Pengenalan wawasan prasejarah Indonesia saat ini semakin kompleks dengan ditemukanÂnya bukti-bukti prasejarah masa lampau yang ditemukan oleh para antropolog. Temuan arÂtefak yang berumur sangat tua menunjukkan wilayah sekitar Kepulauan Nusantara sudah memiliki sejarah panjang. Mulai pada zaman prasejarah yang biasa disebut manusia purba, tanah air Indonesia sudah dihuni manusia denÂgan karakternya yang khas. Fosil-fosil manusia purba yang banyak ditemukan di kawasan NuÂsantara seperti di Pulau Jawa, Sumatera, SuÂlawesi, dan Papua. Di antara fosil-fosil itu bahÂkan ada yang berumur jutaan tahun.
Manusia purba adalah manusia penghuni bumi pada zaman prasejarah yaitu zaman keÂtika manusia belum mengenal tulisan. DitemuÂkannya manusia purba karena adanya fosil dan artefak. Fosil adalah sisa-sisa organisme (manusia, hewan, dan tumbuhan) yang telah membatu yang tertimbun di dalam tanah daÂlam waktu yang sangat lama. Sedangkan artefak adalah peninggalan masa lampau berupa alat kehidupan/hasil budaya yang terbuat dari batu, tulang, kayu dan logam. Cara hidup merÂeka masih sangat sederhana dan masih sangat bergantung pada alam.
Jejak peradaban Nusantara yang dianggap tidak kalah tuanya dengan benua atau daratan lain juga sudah pernah diungkap oleh beberapa antropolog dan sejarawan dari dalam maupun luar negeri. Denys Lombard, seorang ahli sejarah Indonesia dari Paris University, satu di antara ilÂmuan merekomendasikan perlunya mengkaji misÂteri prasejarah Indonesia. Ketika penulis mengikuti satu semester mata kuliahnya di Paris, ia pernah mengatakan akan ada kejutan jika dikaji misteri prasejarah Indonesia. Bukti-bukti arkeologis dan antropologis menunjukkan adanya aktivitas maÂnusia prasejarah di kawasan ini. Ditemukannya beberapa fosil manusia purba, seperti MeganÂthropus Paleojavanicus (Sangiran), PithecanthroÂpus Robustus (Trinil), Pithecanthropus Erectus (Homo Erectus), Pithecanthropus Dubius (Jetis), Pithecanthropus Mojokertensis (Perning), Homo Javanensis (Sambung Macan), Homo Soloensis (Ngandong), Homo Sapiens Archaic. Homo SapiÂens Neandertahlman Asia, Homo Sapiens WajakÂensis (Tulungagung), dan Homo Modernman.
Kreativitas manusia purba Indonesia terekam sudah mengalami perubahan besar-besaran, bahkan ada ilmuan mengistilahkannya denÂgan istilah Revolusi Neolithik yaitu perubahan dari mengumpulkan makanan menjadi mengÂhasilkan makanan dan dari kehidupan berpinÂdah-pindah menjadi menetap. Mata pencahaÂrian mereka ialah mengandalkan otot dengan memburu binatang di hutan atau ikan di danau atau di laut. Hewan buruan mereka yang palÂing popular antara lain kerbau, banteng, kuda nil, badak, rusa, monyet, dll. Mereka hidup denÂgan cara berpindah-pindah, mengikuti suasana alam. Tantangan hidup mereka sangat besar. Bahkan mereka dibayangkan bergelut bertarÂung dengan alamnya yang tidak selamanya bersahabat. Tantangan mereka ialah lautan yang mengepung daratan, sementara mereka belum mengenal pengalaman penting ini menÂgelola alam secara profesional. ***