Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

TENDANGAN BEBAS ADHIE MASSARDI

Swiss Vs Spanyol: Pembunuh Raksasa Bertemu Raksasa

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/adhie-m-massardi-5'>ADHIE M. MASSARDI</a>
OLEH: ADHIE M. MASSARDI
  • Jumat, 02 Juli 2021, 18:11 WIB
Swiss Vs Spanyol: Pembunuh Raksasa Bertemu Raksasa
Swiss vs Spanyol/Net
SEBAGAI penakluk raksasa Swiss masuk arena dengan dada membusung. Sebaliknya Spanyol, sebagai raksasa yang nyaris tumbang di kaki Kroasia, akan sangat berhati-hati.

Jangan lihat asal-usul dan besar-kecilnya negara dalam ajang quarter final Piala Eropa (Euro 2020). Sebab tim yang bisa nembus 8 besar dijamin memiliki kualitas dan stamina yang oke punya. Karena lawan-lawan yang sudah mereka tumbangkan niscaya bukan tim ayam sayur.

Timnas Swiss yang nanti malam (Jumat 2/7 pukul 23.00) melawan Timnas Spanyol, misalnya, secara dramatis menyingkirkan Perancis, raksasa Eropa yang pernah menyate dua gelar bergengsi sekaligus, Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000.

Memang Swiss di penyisihan Grup A pernah digasak Italia (3-0), hanya imbang (1-1) dengan Wales, dan baru bisa menang versus Turki (3-1). Bisa lolos ke babak 16 Besar berkat nilai peringkat ke-3 Grup A lumayan bagus, 4.

Sebaliknya Spanyol. Tim besutan Luis Enrique ini meskipun runner up Grup E di bawah Swedia, tapi tak pernah kalah. Mula-mula imbang (0-0) lawan Swedia, ditahan seri (1-1) oleh Polandia, tapi di laga terakhir menggasak Slowakia 5-0.

Merasa di atas angin, saat menghadapi Kroasia di ajang 16 Besar, setelah mencatat skor 3-1 Spanyol terlalu banyak gaya. Mereka bermain seperti matador yang mempermainkan banteng yang sudah terluka. Tak dinyana, di 10 menit terakhir Kroasia menggila. Nyetak 2 gol dan kedudukan pun imbang (3-3).

Beruntung di babak perpanjangan waktu pana menit ke-100 Alvaro Morata (Juventus) cetak gol, dan tiga menit kemudian Mikel Oyarzabal (Real Sociedad) menambah gol sehinga skor akhir 5-3.

Laga Swiss vs Spanyol yang digelar di stadion Saint Petersburg, di Rusia ini akan berdarah-darah.

Spanyol pasti akan mengingat pengalaman diteror Kroasia hingga harus tarik napas panjang. Makanya, tak ada lagi main-main dengan banteng, meskipun sudah terluka.

Skuad yang dikapteni Sergio Busquets (Barcelona) ini memang harus terus menyerang sampai musuh benar-benar tumbang.

Persoalannya, Swiss punya pengalaman membanggakan dengan menyingkirkan Perancis yang memiliki reputasi seperti Spanyol, juara Piala Eropa (2008) dan disambung pemenang Piala Dunia (2010).

Sebagai penggemar Spanyol, saya tidak ingin melihat Sergio Busquets Cs berubah menjadi matador yang tumbang di ujung pisau Swiss MacGyver di tangan Granit Xhaka (Arsenal) dkk.

Swiss memang bisa bikin miris. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA