Bersatu Padu Kita Teguh, Bercerai Berai Kita Runtuh

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/jaya-suprana-5'>JAYA SUPRANA</a>
OLEH: JAYA SUPRANA
  • Selasa, 15 November 2016, 06:50 WIB
Bersatu Padu Kita Teguh, Bercerai Berai Kita Runtuh
Jaya Suprana/Net
DI TENGAH suasana kemelut sosio-politik yang sedang merundung Tanah Air Udara tercinta kita di masa kini, kita layak bersyukur bahwa masih banyak tokoh negara yang masih mampu dan mau berpikir jernih dalam upaya menjunjung tinggi kepentingan negara, bangsa dan rakyat di atas kepentingan golongan, kelompok, apalagi pribadi diri sendiri.

Para tokoh berupaya memberikan pandangan bijak demi bukan memanaskan suasana namun tulus demi menyejukkan suasana agar kembali aman, tenteram dan damai.

Satu di antara sekian banyak saran arif bijaksana adalah yang telah diutarakan secara terbuka oleh Panglima TNI, Gatot Nurmantyo pada acara Indonesia Lawyer’s Club (ILC) 8 November 2011. Pada prinsipnya, Panglima TNI menyampaikan pandangan dan nasehat agar dalam terhanyut dalam suasana kemelut perbedaan bahkan pertarungan pendapat selaras dengan sukma demokrasi sejati, jangan sampai bangsa Indonesia lupa diri sehingga tanpa sadar memecah-belah diri yang secara langsung  akan merusak bahkan menghancur-leburkan sendi-sendi persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pada hakikatnya, putera terbaik Nusantara kelahiran Tegal ini mengingatkan kita semua kepada peribahasa Bersatupadu Kita Teguh, Berceraiberai Kita Runtuh.  

Pasti memiliki makna tersendiri bahwa sila Persatuan Indonesia sengaja diletakkan pada urutan ke tiga sebagai poros tengah Pancasila. Sejarah juga telah membuktikan bagaimana kaum penjajah telah berhasil menjajah Nusantara melalui jurus divide et empera, memecah-belah demi menguasai.

Memang tidak bisa dibuktikan bahwa kemelut sosio-politik yang sedang terjadi di Indonesia masa kini adalah hasil jurus rekayasa divide et empera oleh negara asing. Namun dapat diyakini bahwa pasti ada negara-negara asing yang merasa senang apabila Indonesia terpecah-belah oleh ulah memecah-belah diri sendiri yang sengaja atau tanpa sengaja dilakukan oleh pihak-pihak yang lebih mengutamakan kepentingan golongan, kelompok apalagi diri sendiri ketimbang kepentingan bangsa, negara dan rakyat Indonesia.

Justru pada saat Indonesia dalam situasi dan kondisi terpecah-belah itulah, merupakan kesempatan emas bagi negara-negara asing yang memang berambisi menguasai kemahakayarayaan alam dan kebudayaan Indonesia untuk merangsek masuk ke Indonesia demi melakukan serangan upaya neo-imperialistik yaitu penjajahan ekonomi.

Bahkan bukan mustahil bahwa Indonesia akan diperlakukan secara keji oleh kaum neo-imperialis seperti yang telah terbukti dilakukan terhadap Irak, Afghanistan, Suriah, Libia ketika dalam situasi dan kondisi terpecah-belah.

Maka alangkah indahnya apabila kita semua berkenan menghayati wejangan bijak Panglima TNI, Gatot Nurmantyo, agar dalam terhanyut suasana kemelut perbedaan bahkan pertarungan pendapat selaras dengan sukma demokrasi, jangan sampai bangsa Indonesia lupa diri sehingga tanpa sadar memecah-belah bangsa diri sendiri yang berarti secara langsung  akan menghancur-leburkan sendi-sendi persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Marilah kita bersama menanggalkan dan meninggalkan kepentingan kelompok, golongan apalagi pribadi diri sendiri, demi bersatu-padu dalam semangat gotong-royong menjunjung tinggi kepentingan negara, bangsa dan rakyat Indonesia di atas segala-galanya dalam bersama menempuh perjalanan perjuangan mewujudkan cita-cita terluhur bangsa Indonesia yaitu masyarakat adil dan makmur. [***]

Penulis adalah rakyat Indonesia pendamba persatuan dan kesatuan Indonesia


< SEBELUMNYA

Hikmah Heboh Fufufafa

BERIKUTNYA >

Dirgahayu Indonesia

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA