Dalam masyarakat jawa sangat dikenal adanya kontes kicau burung. Sejumlah jenis buÂrung bisa menunjukkan kebolehannya di daÂlam perlombaan yang biasanya dilakukan oleh panitia khusus yang sudah biasa menyelenggaÂrakan perlombaan tersebut. Kelihatannya tidak semua jenis burung dapat dilatih dengan berbaÂgai keterampilan. Yang jelas sejumlah burung bisa loyal dan taat mengikuti perintah tuan atau nyonyanya. Burung-burung merpati sudah banÂyak diternak orang dan dagingnya termasuk di antara daging yang banyak disukai orang.
Dalam mitos Yunani kuno dan Timur Tengah, burung-burung sering digunakan mengantarÂkan pesan berupa surat atau benda-benda keÂcil. Mungkin itulah sebabnya lambang Pos seÂcara internasional ialah burung. Kisah burung berfungsi sebagai tukang pos juga diabadikan di dalam Al-Qur'an ketika saat itu :
Dan dia memeriksa burung-burung lalu berÂkata: "Mengapa aku tidak melihat hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir. Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras, atau benar-benar menyemÂbelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan yang terang". Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata: "Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa keÂpadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini, Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempuÂnyai singgasana yang besar. Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan setan telah menjadikan mereka meÂmandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), seÂhingga mereka tidak dapat petunjuk". (Q.S. al- Nam/27:20-24).
Burung Hud-hud menjadi salahsatu faktor penting di dalam pemerintahan Nabi SulaiÂman sebagaimana cuplikan kisah di atas. KeÂtika Nabi Sulaiman mengapel para peserta raÂpat, salahsatu undangan rapat belum kelihatan, yaitu Hud-hud. Sebagai pemimpin yang tegas, ia berjanji akan menjatuhkan sanksi indisiplinÂer kepada kelompok burung Hud-hud. Namun hukuman itu batal dijatuhkan lantaran burung Hud-hud membawa berita menarik. Sebuh kerÂajaan yang dipimpin seorang ratu (Ratu BalqÂis) dan berhasil mengantar bangsanya menjadi negeri indah penuh pengampunan Tuhan
(balÂdatun thayyibah wa Rabbun gafur). Ratu Balqis juga mendapatkan gelar "pemilik singgasana besar"
(laha 'arsyun 'adhim). Kedua prestasi ini belum pernah terulang di dalam sejarah. KeÂjujuran burung Hud-hud dalam menceritakan pengalamannya maka Tuhan memberikan keÂpercayaan burung Hud-hud itu untuk menganÂtar surat Nabi Sulaiman kepada Ratu Balqis. Isi surat Nabi Sulaiman singkat: Akhirnya si burung Hud-hud meletakkan surat itu tepat di atas dada Ratu Balqis. Persahabatan manusia secara khusus dan dapat dikatakan luar biasa juga bisa ditemukan di sejumlah daerah di kepulauan Nusantara.