WAWANCARA

Jenderal Gatot Nurmantyo: Dalam Kasus Pelatihan FPI Di Lebak, Dandim Bertindak Tak Sesuai Prosedur

Jumat, 13 Januari 2017, 09:08 WIB
Jenderal Gatot Nurmantyo: Dalam Kasus Pelatihan FPI Di Lebak, Dandim Bertindak Tak Sesuai Prosedur
Jenderal Gatot Nurmantyo/Net
rmol news logo Komandan Distrik Militer (Dandim) 06/03 Lebak, Letkol Ubaidillah dicopot dari jabatannya karena melanggar prosedur saat melatih bela negara ormas Front Pembela Islam (FPI) Banten.

Jenderal Gatot menjelaskan, duduk perkara dan alasan penco­potan Letkol Ubaidillah. Kata Jenderal Gatot, program bela negara boleh diikuti oleh siapa pun warga negara Indonesia. Namun harus sesuai dengan standard operating procedure (SOP).

Seperti diketahui, latihan bela negara yang dilakukan Kodim Lebak bersama FPI berlangsung pada 5-6 Januari 2017. Kegiatan itu berlangsung di salah satu pesantren di Lebak, Banten. Pesertanya berjumlah 120 orang dari FPI. Pelatihan bela negara ini dilakukan di dalam dan luar ruangan.

Jenis pelatihan dari mulai baris-berbaris untuk menanamkan disiplin, ceramah bidang hukum, pemahaman wawasan kebangsaan, hingga pemaha­man UUD1945. Acara ini dikemas dalam bentuk out­bond.

Belakangan pelatihan terse­but dinilai menyalahi prosedur. Letkol Ubaidillah langsung dico­pot dari jabatannya. Kini Letkol Ubaidillah ditarik kembali ke Kodam Siliwangi. Berikut pen­jelasan Jenderal Gatot terkait pencopotan Letkol Ubaidillah;

Sebenarnya pelatihan bela negara itu boleh nggak sih dii­kuti oleh ormas seperti FPI?
Iya, semua ormas boleh ikut. Tidak ada yang salah dengan keterlibatan ormas-ormas terten­tu dalam pelatihan bela negara. Tapi harus melalui prosedur yang benar. Pelatihan bela negara terhadap FPI kemarin bukan pertama kali kok.

Kapan pernah dilakukan pelatihan bela negara terh­adap FPI sebelumnya?
Itu kejadian Maret 2014. Kejadian sudah berlalu dan prosedur yang dilakukan benar. Sebenarnya langkah ini sudah ada aturannya.

Pelatihannya terjadi di­mana?
Di Madura, Jawa Timur.

Memang prosedurnya seperti apa sih?
Prosedurnya adalah dia har­us melaporkan kepada pimpi­nan. Koramil kepada Dandim, Dandim kepada Danrem. Dalam kasus di Kodim Lebak itu tidak dilalui. Dandim bertindak se­maunya saja.

Kenapa harus lapor dulu kepada atasan?
Agar pihak-pihak TNI tidak seenaknya saja melakukan pelatihan tersebut. Sebab ada silabusnya, laporan kesehatan, dan ada apa yang harus dicapai. Tidak sembarangan seperti itu.

Yang di Lebak itu kan ben­tuknya latihan ketahanan dan ketangkasan. Itu latihan bela negara apa militer?
Seluruh kegiatan latihan yang kemarin bukanlah latihan mili­ter, tetapi latihan bela negara.

Latihan bela negara me­mang bentuknya begitu?
Tidak, latihan bela negara itu macam-macam bentuknya. Bisa memberikan ceramah tentang hukum, wawasan kebangsaan, diselingi outbond.

Terkait dengan isu Anda ditegur oleh Presiden, karena menghentikan sementara kerja sama dengan Australia. Apa betul?

Saya sudah katakan bahwa semua yang saya lakukan karena presiden pimpinan saya. Tidak pernah ada eguran. Itu cuma hoax, ngapain kita mikirin itu.

Terkait pergantian KASAU, apakah Panglima TNI sudah menyerahkan nama -nama calonnya kepada President Jokowi?
Sudah. Ada 3 orang calon, semuannya bintang 3.

Siapa saja mereka?
Mereka adalah Marsdya Hadi Tjahjanto, yang kini menjabat sebagai Irjen Kementerian Pertahanan. Lalu Wakil KSAU Marsdya Hadiyan Sumintaatmadja, dan Marsdya Bagus Puruhito yang kini mengem­ban tugas sebagai Wagub Lemhanas.

(Menurut kabar Presiden su­dah memutuskan pengganti Marsekal Agus Supriatna seba­gai KSAU. Dia adalah, Marsdya Hadi Tjahjanto dan siang ini sedianya Marsdya Hadi akan dilantik)

Dari ketiga nama itu, siapa yang paling berpeluang?
Saya tidak memberikan siapa yang paling potensi, itu hak prerogatif Presiden. Saya hanya mengajukan, silakan beliau yang memilih. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA