Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

TENDANGAN BEBAS PD 01

Pengantar Nonton Bola

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/adhie-m-massardi-5'>ADHIE M. MASSARDI</a>
OLEH: ADHIE M. MASSARDI
  • Rabu, 13 Juni 2018, 19:20 WIB
Pengantar Nonton Bola
PERHELATAN qubro sepakbola 4 tahunan akan dibuka tepat pada malam takbiran, 14 Juni ini, di Rusia. Bekas negara komunis terbesar di muka bumi itu sudah menyiapkan 12 stadion untuk menggelar serangkaian pertandingan putaran final Piala Dunia 2018 yang diikuti timnas dari 32 negara.

Bagi kebanyakan pecandu bola di Tanah Air, Piala Dunia 2018 Rusia memang terasa garing. Soalnya dua timnas yang secara emosional mewakili masyarakat Indonesia, yaitu Belanda dan Italia, gagal menembus putaran final.

Tidak lolosnya Belanda dan Italia ke Rusia memang bisa menjadi hiburan bagi para pengurus PSSI. Karena dengan begitu mereka bisa bilang begini: "Jangankan Indonesia, Belanda dan Italia saja tidak lolos putaran final Piala Dunia…!"

Tapi jangan terlalu bersedih hati soal Piala Dunia hanya karena sepanjang sejarahnya kita hanya bisa jadi penonton. Toh di banyak sektor, seperti pengelolaan sumber daya alam (SDA) dan perekonomian, kebanyakan dari kita juga hanya bisa jadi penonton.

Makanya, jangan heran bila di muka bumi ini, hanya ada di Indonesia "Panitia Nasional Nobar Piala Dunia 2018". Ini puncak dari pesimisme bangsa kita di dunia persepakbolaan!

Namun demikian, bagi sebagian (besar) lagi masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam yang merasa sedang dizalimi, yang agamanya diidentikan dengan radikalisme yang menjadi jalan bagi terorisme, yang ulama-ulamanya seperti sengaja dikriminalisasi, Piala Dunia Rusia menjadi semacam "katarsis sosial".

Bayangkan, untuk pertama kalinya dalam sejarah Piala Dunia, "negara Islam" sanggup mengirim 7 timnas, yaitu Arab Saudi, Mesir (Grup A), Maroko, Iran (Grup B), Nigeria (Grup D), Tunisia (Grup G) dan Senegal (Grup H).

Seolah Islam sebagai rahmatan lil alamin juga sudah merambah ke persepakbolaan dunia. Apalagi sebelumnya, Mohammad Salah, player soleh asal Mesir yang setiap habis mencetak gol senantiasa bersujud syukur di lapangan, menjadi pemain Liverpool paling unggul.

Di Liga Premier Inggris Salah juga pencetak gol paling subur makanya diganjar Golden Boot. Kalau saja tidak dikerjai Sergio Ramos hingga cidera bahu dan karena itu harus keluar lapangan setelah baru 30 menit merumput, bukan mustahil ia mengandaskan Real Madrid di final dan membawa Liverpool meraih Piala Champions. Sehingga publik Inggris, khususnya di kota pelabuhan Liverpool, akan makin terpesona pada pemuda Muslim yang taat ibadah ini.

Piala Dunia Rusia, sebagaimana Piala Dunia sebelum-sebelumnya, akan menjadi semacam etalase bagi bursa pemain bola kelas dunia. Itu sebabnya hamper semua pelatih klub-klub besar Eropa, menyimak pertandingan demi pertandingan, untuk mencari pemain-pemain andal untuk dikontrak klub yang diasuhnya.

Maka bukan mustahil setelah ini akan muncul pemuda-pemuda muslim lain yang akan menjadi bintang sepakbola dunia, menyusul Mohammad Salah. Apalagi faktanya, para pemain dari 7 negara Islam itu, beberapa di antaranya memang sudah bermain di klub-klub ternama Eropa. Seperti Mohamed Elneny (Arsenal), Ramadan Sobhi (Stoke City), Sofyan Amrabat (Feyenoord), Faycal Fajr (Getafe), Amine Harit (Schalke), dan lain-lain.

Akan tetapi yang agak menyedihkan memang pertandingan pembukaan yang di gelar di stadion Luzhniki, Moskow. Duel perdana Piala Dunia tuan rumah Rusia vs Arab Saudi itu seperti perang proxy di Suriah yang digelar di lapangan hijau.

Kita tahu, selain Iran, Rusia adalah penyokong utama pemerintahan Suriah pimpinan Presiden Bashar al-Assad. Sedangkan Arab Saudi yang di belakangnya ada Amerika Serikat, Inggris dan Perancis, mendukung kaum pemberontak yang menamakan dirinya Tentara Pembebasan Suriah.

Jadi pertandingan pembuka Rusia Vs Arab Saudi pasti seru. Memang, semua pertandingan di ajang Piala Dunia secara umum seru. Namanya juga kelas dunia. Bahkan timnas Islandia (Grup D), negeri liliput yang penduduknya tak lebih dari 350 ribu, bisa tampil mengejutkan.

Maklum, semua tim yang hadir di Piala Dunia 2018 Rusia sudah memalui proses seleksi yang panjang dan melelahkan.[***]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA