Aksi tersebut dilakukan Komunitas Ruang Media Perempuan (Rumpun) Indonesia di Gedung KPK, Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan.
Mereka membuka posko pemÂbubuhan cap tangan di dekat tangga sisi selatan Gedung KPK. Kain perca besar yang penuh cap tangan, diletakkan pada tangga bagian selatan itu.
Dekat kumpulan cap tangantadi, terdapat dua buah meja yang dijejerkan jadi satu dan ditutupi plastik transparan. Sementara di atas meja itu, tersedia tiga helai kain perca masing-masing berukuran 20 x 20 centimeter, dan enam buah wadah yang berisi tinta beraneka warna. Masyarakat yang ingin berparÂtisipasi tinggal mencelupkan kedua tangannya ke wadah yang ada di atas meja, untuk kemudian menempelkannya ke kain perca yang tersedia.
Tiap helai kain yang sudah dibubuhi, akan digabungkan dengan cara dijahit, sampai memÂbentuk satu modul yang berisi 100 cap tangan, seperti yang terpampang di tangga selatan Gedung KPK.
"Nanti dikumpulkan semua tanggal 5 Desember. Hasilnya akan dipamerkan di Alun-alun Kota Bandung tanggal 10 Desember," ucap Panitia Konsorsium Komunitas Festival Antikorupsi 2015, Ceuceu Etit Gartiah di Gedung KPK.
Menurut Ceuceu Etit, usai Festival Antikorupsi, Perca Integritas akan disimpan di Museum Antikorupsi yang akan dibangun di Bandung.
Selain cap dua tangan, kain tersebut juga dibubuhi dengan nama dan pesan antikorupsi dari orang tersebut. Penulisan nama dan pesan antikorupsi dilakuÂkan sebelum pembubuhan cap tangan. Seteleh menulis nama dan pesan, masyarakat tinggal mencelupkan telapak tanganÂnya di wadah yang tersedia. Kemudian, menempelkan telaÂpak tangan yang dilumuri tinta ke kain perca.
"Kalau sudah, tinggal dicuci di ember yang telah kami seÂdiakan ini. Langsung hilang kok tintanya begitu dicuci," ucapnya sembari menujukkan ember berisi air yang ada di kanan dan kiri posko.
Komunitas asal kota kemÂbang ini sudah melakukan aksi cap dua tangan sejak Oktober. Target mereka adalah mengumÂpulkan 20 ribu cap tangan dari masyarakat, untuk dipamerkan dalam Festival Antikorupsi yang dimulai pada 10 Desember di Bandung, Jawa Barat. Cap tanganyang sudah terkumpul saat ini ada sekitar 13 ribu.
"Kira-kira ada 130 modul yang sudah dibubuhi cap tanganmasyarakat. Tiap modul itu berisi 100 cap tangan. Artinya yang terkumpul sudah sekitar 13 ribu," ucap Ceuceu.
Menurut dia, cap tangan di kain perca sengaja dipilih karena relatif mudah sebagai sarana soÂsialisasi, juga umumnya efektif untuk membuat orang tertarik berpartisipasi. Selain itu, cap tangan di kain perca, juga memiÂliki filosofi tesendiri.
"Ini seperti ajakan untuk tidak hanya bicara. Cap tangan adaÂlah sebuah bentuk aksi nyata, sebuah bentuk kebersamaan, dilambangkan tangan yang salÂing bergandengan satu sama lain, untuk Indonesia bebas korupsi," terangnya.
Ceceu menjelaskan, pengÂumpulan cap tangan tersebut dilakukan bersama beberapa komunitas lain, yang tersebar di 10 kota di Pulau Jawa dan Bali. Rumpun Indonesia sendiri sebetulnya fokus melakukan aksinya di Bandung. Mereka biasanya menggalang dukungan dengan cara mensosialisasikan sembilan nilai integritas ke berbagai sekolah, dan membuka posko pengumpulan cap tangan dalam acara car free day (CFD) di Bandung.
Menurut Ceceu, di Jakarta, mereka sudah beberapa kaÂli melakukan aksi seperti ini. Selain di Gedung KPK, mereka juga sudah melakukan sosialisasi di sebuah SD di Cilandak, Jakarta Selatan seminggu lalu. Dalam aksi tersebut, tidak hanya para murid dan guru yang memÂberikan cap tangannya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan juga ikut.
"Sebab, saat itu sedang ada semacam pelatihan untuk para guru di sana, dan Pak Anies hadir," jelas dia.
Selain melakukan aksi di sekolah, lanjut Ceuceu, komunitasÂnya juga sempat menyambangi Gubernur DKIJakarta, Basuki Tjahja Purnama di Balaikota akhir pekan lalu. Maksud kedatangannya adalah meminta duÂkungan untuk menyambut Hari Antikorupsi. Ahok dan beberapa Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pemerintah Provinsi DKIJakarta pun ikut membubuhkan cap tangannya.
Pada hari yang sama, kata dia, perwakilan Komunitas Rumpun Indonesia yang lain juga bertemu dengan Group Band Slank, dan para Slankers di Potlot, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Mereka datang ke tempat itu juga atas undangan.
"Tujuan mereka sama, ingin memberikan dukungan untuk memperingati Hari Antikorupsi. Semua yang hadir di Potlot kemarin membubuhkan cap tangannya," kata Ceceu.
Sama seperti di tempat lainÂnya, orang-orang yang berada di sekitar posko juga ikut memÂbubuhkan cap tangannya. Tak hanya pegawai KPK, para penÂgunjung, mahasiswa yang kebetÂulan ada di situ, dan para awak media juga ikut membubuhkan cap tangannya.
Tak ketinggalan, Pelaksana Tugas (Plt) Komisioner KPKJohan Budi SP juga ikut melakuÂkannya. Pada sehelai kain perca yang dibubuhkan cap tangannya, Johan menuliskan harapannya agar pemberantasan korupsi tidak berhenti sedetik pun.
"Meski banyak yang mencoba menghambat melalui berbagai cara, maju terus. Salam antikoÂrupsi," tulis Johan di kain perca yang dibubuhi cap tangannya.
Menurut Johan, gerakan penÂgumpulan cap tangan ini untuk menarik publik agar peduli terÂhadap pemberantasan korupsi. Selain itu, kegiatan ini diharapÂkan dapat kembali menghidupÂkan marwah pemberantasan korupsi.
Acara ini dibuat serangkaian kegiatan Festival Hari Antikorupsi di Bandung, tanggal 10 Desember dengan tagline, "Prung, Gak Pake Korupsi". ***