Pendapat mendiskreditkan bangsa Indonesia semacam itu adalah sekadar hasil tafsir dangkal berdasar keyakinan titik-senila-merusak-susu-sebelanga terhadap peristiwa-peristiwa yang kebetulan rawan mengesankan ketidak-toleransian masyarakat Indonesia.
Akibat ada oknum yang melempar bom molotov maka seluruh bangsa hukumnya wajib dianggap teroris. Akibat ada oknum merusak aksi-damai dengan melakukan kekerasan maka seluruh bangsa dianggap pro kekerasan.
Maka saya sangat terharu, bersyukur dan berterima kasih kepada para relawan Pembersih Masjid At Taqwa Kelurahan Harapan Baru Samarinda yang secara tulus tanpa pretensi pencitraan turut bergotong royong bersama jemaat gereja merapikan Gereja Oikumene Samarinda yang porak-poranda akibat aksi pelemparan bom molotov pada hari Minggu 13 November 2016.
Setelah perilaku jahanam yang merusak Gereka Oikumene Samarinda di jalan Dr. Cipto Mangunkusomo, Kelurahan Sengkotek, Kecamatan Loa Janan, Samarinda, Kalimantan Timur, mulai dirapikan dan dibenahi kembali. Ternyata yang bekerja melakukannya bukan hanya warga jemaat gereja, umat Islam juga ikut membantu. Tampil suatu pemandangan peradaban luar biasa indah di mana jemaat gereja, warga, serta aparat Polri dan TNI bergotong-royong mempercantik rumah ibadat tersebut.
Bahkan laskar Relawan Pembersih Masjid At Taqwa Kelurahan Harapan Baru Samarinda ikut serta dalam aksi nyata keBhinneka Tunggal Ikaan itu. Aparat Polri dan TNI memanunggalkan diri bersama umat Nasrani dan umat Islam bergotong royong mengecat pagar gereja dan merapikan bongkahan batu batu dan puing-puing yang berserakan di Gereja Oikumene Samarinda.
Relawan Pembersih Masjid yang mengenakan kaos berwarna hijau tampak berbaur bersama jemaat gereja, aparat TNI-Polri, serta masyarakat. Mereka semua bergotong-royong membersihkan serpihan batu bekas ledakan bom molotov dan juga mengecat pagar gereja.
Tiada kata-kata mampu melukiskan kembali betapa indah suasana kedamaian yang hadir di Gereja Oikumene Samarinda itu.
Penghargaan dan penghormatan sangat layak dianugerahkan kepada teman-teman seBangsa dan seTanah-Air-Udara di Samarinda yang telah tulus-ikhlas bersatupadu, bergotong-royong, mengejawantahkan semangat Bhinneka Tunggal Ika menjadi kenyataan upaya menjunjung tinggi harkat-martabat peradaban bangsa Indonesia.
Saya bangga dan bahagia menjadi warga bangsa Indonesia! MERDEKA!
Penulis pro damai, anti kekerasan
BERITA TERKAIT: