Demikian disampaikan cendekiawan muslim Sudarnoto Abdul Hakim. Pernyataan Sudarnoto ini disampaikan saat menjadi narasumber dalam konfrensi internasional yang diselenggarakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Rabitah Alam Islami. Konfernsi yang digelar di Mataram, NTB, dari tanggal 29 Juli sampai 1 Agustus ini bertemakan Counter Terrorism and Sectarianisme.
(Baca juga: Waspada, Teroris Pengaruhi Remaja Minim Pengetahuan Agama)"Orang tua dan lembaga-lembaga pendidikan haruslah memperkuat komitmen mereka untuk menyelamatkan masa depan anak-anak. Jangan biarkan peran orang tua dan lembaga- lembaga pendidikan dibajak oleh ideologi jihadisme yang jelas-jelas menyesatkan dan menghancurkan," tegas Sudarnoto.
Sudarnoto mengingatkan, tidak sedikit contoh anak-anak remaja laki- laki dan perempuan di banyak negara yang hilang karena ternyata telah bergabung dan memainkan peran-peran tertentu di gerakan jihadisme ini. Antara lain penghimpun dana, penanggung jawab logistik hingga serangan bom bunuh diri sekalipun.
Tercatat pada tahun 2015, jelasnya, ada sekitar 500 orang Indonesia yang bergabung dengan ISIS. Dan hal yang mengejutkan ialah 50 persen dari mereka adalah anak-anak muda.
"Jadi, tidak ada alasan bagi orang tua, lembaga-lembaga pendidikan dan kekuatan
civil society lainnya untuk berdiam diri merasa aman karena bahaya ancaman terorisme ini ada di depan kita dan anak-anak kita saat ini menjadi target penting," demikian Sudarnoto.
[ysa]
BERITA TERKAIT: