonesia sebagai trend setter bagi negaÂra-negara muslim dan umat Islam lainnya.
Tampilnya berbagai gerakan yang mengÂgunakan label Islam menarik untuk dikaji. Apakah ini pertanda datangnya fenomena awal kebangkitan global peradaban dunia Islam jilid II; atau Islam hanya dijadikan seÂbagai komoditi dan kekuatan legitimasi unÂtuk tujuan khusus; atau sebagai reaksi logis dari pendhaliman negara-negara Islam sepÂerti Bosnia, Iraq, Palestina, Afganistan, oleh negara-negara kuat; atau sebagai bentuk protes terhadap ketidakberdayaan menghÂadapi imperialisme gaya baru negara maju; atau sebagai ungkapan kekecewaan tehadap globalisasi dan industrialisasi di mana umat Islam tidak termasuk pemain utama di dalamÂnya; atau sebagai salah satu bentuk kesibuÂkan dalam mengisi waktu luang, mengingat tingginya angka pengangguran dalam tubuh umat Islam; atau sebagai bentuk revitalisasi institusi keagamaan Islam yang sudah mulai termakan usia; atau kebanyakan mereka hanÂya ikut-ikutan dari pengaruh figur yang menÂjadi sponsor sebuah gerakan; atau memang betul-betul sebagai bentuk kesadaran dan seÂmangat Islam sebagai buah dari kebebasan yang diperoleh umat Islam, yang dalam linÂtasan sejarahnya, dari zaman kolonial, Orde Lama, sampai paroh pertama Orde Baru, seÂlalu dimarginalkan; atau ini merupakan akibat dari akumulasi berbagai sebab, termasuk di antaranya government policy yang kehilanÂgan daya mengadapi masyarakat yang seÂmakin kritis dan cenderung kebablasan, atau masyarakat yang semakin permisif menghÂadapi perubahan sosial, atau tokoh-tokoh meÂanstream muslim mengalami over silent, atau jangan-jangan takut terhadap kenekatan kelÂompok garis keras.
Wallahu a'lam.