Daftar kiai Kemenag itu menÂuai kontroversi, lantaran banyak kiai mumpuni dari sisi keilmuan dan tidak terkait paham radikalme tidak masuk daftar tersebut. Berikut ini pernyataan peremÂpuan bernama lengkap Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid, putri Presiden ke-4 Gus Dur, terkait kontroversi daftar kiai Kemenag tersebut.
Apa tanggapan Anda soal daftar 200 mubaligh yang diusulkan Kemenag?
Ada beberapa nama yang masih saya pertanyakan, tapi sebagian besar memang punya track record cukup. Menurut saya Kemenag memiliki dasar beberapa pertimbangan, mulai dari keilmuan, lalu kemudian track record soal kecinataan keÂpada NKRI dan lain sebagainya.Nah, mungkin kita semua biÂsa bertanya kepada Kemenag dasar penyusunannya itu apa. Sehingga tidak menjadi konÂtroversi di tengah masyarakat seperti sekarang.
Sebagian pihak mengangÂgap list 200 mubaligh malah bikin gaduh umat. Tanggapan Anda?Kalau menurut saya, selaÂma Kemenag membuka diri dan menerima masukan dari masyarakat, maka kegaduhan-kegaduhan itu bisa dimitigasi. Suara-suara itu kan mungkin niatannya untuk memperbaiki daftar yang sudah ada. Tapi saya sendiri sih maunya kita berprasangka baik terhadap Kemenag. Mungkin Kemenag ingin menjawab kebutuhan di masyarakat, ketika ditanya siapa saja yang boleh diundang. Sehingga kemudian sudah siap daftarnya. Tapi memang keÂmudian membuat orang-orang yang tidak dilibatkan di daÂlamnya merasa tersudutkan. Nah, ini yang harusnya dimÂitigasi menurut saya. Masalah ini harus segera ditangani oleh Kemenag.
Menurut Anda daftar mubÂaligh yang dibuat Kemenag itu sudah tepat atau tidak sih?Menurut saya lebih ke masalah kriterianya. Itu harusnya diperÂjelas oleh Kemenag. Namun kita juga harus menyadari, bahwa di satu sisi Kemenag punya keÂwenangan untuk melakukan hal itu, sementara di sisi lain Kemenag juga berusaha memenuhi kebutuÂhan dari masyarakat.
Berhubung sekarang sedang bulan Ramadan, jadi saya harapÂkan kita tidak usah gaduh. Justru kalau masih ada kekurangan dari Kemenag, kita bantu lengÂkapi daftarnya saja. Kasih usulan yang baik kepada Kemenag, dan jangan langsung berburuk sangka mengatakan ini ada upaya macam-macam. Sebab hal semacam itu memecah belah masyarakat. Saya itu di banyak pengajian sering ditanya orang, apakah kiai ini bagus atau tidak? Ada enggak sih rekomendasi kiai yang bagus? Ini pertanyan-perÂtanyaan praktis yang bersileweran di tengah masyarakat kita.
Lalu apa masukan Anda terkait masalah ini?Menurut saya sebisa mungÂkin segera perluas daftarnya, karena tidak mungkin mubaligh di Indonesia hanya 200 orang. Pasti jauh lebih banyak dari itu. Maka yang pertama dilakukan adalah Kemenag perlu segera memperluas daftarnya.
Kemudian kedua, Kemenag bisa menjelaskan kepada masyarakat, indikator apa yang diÂgunakan dalam menyusun daftar mubalig ini. Sehingga kemudian masyarakat juga bisa memberiÂkan masukan, oh seperti ini muballig yang bagus, kemudian mubalig yang memenuhi kriteria yang sudah ditetapkan Kemenag misalnya begini. Jadi kriterianya yang kita tunggu.
Kalau menurut Anda, kriÂteria mubaligh yang tepat itu seperti apa?Ya saya berharap bahwa daftar itu ke depan bisa merangkul lagi lebih banyak mubalig. Yang memang jelas-jelas bertentangan dengan NKRI memang tidak bisa dimasukkan ke dalam daftar mubalig. Tapi lebih banyak lagi, lantaran para muballig kita itu pasti lebih dari 200 orang, ada ratusan bahkan jutaan mubalig.
Rekomendasi penceramah yang diusulkan itu minim toÂkoh dari NU. Apa tanggapan Anda terkait hal ini?Mestinya banyak, NU itu kan muballignya ratusan ribu. Malah itu pun belum masuk semua. ***
BERITA TERKAIT: