Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Posko Natal Dan Tahun Baru Beroperasi 24 Jam Setiap Hari

Melongok Bandara Soekarno-Hatta

Selasa, 22 Desember 2015, 09:32 WIB
Posko Natal Dan Tahun Baru Beroperasi 24 Jam Setiap Hari
foto:net
rmol news logo Menjelang Natal dan Tahun Baru, Bandara Internasional Soekarno-Hatta Tangerang, Banten, berbenah. Posko Natal dan Tahun Baru berdiri di depan Terminal Keberangkatan 1 B Bandara Soeta.
 
Hari menjelang malam, Minggu (20/12). Hujan mengguyur de­ras. Lampu menyala terang di tenda posko ini. Saiful Bahri setia duduk di kursinya. Matanya menatap monitor besar di depan­nya. Sesekali, Senior Manager Terminal 1 Bandara Soekarno- Hatta (Soeta) ini mencatat di secarik kertas yang tersedia di atas meja. "Alhamdulilah, hari ini seluruh penerbangan tepat waktu, walaupun hujan deras sempat mengguyur bandara," kata Saiful.

Tenda posko yang didirikan otoritas Bandara Soetta ini, cukup mencolok karena berada tepat di tempat parkir kendaraan Terminal 1 B. Sebuah kendaraan pemadam kebakaran berukuran besar, diparkir rapi dekat tenda berwarna putih itu. Dua pohon Pinus berukuran kecil, ditempat­kan di samping kanan dan kiri pintu masuk.

Di depan posko, pengunjung disambut ramah dua wanita yang mengenakan seragam PT Angkasa Pura (AP) II. Mereka menanyakan apa yang menjadi keluhan penumpang dan akan membantunya. "Hari ini belum ada satu pun penumpang yang menyampaikan keluhan," kata Saiful.

Masuk lebih dalam, kondisi ruangan cukup bagus. Seluruh lantai ruangan dilapisi karpet warna merah. Sofa warna hitam juga tersedia di ruang tamu. Di samping ruang tamu, terdapat enam monitor berukuran besar. Satu monitor menampilkan in­formasi penerbangan domestik. Satu monitor untuk fasilitas teleconference, satu monitor memantau pergerakan pesawat yang akan terbang dan mendarat. Sisanya, menampilkan informasi di setiap sudut bandara yang berasal dari CCTV. Tiga petu­gas terlihat sibuk mengawasi di depan monitor masing-masing. Untuk melepas dahaga dan lapar, disediakan pantry yang berada di ruangan paling belakang.

Direktur Pelayanan PT AP II, Ituk Herarindri mengatakan, posko ini melayani penump­ang mulai 18 Desember 2015 hingga 8 Januari 2016. "Kami siap membantu melayani setiap keluhan penumpang dan sebisa mungkin membantu untuk mem­berikan solusinya," kata Ituk, kemarin.

Posko ini beroperasi 24 jam sehari dan berlangsung selama seminggu. "Kami bergantian jaga selama 8 jam sehari, atau dibagi menjadi tiga shift," kata dia.

Total petugas yang berjaga sebanyak 35 orang dari PT AP II, tapi jumlah tersebut masih dita­mbah unsur kepolisian sebanyak dua orang dan tim kesehatan bandara.

"Pokoknya dalam satu posko ada berbagai macam petugas yang bisa membantu setiap kelu­han penumpang," kata dia.

Kata itu, yang bertugas tidak hanya level bawah, tetapi mulai dari level direksi PT AP II, vice presiden, manajer juga mendapat giliran menjaga posko. "Kita tu­gas bareng-bareng dan tidak ada satu pun yang dianakemaskan," kata dia.

Selain menerima keluhan penumpang, kata dia, petugas posko juga akan memantau kondisi antrean penumpang di setiap terminal. "Bila antrean­nya terlalu panjang, kami akan meminta untuk menambah petugas agar ngantrenya tidak terlalu lama."

Untuk security check point (SCP), kata dia, akan dilakukan dua lapis. Lapis pertama di­fokuskan kepada barang bawaan penumpang. Lapis kedua di­fokuskan untuk peralatan yang dibawa penumpang. "Dengan checking tersebut diharapkan, penumpang bisa klir saat naik pesawat," kata dia.

Demi memberikan rasa aman dan nyaman kepada penumpang, lanjutnya, otoritas bandara melakukan pengetatan keaman­an selama Natal dan Tahun Baru. Pengetatan ini akan berlangsung dua minggu. "Untuk itu kami mengimbau penumpang sampai di bandara dua jam sebelum ke­berangkatan, agar tidak terting­gal karena kondisi pengamanan yang diperketat," ucapnya.

Untuk jumlah penumpang, dia memprediksi akan meningkat 6 persen dibanding hari biasa. "Tapi, lebih sedikit dibanding Idul Fitri yang peningkatan­nya bisa sampai 21 persen," ujarnya.

Manajer Komunikasi PT AP II Yudis Setiawan mengatakan, dengan lebih diperketat pe­meriksaan di bandara, petugas banyak menemukan barang bawaan penumpang yang aneh-aneh. Seperti, sabuk yang ujung kepalanya terbuat dari pisau hingga topi yang di belakang­nya ditemukan benda tajam. "Jadi saat pemeriksaan kedua, kami minta sabuk dan topi yang dikenakan pengunjung untuk dilepas, sehingga bisa klir dari benda tajam dan berbahaya," tandas Yudis.

Menurut Head of Secretary and Legal PT Angkasa Pura IIAgus Hariyadi, keamanan ban­dara dan sekitarnya masih diper­ketat dengan status kuning yang sudah ditentukan Kementerian Perhubungan (Kemenhub). "Status kuning dikeluarkan karena ada ancaman teror yang melanda beberapa bandara di luar negeri," kata Agus.

Agus memprediksi, tren pen­umpang pesawat selama libur Natal dan Tahun Baru, tidak terlalu meningkat signifikan. "Kami prediksi ada peningkatan jumlah penumpang, tapi hanya beberapa persen saja, sekitar 0,5 persen dibanding Natal tahun lalu," kata dia.

Dia menyebut, rata-rata pergerakan penumpang per hari saat Natal dan Tahun Baru 2014 sebanyak 174 ribu penumpang. "Tahun ini, diprediksi meningkat menjadi 175 ribu penumpang saja," kata dia.

Agus menjelaskan, total pen­umpang datang maupun pergi di Bandara Soekarno-Hatta pada tahun 2014 adalah 3.848.923 orang.

Dengan itu, dia memprediksi, total penumpang pesawat di Bandara Soetta hingga akhir ta­hun ini hanya sekitar 3.868.914 orang.

Tren yang tidak terlalu men­ingkat pada tahun ini, kata dia dipengaruhi oleh beberapa fak­tor, seperti banyaknya moda transportasi pilihan lainnya, krisis ekonomi, dan pemberi­taan soal teror yang terjadi di beberapa tempat.

Khusus faktor teror, dia me­nilai menjadi alasan masyarakat memutuskan untuk menunda liburan ke luar negeri atau beper­gian ke tempat lain.

Sedangkan, Director of Operations & Engineering AP II, Djoko Muratmodjo meminta agar keamanan di pintu masuk bandara ditingkatkan dengan berkoordinasi dengan TNI dan Polri. "Juga setiap penumpang yang menjalani pemeriksaan di security chekpoint, diper­iksa sampai alat X ray dan walk trough tidak berbunyi. Jika masih berbunyi, penumpang harus melepaskan tali pinggang, sepatu hingga alat tidak berbunyi lagi," kata Djoko di Bandara Soeta, kemarin.

Dia menambahkan, penump­ang yang menggunakan pen di dalam tubuh, akan dilakukan pemeriksaan di ruang khusus. "Penumpang laki-laki diperiksa petugas laki-laki, dan penumpang perempuan diperiksa petu­gas perempuan," kata dia. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA