WAWANCARA

Agus Hermanto: Tes Urin Kan Upaya Menunjukkan Bahwa DPR Bebas Narkoba, Bagus Secara Periodik

Selasa, 08 Maret 2016, 09:15 WIB
Agus Hermanto: Tes Urin Kan Upaya Menunjukkan Bahwa DPR Bebas Narkoba, Bagus Secara Periodik
Agus Hermanto:net
rmol news logo Meskipun belakangan hasil tes urine anggota DPR Ivan Haz menunjukkan negatif narkoba, namun tertang­kapnya putra bekas Wakil Presiden Hamzah Haz yang diciduk Kostrad karena diduga terlibat narkoba itu, menambah kecurigaan publik akan perilaku wakil rakyat.

Untuk membuktikannya, banyak kalangan termasuk dari internal DPR, mendesak di­lakukannya tes urine. Namun, belakangan ide itu ditentang oleh Ketua DPR Ade Komaruddin. Menurutnya, tes urine itu hanya buang-buang anggaran.

Benarkah demikian? Setujukah pimpinan DPR lain terhadap statemen sang ketua? Berikut ini penuturan Wakil Ketua DPR Agus Hermanto kepada Rakyat Merdeka:

Anda siap nggak dites urin?

Kalau saya sendiri, kapan saja siap kalau mau dites urin.

Kalau secara institusi?
Kalau secara institusi ini harus dibicarakan lebih khusus kan, karena menyangkut seluruh fraksi. Ya harus melalui rapat Bamus (Badan Musyawarah) ya. Tapi kalau secara pribadi tentu­nya saya sangat mendukung, anytime siap kalau saya sih.

Tapi Ketua DPR malah tidak setuju semua anggota DPR dites urine?
Ini kan pendapat masing-masing ya. Kalau saya berpenda­pat sih itu boleh-boleh saja dan tentunya itu untuk memberikan kepercayaan kepada konstituen, bahwa kita memang tidak terli­bat narkoba. Namun, kalau ada yang lain memberikan tangga­pan lain, saya serahkan kepada masing-masing ya, karena ini kan tentunya tidak mungkin sama (pendapat) antara anggota dewan satu dengan yang lain.

Bukankah kalau menunggu tertangkap (positif narkoba) bi­sa semakin rusak citra DPR?
Kalau yang Pak Ivan Haz itu, setahu saya kan tes urinenya negatif ya. Sebenarnya kita ingin memberikan kepercayaan ke­pada konstituen, memang kita ini bebas dari narkoba. Sehingga, tes urine adalah salah satu untuk menunjukkan kepada konstituen bahwa memang DPR bebas dari narkoba. Toh ternyata sejauh ini tidak ada yang tersangkut masalah itu.

Kata Ketua DPR, tes urine kepada seluruh anggota DPR itu buang-buang anggaran. Memangnya DPR tidak punya cukup anggaran untuk itu?
Rasanya nggak begitu mahal ya untuk tes urine. Dan kalau semua anggota dewan semuanya kan kita untuk berobat itu gratis ya. Tapi kalau seandainya untuk tes urine harus membayar pun mungkin nggak mahal ya.

Tapi memberatkan nggak?
Rasanya tidak memberatkan lah kalau untuk membayar tes urine saja.

Sebenarnya sudah sejauh mana wacana tes urine ini dibahas di DPR?
Ini kan kebetulan masing-masing baru pada ini semua ya, apalagi sebentar lagi akan melak­sanakan reses. Tapi yang lain kita memang harus mewacanakan di dalam rapat Bamus. Saat ini memang belum ada rapat Bamus, nanti waktu rapat Bamus mung­kin ini bisa diwacanakan.

Kapan kira-kira jadwal konkretnya dimungkinkan?
Ya sebelum rapat paripurna tera­khir, kan tanggal 18 (Maret-red), pasti ada rapat Bamus. Yang jelas, hari ini dan besok nggak ya. Karena tanggal 9 kan libur. Tapi yang jelas mungkin sebelum tanggal 18 ada rapat Bamus. Nah di rapat Bamus itu bisa disampaikan, apakah dis­etujui oleh seluruh fraksi. Kalau disetujui, kenapa tidak.

Fraksi Demokrat sendiri bagaimana sikapnya?
Yang jelas Demokrat dan saya sendiri tentunya, kita sangat anti kepada narkoba. Untuk betul-betul menunjukkan bahwa kita tidak narkoba ya tes urine itu lah yang kita sampaikan kepada masyarakat.

Selain karena faktor ter­tangkapnya Ivan Haz, apa me­mang selama ini ada informasi atau ada perilaku anggota DPR lainnya yang menguat­kan terlibat narkoba?

Nggak ada, cuma kemarin dilihat kan itu dicurigai tersang­kut narkoba. Walaupun terakhir tes urinenya negatif. Sehingga teman-teman bahkan kita semua pun berpendapat kalau dites urine sangat bagus untuk (men­gantisipasi) itu.

Jika ada manipulasi hasil tes urine bagaimana?
Insya Allah nggak lah...

Bagaimana bisa dipastikan nggak akan ada manipulasi?
Karena kan semua mempu­nyai pertanggungjawaban yang sama. Baik dokter yang me­mutuskan semuanya kan mem­punyai tanggung jawab yang sama. Sehingga DPRpun bisa disamakan dengan masyarakat yang lain, kalau hasilnya kurang bagus pasti akan disampaikan kurang bagus. Ya rasanya ini tidak hanya berlaku pada DPR, kepada siapa saja.

Memangnya sebelum jadi anggota DPR ada syarat tes urine nggak?
Sebenarnya harus kita ketahui, anggota dewan sebelum itu, pada saat masuk dulu kan sudah harus bebas narkoba. Namun ini kan sudah lama, sudah setahun lebih. Karena itu barangkali ada ke­curigaan-kecurigaan masyarakat, kita tunjukkan dalam tes urine inilah hasilnya yang terakhir. Kalau dari dulu sih, kalau ter­sangkut narkoba tidak bisa ikut jadi anggota dewan.

Perlu nggak kira-kira diada­kan tes urine secara periodik?
Itu kita serahkan kepada mas­ing-masing. Tapi yang jelas, secara periodik ini tidak hanya DPR, seluruhnya kalau diberi­kan tes urine secara periodik sangat bagus. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA