Ini mengisyaratkan pengakuan terhadap orang-orang yang beriman. Urusan keimanan seseorang adalah urusannya sendiri, sebaÂgaimana ditegaskan Nabi: "Kita hanya menÂghukum apa yang tampak,dan Allah menghuÂkum apa yang tidak tampak". Hadis ini sebagai teguran keras terhadap Panglima Perangnya, Usamah, yang membunuh musuh yang sudah bersyahadat, meskipun menurut Usamah itu hanya untukmenyelamatkan diri. Semenjak teÂguran terhadap Usamah tidak terekam lagiaÂdanya kriminalisasi berbasis keimanan. Nabi Muhammad Saw sendiri tidak hanya menganÂjurkan toleransi terhadap penganut agama lain tetapi mencontohkannya sekaligus.
Banyak tokoh yang hanya bisa bicara tenÂtang toleransi, tetapi dalam sikap dan tindakannya berbeda dengan apa yang sering dibicarÂakannya. Nabi dan para sahabatnya tidak pernah sedikit pun ragu untuk bekerja sama dan bertoleransi dengan orang-orang non IsÂlam karena dasarnya di dalam Al-Qur'an berÂgitu banyak dan begitu tegas. Di antara ayat-ayat itu ialah : Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadaporang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. (Q.S. al-Mumtahinah/60: 7-8).
Dan jika seorang di antara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungankepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar "rman Allah, kemudian antarkanlah ia ke tempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui. (Q.S. al-Taubah/9: 6).Nabi Muhammad Saw juga pernah menerima delegasi non-muslimyang terÂdiri atas tokoh-tokoh lintas agama berjumlah 60 orang, 14 orang diantaranya dari kelompok KrisÂten Najran. Rombongan tamu dipimpin oleh AbÂdul Masih. Rombongan ini diterima di Masjid denÂgan penuh persahabatan.
Bahkan menurut Muhammad ibn Ja’far ibn al-Zubair, sebagaimana dikutip
Abdul Muqsith dalam kitab "
Al-Shirat al-Nabawiyyah", karya Ibn Hisyam, JuzII, h. 426-428, ketika waktu kebaktian tiba, maka rombongan tamu RasuÂlullahini melakukan kebaktian di dalam masjid dengan menghadap ke arah timur. Ia tidak membeda-bedakan tamu berdasarkan kelas dan status sosial. Luar biasa riwayat ini.
Ini sekaligus membuktikan bahwa Nabi panÂtas dikagumi oleh semua orang tanpa membeÂdakan agama, suku, dan golongan. Pantas kaÂlau ia dinobatkan sebagai Peringkat Utama dari 100 tokoh terkemuka yang pernah dilahirkan di muka bumi ini oleh Michael Hart, atau Tokoh Utama di antara 11 Tokoh yang pernah lahir di muka bumi ini oleh Thomas Carlile. Yang palÂing penting bagi kita semua bagaimana keariÂfan nabi ini bisa diikuti oleh semua pihak. Nabi Muhammad saw, tokoh yang sering disebut laÂhir jauh melampaui kurun waktunya ini betul-betul menarik untuk dikaji.
Kebijakan-kebijakan dan statmen-statmenÂnya selalu tepat untuk semua orang dan dan di setiap waktu. Nabi hampir-hampir tidak pernah ada orang yang tersinggung pada setiap kebiÂjakan dan statmennya. Kita tentu merindukan sosok orang seperti ini. Bangsa Indonesia bisa menjadi contoh toleransipermanen ke seluruh mancanegara. Mekipun dipadati berbagai etnik danagama tetapi tetap mempertahankan keuÂtuhannya sebagai sebuah bangsayang bermarÂtabat.