Dana-dana yang berhasil dihimpun diserahkan ke atasan mereka yang strukturnya bertingkat-tingkat, sampai kepada pimpinan teratasnya yang juga disebutnya sebagai Presiden. Pengumpulan dana mereka bisa disebutkan fantastik, bisa mencapai 14 miliar sebulan menurut laporan Metro TV. PengÂgunaan dana itu berada sepenuhnya pada pimpinan tertinggi. Merekalah yang berhak menggunakan dana itu tanpa harus dipertanggung jawabkan kepada para anggota yang susah payah bahkan menyabung nyawa untuk mendapatkannya.
Kekhawatiran lebih mendalam bagi kita semua jika kelÂompok NII berkolaborasi dengan kelompok teroris. Selama ini NII tidak identik dengan kelompok teroris. Kelompok NII tema perjuangannya bersifat lokal dan sekala perjuanganÂnyapun bersifat lokal, sedangkan kelompok teroris jaringanÂnya bersifat internasional dan isunyapun isu-isu global sepÂerti standar ganda barat terhadap Israel dan umat Islam. NII sejauh ini masih menghindari cara-cara teroris yang mengeÂbom sejumlah target. Konon para pimpinan NII juga ikut mengutuk aksi-aksi pengeboman yang menewaskan orang-orang yang tak berdosa yang dilakukan oleh para teroris.
Kekhawatiran ini muncul terutama karena perubahan pola perjuangan teroris di Indonesia akhir-akhir ini sudah memasuki isu-isu lokal yang selama ini juga diangkat oleh NII. Kelompok Pepi, otak teroris buku dan Cirebon sebelumnya adalah angÂgota NII. Jika kedua kelompok ini menyatu bisa lebih memberÂatkan posisi pihak keamanan kita yang jumlahnya terbatas dan pada akhirnya bisa lebih meresahkan warga bangsa.
Walaupun sudah agak terlambat, kini saat paling tepat untuk mengungkap sekaligus mengakhiri seluruh aktifitas NII, dan dengan sendirinya juga kelompok teroris. MengÂingat populasi mereka sudah mencapai angka yang besar, ada yang memprediksi ratusan ribu bahkan lebih. Cara unÂtuk mengatasi kelompok NII ini tentu tidak sederhana. Tidak sesederhana mengatasi kasus-kasus kriminal lainnya sepÂerti kelompok pecandu narkoba dan penjudi.
Upaya untuk mengatasi kelompok NII dapat dipikirkan sejumlah alternatif sebagai berikut:
1. Di level pimpinan Ormas Islam seperti NUdan MuhamÂmadiyah, tokoh masyarakat, termasuk pemerintah, harus lebih berkonsentrasi merangkul warga umat mainstream agar tidak mudah menyempal. Caranya antara lain terus menerus melanÂcarkan dakwah yang mencerahkan kepada mereka.
2. Di level masyarakat masing-masing orang tua/wali harus lebih ekstra hati-hati mengawasi pergaulan anak-anaknya dengan cara memperhatikan prilaku dan gerak-geriknya. Jika ada kelainan maka sebaiknya sesegera mungkin dilakukan pendekatan atau mengonsultasikan anak yang bersangkutan ke pihak terkait.
3. Pimpinan sekolah dan kampus sebaiknya lebih menÂgawasi kelompok-kelompok yang disinyalir mencurigakan. Sebaiknya aktifitas organisasi formal kampus, baik intra maupun ekstra, lebih aktifkan kembali, yang akhir-akhir ini cenderung melemah.
4. Di level pihak yang berwajib seperti polisi, BIN, BNPT, Kejaksaan, termasuk aparat kementerian terkait seperti KeÂmenterian Dalam Negeri, dan Kementerian Agama, sudah saatnya bertindak lebih proaktif untuk menggunakan momenÂtum sekarang ini untuk menumpas seluruh jaringan NII.
5. Bagi anggota NII, baik yang sudah bertaubat atau yang masih ragu untuk bertaubat sesegera mungkin dicariÂkan jalan keluar untuk menyekolahkan kembali yang sudah terlanjur drop out, mencarikan peluang kerja bagi mereka yang ter-PHK, yang belum bekerja, dan yang lebih penting melakukan rebrainwashing, mungking dengan cara "meÂnyekolahkan kembali" atau menampung di tempat transito untuk membersihkan memori ke-NII-an mereka oleh suatu lembaga profesional dan kredibel.
6. Bagi pihak media yang telah berjasa mengungkap kasus besar ini terus menerus mengungkapkan ke dalam masyarakat bahwa NII adalah ideologi yang menyesatkan dan tidak layak bahkan tidak berhak sama sekali meperÂatasnamakan dirinya sebagai gerakan Islam.
7. Untuk mengubah kurikulum dasar tentang pelajaran agama di sekolah atau di kampus, sebaiknya lebih profeÂsional dan komperhensif. Jangan karena ada suatu gejala lantas kurikulum terus diubah, nanti bangsa kita repot tidak punya visi, kepribadian, dan karakteristik tersendiri.
8. Bagi para pimpinan dan kelompok NII aktif, sebaiknya sesegera mungkin melakukan pertobatan nasional kepada Tuhan dan negara. Mungkin jika hal ini dilakukan lebih baik. Para pimpinan dan anggota NII dapat dipertimbangkan kerÂinganan hukuman atau dimaafkan dan negara juga tidak reÂpot menyiapkan kamar penjara untuk ratusan ribu orang. AlÂlahu a’lam. ***
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.