Para pengunjuk-rasa 4 November telah gigih berupaya memanunggalkan diri dengan Polisi Republik Indonesia dan Tentara Nasional Indonesia dalam bersama, bergotong-royong menyelenggarakan unjuk-rasa secara damai dan tertib. Mulai dini hari hari Jumat ini, para pengunjuk rasa telah mulai berduyun-duyun mendatangi kawasan parkir dan serambi Masjid Istiqal baik dengan menggunakan kendaraan bermotor, mobil, bus mau pun dengan berjalan kaki. Mereka menghadirkan diri secara tertib, damai, tanpa rasa kebencian apalagi perilaku kekerasan baik secara verbal apalagi ragawi.
Para pengunjuk rasa bersikap disiplin sepenuhnya menaati apa yang telah dijanjikan oleh para pemuka agama bahwa ujuk-rasa 4 November 2016 bukan merupakan aksi merusak hukum namun justru aksi menegakkan hukum di ibukota negara Indonesia. Mengharukan bagaimana para polwan berhijab mendampingi massa agar tidak melakukan anarki. Demikian laskar khusus aparat keamanan yang setiap saat siap membaca ayat-ayat Al Quran demi menyejukkan rohani para pengunjuk rasa.
Yang paling mengharukan adalah adegan ketika para pengunjuk rasa secara serentak melakukan sholat bersama demi mengungkapkan penghormatan kepada Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Kasih. Pada saat mengharukan itu, tidak terasa suasana perasaan apa pun juga kecuali suasana perasaan damai penuh kasih sayang dan penghormatan yang dipersembahkan oleh manusia kepada Sang Pencipta. Pada saat itu pula terasa kekuatan tenaga enerji soft power yang jauh lebih menyentuh sanubari bahkan menggetar sukma ketimbang gebrakan kekuatan tenaga enerji kekerasan. Apalagi sholat dilakukan secara serentak bukan hanya oleh para pengunjuk rasa namun juga oleh para polisi dan TNI yang telah memanunggalkan diri dengan rakyat sesuai warisan pesan almarhum Jenderal Besar Soedirman. Pada saat sholat terasa kehadiran suatu keindahan yang pasti mengharukan sanubari.
Terima kasih dan penghargaan wajib dipersembahkan kepada para polisi dan TNI yang bertugas mengawal unjuk rasa 4 November. Tugas mengawal unjuk rasa dengan skala dan dimensi sedemikian besar, benar-benar merupakan beban tugas pengorbanan lahir-batin luar biasa berat sekaligus luar biasa mulia.
Dapat diyakini bahwa para petugas keamanan dari seluruh negara di planet bumi ini bisa banyak belajar ilmu manajemen mengawal unjuk-rasa dari Polri dan TNI! Dan jangan lupa memberikan ucapan terima kasih kepada para pasukan semut, laskar kebersihan Masjid Istiqal serta kelompok masyarakat Tionghoa di bawah pimpinan Lieus Sungkarisma yang ikut berunjuk rasa dengan membawa kantong-kantong plastik hitam ukuran besar demi membantu meringankan beban jerih payah para petugas sampah DKI Jakarta dalam menghimpun dan membersihkan sampah pasca unjuk rasa. Juga terima kasih kepada pemprov DKI Jakarta yang telah mengerahkan laskar ambulans bersiap-siaga memberikan pelayanan kesehatan.
Namun sungguh sangat disayangkan bahwa setelah unjuk rasa terlaksana secara aman dan damai , mendadak menjelang pukul 20.00 WIB di kawasan di seberang Istana Merdeka terjadi konflik kekerasan sehingga pihak kepolisian terpaksa melepas gas air mata ke arah pengunjuk rasa. Jelas insiden kekerasan tersebut sama sekali di luar harapan segenap pihak sehingga menimbulkan rasa kekecewaan yang mendalam di lubuk sanubari bangsa Indonesia.
Syukur Alhamdullilah , pihak pemerintah telah menjanjikan proses hukum secara cepat, transparan dan adil terhadap pihak yang diduga melakukan penistaan agama sebagai penyebab unjuk rasa. Maka marilah kita semua berhenti saling menyalahkan demi bersatu-padu menegakkan hukum dengan memberikan kepercayaan bagi kepolisian untuk memproses kasus dugaan penistaan agama secara cepat, transparan dan adil selaras dengan asas Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Marilah kita bersama memanjatkan doa kepada Yang Maha Kuasa agar senantiasa melimpahkan Anugerah Rahmat, Kurnia, dan Berkah Kekuatan Lahir-Batin bagi bangsa Indonesia dalam bersama bahu membahu bergotong-royong berjuang menempuh perjalanan perjuangan menuju cita-cita luhur bangsa Indonesia yaitu masyarakat adil dan makmur. AMIN.
Penulis adalah warga bangsa Indonesia pendamba perdamaian demi persatuan dan kesatuan NKRI
BERITA TERKAIT: