Bau cat dan kayu terasa menyenÂgat saat memasuki lobi Terminal 3 Ultimate, kemarin. Butiran-butiran debu masih menyelimuti lantai. Mesin penghisap debu terus meraung-raung. "Kita terus membersihkan lantai sampai betul-betul bersih," ujar Safrizal, petugas kebersihan di Terminal 3 Ultimate, Tangerang, kemarin.
Tak lama dibersihkan, lantai terlihat mengkilap. "Kita bertuÂgas membersihkan lantai sejak 27 Mei sampai 15 Juni besok," ujar pria berusia 28 tahun ini.
Untuk membersihkan lantai terminal sepanjang lebih dari 1 kilometer ini, kata Safrizal, dikÂerahkan 1200 petugas kebersiÂhan yang bekerja selama 24 jam setiap harinya. "Sehari semalam dibagi tiga shift. Masing-masing shift 8 jam," kata dia.
Untuk tahap awal, kata pria yang mengenakan helm kesÂelamatan ini, terminal tujuan domestik yang akan dibuka, Selanjutnya, internasional karÂena masih dalam tahap finishing. "Kalau terminal domestik sudah siap digunakan, tinggal dibersihÂkan saja lantainya," ujar dia.
Kendati belum sepenuhnya rampung, Terminal 3 Ultimate sudah terlihat megah dan cantik. Terminal seluas 1,6 kilometer persegi ini, dibangun dengan konsep art and culture di inteÂriornya. Nantinya, hasil karya dari berbagai seniman Indonesia akan dipajang untuk memperÂcantik beranda Indonesia.
Saat memasuki terminal, masih terlihat beberapa pekerja merapikan beberapa banguÂnan yang masih terlihat kasar. Terutama di lantai bawah.
Namun, saat memasuki areal penumpang yang berada di lantai atas, akan disuguhkan pelataran yang sangat luas dan sudah rapi. Tempat untuk naik dan turunnya penumpang ini, cukup eksotis karena dilapisi keramik warna abu-abu dan krem yang mengkilat.
Masuk lebih dalam, harus melewati pintu geser otomatis berukuran besar. Di belakang pintu masuk berdiri dua mesin x-ray yang dijaga beberapa petuÂgas. Setiap pengunjung harus melewati pintu ini, untuk proses pemeriksaan pertama sebelum masuk ke lobi terminal.
Tak jauh dari itu, berdiri koÂkoh papan informasi. Papan warna hitam itu menunjukkan arah untuk pelaporan internaÂsional, domestik, serta toilet dan mushola.
Bila penumpang ingin meÂlapor, baik untuk keberangkatan domestik maupun internasional, tersedia area counter check yang cukup panjang. Terdapat 6 blok counter chek in mulai Asampai F. Di setiap blok tersedia 26 counter yang terbagi atas kelas ekonomi, bisnis, serta first class. Juga disediakan area check in tanpa bagasi. Semua display counter juga sudah menyala dan siap digunakan.
Menuju ruang tunggu, penumpang akan dimanjakan dengan beberapa produk dari ritel terÂnama. Namun, belum terlihat satu pun produk yang dipajang, karena masih dalam tahap finishing.
Memasuki ruang tunggu juÂga nyaman. Penumpang bisa menunggu pesawat datang samÂbil duduk santai. Puluhan sofa warna hijau, hitam dan biru diÂtata saling menyamping maupun berhadapan. Tak lupa meja beruÂkuran kecil juga disediakan.
Di tempat ini, penumpang bisa langsung melihat pesawat yang terparkir karena hanya dibatasi dengan kaca berukuran besar. Beberapa pintu tersedia untuk penumpang menuju pesawat.
Belum cukup, penumpang juga dimanjakan dengan kondisi toiÂlet yang bersih dan wangi. Untuk westafel sudah menggunakan sistem otomatis. Penumpang tinggal menjulurkan tangan, air otomatis mengucur dengan deras tanpa perlu capek-capek memencet.
Direktur Utama PT Angkasa Pura (AP) II, Budi Karya Sumadi mengatakan, Terminal 3 Ultimate akan beroperasi pada 20 Juni. "Saat itu Garuda Indonesia tuÂjuan domestik akan beroperasi," ujar Budi di Terminal 3 Ultimate, Tangerang, kemarin.
Menurut Budi, Garuda Indonesia akan menjadi maskaÂpai pertama yang menempati Terminal 3 Ultimate dengan 3 destinasi yaitu Yogyakarta, Solo, dan Semarang.
Budi mengklaim, secara fisik, kapasitas dan fasilitas yang dimiliki terminal 3 Ultimate ini sama dengan Bandara Changi di Singapura. "Sama baiknya, sama besarnya dan peralatan sama canggihnya," klaim Budi.
Namun yang membedakan dengan Bandara Changi, sebut Budi, yaitu kearifan lokal. Hal tersebut dapat dilihat dari ornaÂmen-ornamen yang menghiasi interior terminal tersebut.
Terkait keamanan selama di dalam terminal, Budi menyeÂbut, dilengkapi dengan puluhan CCTV yang siap memantau pergerakan setiap penumpang. Sehingga, bila ada barang yang tertinggal, atau penumpang meninggalkan barangnya samÂpai 5-10 menit, otomatis akan tersorot kamera kita. "Akan di-zoom, nanti ada petugas yang mengamankan," jelasnya.
Sebelum terminal ini beroperaÂsi, kata Budi, beberapa tahapan sudah dijalankan oleh PT AP II. Di antaranya adalah dengan Ditjen Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan unÂtuk klarifikasi berbagai peralatan yang digunakan sebagai kelengÂkapan terminal. "Sebagai penÂgelola airport, kami menjanjikan layanan yang utamakan safety," tegasnya.
Selama terminal ini beroperasi, dia berharap tidak ada yang cacat karena sudah melalu serangkain proses yang ketat. "Kita akan mendapatkan suatu manfaat dan rangkaian operasional bandara yang profesional dan jauh dari kesalahan," tandasnya.
Dengan adanya Terminal 3 Ultimate, Budi menargetkan daÂpat mengatasi lonjakan penumpÂang yang terjadi saat arus mudik Lebaran di Terminal 2. "Kami harapkan kepadatan Terminal 2 berkurang kira-kira 6 ribu penÂumpang per hari," kata dia.
Pada tahap awal ini, Budi menargetkan Terminal 3 akan melayani 3 juta penumpang dalam satu tahun. Jika sudah beroperasi seluruhnya, akan mampu menampung 25 juta penumpang dalam setahun. "Kami ingin opÂerasi secara bertahap," jelasnya.
Budi berharap, operasional penuh terminal ini akan berÂlangsung pada Maret 2017. Dia menyebut, Terminal 3 akan ditempati maskapai Garuda Indonesia dan semua maskapai dengan rute penerbangan inÂternasional. "Terminal 1 untuk Lion dan Kalstar, Terminal 2 itu AirAsia, Batik, Sriwijaya, Citilink. Terminal 3 Garuda Indonesia dan internasional," tutupnya. ***