Anggota BPK RI bidang Energi Prof. Dr. Rizal Djalil berÂharap Pemerintah tidak lama-laÂma mengambil keputusan. Rizal pun mencoba memberi masukan ke Presiden. Menurutnya, pemÂbangunan onshore akan lebih baik dalam mendorong pertumÂbuhan ekonomi masyarakat. Berikut kutipan lengkap wawanÂcaranya:
Seberapa penting Blok Masela bagi Indonesia?Oh, sangat penting. Blok ini memiliki cadangan gas yang luar biasa besarnya. Cadangan gas buminya menÂcapai 10,73 TCF dan kondenÂsatnya 24.000 BCPD dengan masa produksi diperkirakan selama 24 tahun.
Siapa saja pihak yang terliÂbat dalam pengelolaannya?
Kalau investornya adalah INPEX sebesar 65 persen dan Shell sebesr 35 persen.
Apakah daerah juga mendaÂpat porsinya, dalam hal ini Maluku mendapat berapa participating interest (PI)?Lazimnya daerah memang mendapat PI sebesar 10 persen. Detailnya mengenai ini akan kita bahas di lain kesempatan. Yang lebih penting sekarang adalah keputusan dan implemenÂtasi keputusan mengenai Blok Masela ini harus segera diambil oleh Pemerintah.
Mengapa hal ini masih terÂtunda?Salah satu perdebatan yang terkait dengan Blok Masela ini adalah apakah pembangunan inÂfrastrukturnya dilakukan secara
offshore atau
onshore.Kalau menurut Anda mana yang lebih baik?Bagi saya pembangunan itu harus memberikan keuntungan yang sebesar-besarnya bagi rakyat Indonesia. Rakyat harus menjadi bagian pembanguÂnan itu sendiri dan sekaligus rakyat juga harus ikut mengaÂwasi. Berdasarkan itu saya lebih cenderung memilih onshore.
Apa saja keuntungan onÂshore?Pertama, adalah
multiplier effect ekonominya sangat besar.
Kedua, mudah diawasi.
Ketiga, penggunaan material dalam negÂeri akan sangat signifikan, hal ini sekaligus akan mendorong sektor riil.
Apakah tidak akan kesulitan dalam penyediaan lahan?Saya percaya Pemda Maluku dan Pemerintah Pusat dapat menyelesaikan persoalan lahan yang dibutuhkan untuk pembanÂgunan infrastruktur Blok Masela tersebut.
Apa risiko kalau keputuÂsan terlalu lama diambil dan ditunda?Akan memberikan sinyal negatif terhadap proses investasi di Indonesia. Sebab, ini meÂnyangkut nilai investasi yang sangat besar, lebih kurang 15 milyar dolar AS. Di samping itu juga akan menimbulkan
opÂportunity cost yang sangat besar bagi Indonesia di tengah kebuÂtuhan akan penerimaan negara di luar pajak.
Apa langkah yang perlu segera diambil?Perbedaan di internal Pemerintah terkait dengan
offshore atau
onshore sudah cukup lama dan keputusan sudah harus diambil. Tentu saja keputusan yang palÂing menguntungkan bagi rakyat Indonesia dan bukan dengan perÂtimbangan untuk kepentingan pihak-pihak tertentu. ***
BERITA TERKAIT: