Sedangkan hijab putih menyilaukan mata sehingga mata juga tidak melihat. Sedangkan hijab putih umumnya muncul karena dosa yang dilakukan oleh hati, jiwa, dan pikiran. Hijab putih lebih banyak dibaÂhas di dalam kitab-kitab tasawuf. Contoh hijab putih ialah senang dan bangga menerima pujian, bahagia jika ia meraih popularitas, masih suka menyebut kebajiÂkan walaupun beralasan menyebut nikmat dari Allah (
tahadduts bi al-ni'mah). Dalam pembahasan ini akan lebih banyak dibahas hijab-hijab putih, karena bagi para salikin pada umumnya yang menjadi penghalang untuk sampai ke maqam puncak bukan lagi hijab-hijab hitam tetapi hijab-hijab putih.
Hijab putih terselip di dalam jiwa atau hati paling dalam atau di dalam relung-relung pikiran. Hijab putih bisa muncul dalam benÂtuk 'ujub, yaitu suatu sikap yang membangÂgakan prestasi. Hijab putih sangat halus. Begitu halusnya maka terkadang tidak kelihatan atau tidak terasa sebagai sebuah hijab.
Ibnu 'Athaillah pernah melukiskan hijab putih ini dalam salahsatu bait di daÂlam kitabnya Al-Hikam: "Keinginanmu agar orang lain mengetahui keistimewaan yang ada pada dirimu menjadi bukti ketidaktuÂlusan penghambaanmu." Jika seseorang menikmati pujian berarti menjadi bukti kurangnya keikhlasan. Para salik di papan atas jika dipuji ia bersedih karena yang paling pantas untuk dipuji hanya Allah Swt, sebagaimana ditegaskan di dalam surah
Al-Fatihah: Al-hamdu lillahi Rabbil 'alamin (Segala puji hanya tertuju kepada Allah, Tuhan segenap Alam).
Hijab putih sering kali lebih lama bahkan lebih menjadi karakter bagi setiap orang. Hal ini disebabkan karena hijab-hijab putih tidak terasa sebagai sebuah dosa. Berbeda dengan hijab hitam yang sangat jelas seÂbagai sebuah dosa. Bagi seseorang yang akan terjun ke dalam dunia salikin atau tasawuf seharusnya lebih sensitif terhadap dosa-dosa kecil, termasuk dosa yang palÂing halus tersembunyi di dalam lubuk hati paling dalam.
Sesungguhnya jika kita melihat kenyataan, lebih banyak orang penting jatuh tersungkur bukan karena hijab-hijab hitam tetapi hijab-hijab putih. Jika hijab-hijab putih terakumulasi sedemikian rupa di dalam kalbu maka sesungguhnya orang itu sulit menemukan cahaya kebenaran. Biasanya orang hijab-hijab hitam lebih cepat dibersihkan daripada hijab-hijab putih. Hijab-hijab hitam kemungkinan beÂsar banyak orang bisa mengingatkan dan menasehati kita. Tetapi hijab-hijab putih orang sulit memberi nasehat karena yang terlihat dari luar bagus tetapi mereka tidak menyaksikan apa yang ada di dalam.