Multi Makna Mudik (10)

Silaturrahim Orang Yang Sudah Wafat

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/nasaruddin-umar-5'>NASARUDDIN UMAR</a>
OLEH: NASARUDDIN UMAR
  • Kamis, 05 Juli 2018, 09:07 WIB
Silaturrahim Orang Yang Sudah Wafat
Nasaruddin Umar/Net
KEMATIAN bukan pengha­lang untuk bersilaturrahim. Kematian dalam perspek­tif Al-Qur'an dan hadis juga bukan akhir dari segalanya. Sebaliknya kematian bisa menjadi awal dari sebuah proses yang lebih panjang. Terlalu banyak ayat dan hadis mengisyaratkan hal ini, antara lain perin­tah Allah Swt kepada kita semua untuk bersela­wat kepada Rasulullah Saw, sebagaimana dis­ebutkan dalam ayat: "Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam peng­hormatan kepadanya." (Q.S. al-Ahdzab/33:56). Perhatikan ayat ini menggunakan bentuk fi'il mudhari' (tenses present dan future), yang bi­asanya digunakan untuk perbuatan sekarang dan akan datang. Ini mengisyaratkan meskipun Rasulullah sudah wafat 14 abad silam tetapi kita sekarang dan generasi yang akan datang tetap diminta untuk berselawat atau bersilaturrahim kepadanya. Orang-orang yag rajin dan dengan tulus bersilaturrahim dengan Rasulullah maka ia pun akan menjumpai mereka dalam bentuk mimpi atau bentuk-bentuk imajinasi lainnya.

Mimpi berjumpa Rasulullah Saw. diungkap­kan dalam berbagai hadis. Di antara hadis itu ialah: "Barang siapa melihatku dalam mimpi, maka dia benar-benar telah melihatku. Sesung­guhnya setan tidak dapat menjelma sepertiku." (H.R. Muslim dari Abi Hurairah). Dalam redaksi lain, Rasulullah bersabda: "Barang siapa yang melihat aku dalam mimpi, maka dia benar-be­nar melihat sesuatu yang benar." (H.R. Muslim dari Abu Qatadah). Dalam riwayat lain disebut­kan, barangsiapa yang sering berselawat ter­hadapku, aku tahu dan aku tentu memberikan syafaat di hari kiamat. Dalam redaksi lain dika­takan, barangsiapa memimpikan aku maka aku akan bersamanya di syurga kelak. Hadis-hadis tersebut tak perlu diragukan karena diriwayat­kan oleh Imam Bukhari atau Imam Muslim, dua perawi yang amat credible dalam ilmu hadis.

Memimpikan Rasulullah Saw dalam mimpi tentu merupakan dambaan setiap umatnya. Sejumlah ulama khawas menasehatkan jika ingin bermimpi berjumpa dengan Rasulullah maka berdoalah kepada Allah Swt, wujudkan rasa cinta yang sangat mendalam, dan banyak­lah bershalawat terhadapnya. Mimpi berjumpa Rasulullah memiliki banyak bentuk, mulai dari melihat anggota badan Rasulullah Saw secara samar-samar, sampai menjumpainya secara utuh, bahkan berkomunikasi (batin) dengannya. Mimpi berjumpa dengan Rasulullah merupakan kenikmatan tersendiri. Dalam biografi para wali, Jami' Karamat al-Auliya' (dua jilid) karya Yusuf Ismail Nabhani, di antara 549 wali, ada banyak di antaranya disebutkan pernah dan sering ber­jumpa dengan Rasulullah Saw.

Banyak ulama besar antara lain Imam Al- Gazali (1058-1111 M) mempunyai pengalaman ketika ditanya salahseorang muridnya, kena­pa engkau sering mengutip hadis-hadis Ahad (tidak populer) di dalam kitab Ihya' 'Ulumud Din, lalu ia menjawab, saya tidak pernah menu­lis satu hadis di dalam buku ini sebelum saya konfirmasikan kepada Rasulullah. Padahal, Ra­sulullah wafat tahun 632 M dan Al-Gazali wa­fat tahun 1111 M, selisih 479 tahun. Kitab Ihya' 'Ulumud Din merupakan masterpiece Al-Gaza­li yang ditulis di puncak menara mesjid Dam­askus. Kejadian lain, Ibn 'Arabi (1165-1240 M), seorang sufi besar, ditanya seorang muridnya prihal bukunya, Fushush al-Hikam, yang dira­sakan seperti ada misteri. Kata muridnya, set­iap kali saya baca buku ini setiap itu pula saya mendapatkan sesuatu yang baru. Lalu dijawab, buku itu memang pemberian Rasulullah lang­sung kepada saya, bahkan judul bukunyapun dari Rasulullah (khudz hadza kitab Fushuhsh al-Hikam). Padahal, selisi masa hidup Rasu­lullah dan Ibn ‘Arabi terpaut 608 tahun. Tentu bukan hanya Rasulullah Saw, orang-orang ter­tentu pun, termasuk kedua orang tua kand­ung kita, guru-guru spiritual kita, dan keluarga dekat kita lainnya bisa diberikan kemudahan Al­lah Swt untuk berkomunikasi dengan mereka. Dengan demikian, kematian tidak boleh men­jadi penghalang untuk bersilaturrahim. 

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA