Semenjak masa Nabi, sahabat, dan generasi sesudahnya, hingga sekarang, selain TaÂnah Haram (Mekkah), warga non-muslim beÂbas keluar masuk di negeri-negeri muslim. Bahkan warga non-muslim bisa diberi hak unÂtuk tinggal di negeri muslim dengan berbagai jaminan keamanan. Nabi selalu mencontohkan bagaimana besar apresiasinya terhadap warga non-muslim yang tinggal di negeri muslim. Nabi sangat tegas dalam hal ini, sebagaimana daÂpat dilihat dalam redaksi ayat dan hadis hadis di atas.
Sejarah mencatat bagaimana warga non-muslim bisa berinteraksi dengan saudara-sauÂdaranya yang muslim dalam berbagai bidang. Mereka bisa melakukan interaksi bisnis satu sama lain sebagaimana dilakukan kelompok Yahudi dan Nashrani di Madinah. Warga non-muslim di masa Nabi tidak pernah merasa warÂga kelas dua. Mereka bisa menjumpai Nabi dan keluarganya kapan pun dan di manapun. Nabi tidak pernah menggeneralisir para warga non-muslim yang sering memerangi Nabi dengan warga non-muslim yang menjalin perjanjian damai dan hidup terlindungi di dalam otoritas wilayah muslim. Hal ini membuktikan bahwa Nabi pantas dikagumi oleh semua orang tanÂpa membedakan agama, suku, dan golongan. Pantar kalau ia dinobatkan sebagai Peringkat Utama dari 100 tokoh terkemuka yang pernah dilahirkan di muka bui ini oleh Michael Hart, atau Tokoh Utama di antara 11 Tokoh yang perÂnah lahir di muka bumi ini oleh Thomas Carlile.
Yang paling penting bagi kita semua baÂgaimana kearifan Nabi ini bisa diikuti oleh seÂmua pihak. Nabi Muhammad saw, tokoh yang sering disebut lahir jauh melampaui kurun wakÂtunya ini betul-betul menarik untuk dikaji. KeÂbijakan-kebijakn dan statmen-statmennya seÂlalu tepat untuk semua orang dan dan di setiap waktu. Nabi hampir-hampir tidak pernah ada orang yang tersinggung pada setiap kebijakan dan statmennya. Kita tentu merindukan sosok orang seperti ini.nJika ia berjumpa dengan anak-anak kecil maka kepala anak-anak itu di
Warga non-muslim sebetulnya tidak ada alaÂsan khawatir dengan pemerintahan Islam, apalÂagi dengan memunculkan istilah Islam Phobia. Islam bukan agama yang menakutkan. SebaÂliknya Islam menjanjikan rasa aman kepada semua orang. Islam, sesuai dengan namanya berarti damai, tidak pernah dimaksudkan unÂtuk menakut-nakuti orang. Segala hal yang menyebabkan kesengsaraan, kesedihan, dan malapetaka pasti itu tidak sejalan dengan IsÂlam bahkan bisa disebut sebagai musuh Islam. Musuh kemanusiaan adalah juga musuh Islam. Musuh bangsa Indonesia adalah juga musuh umat Islam. Setiapkali pasukan tentara mau menjalankan misi suci dan perdamaian di suatu wilayanh, Nabi selalu hadir mengingatkan keÂpada para prajuridnya agar samasekali tidak mengganggu rumah ibadah orang lain, tidak mencabut atau menebang pepohonan tanpa tuÂjuan khusus, dan tidak merusak properti orang lain selama proprti itu tidak digunakan untuk tuÂjuan politis.