Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Penjagaan 24 Jam, Kegiatan Perkantoran Diliburkan

Setelah Peristiwa Pelemparan Granat di Multipiranti

Rabu, 18 November 2015, 10:11 WIB
Penjagaan 24 Jam, Kegiatan Perkantoran Diliburkan
ilustrasi:net
rmol news logo Dua lapis garis polisi melintang di area gedung perkantoran Multipiranti Graha, Jalan Radin Inten, Duren Sawit, Jakarta Timur. Garis kuning pertama, berada di akses pintu masuk maupun keluar, yang kedua berada di area lobby gedung.

Gedung itu terkena lemparan granat tangan jenis manggis pada Senin (16/11), dini hari. Granat itu meledak di bagian depan lobby. Kerusakan yang di­akibatkan cukup parah. Serpihan pintu kaca lobby berserakan di area pintu utama.

Masih di area lobby, sebagian plafon gedung pun rusak berat. Ledakan itu, juga merusak kaca-kaca di sisi kanan gedung. Serpihan ledakan granat juga mem­buat kaca sekitar retak-retak.

Kejadian itu terjadi sekitar jam empat pagi, Senin lalu. Belum ada aktivitas perkantoran saat itu. Sebanyak 12 perusahaan ber­kantor di gedung itu, memulai aktivitasnya jam delapan pagi. Saat malam hingga dini hari, hanya satpam yang berjaga.

Ada dua petugas satpam yang berjaga saat kejadian. Pertama bernama Slamet, berjaga di pos yang berada di sisi kanan pintu masuk gedung. Satu lagi, ber­nama Mulana, sedang berjaga di area lobby saat kejadian. Nahas bagi Mulana, ketika sedang berjaga sambil istirahat di tikar sambil mengisi daya ponsel, ledakan terjadi.

Granat tersebut diduga dilem­par dari depan gedung dan men­darat di lobi yang hanya berjarak dua meter dari tempat Mulana berbaring. Pria 30 tahun itu terkena dampak ledakan, sehingga menderita luka sobek akibat pecahan kaca dan granat di bagian dada, tangan dan kaki.

Dia kemudian dilarikan ke RS Islam Pondok Kopi, Jakarta Timur, untuk mendapat perto­longan medis.

Sepanjang hari pascaledakan hingga kemarin, gedung itu dijaga ketat polisi. Penjagaan itu berlangsung 24 jam. Sejak kemarin, kasus ledakan itu di­ambil alih Polda Metro Jaya. Sebelumnya, ditangani jajaran Polsek Duren Sawit.

Penjagaan dibagi menjadi tiga shift. Setiap shiftnya, di­jaga lima petugas. Meskipun sudah diambil alih Polda Metro Jaya, sebagian anggota Polsek Duren Sawit, turut membantu penjagaan. Di antaranya adalah Agus, salah satu petugas intel dari Polsek Duren Sawit.

Berpakaian sipil, Agus terli­hat serius memandangi lokasi ledakan. Sesekali dia berkeliling dan melongok dekat lobby, atau lokasi bom tangan meledak.

Tidak sembarang orang bisa masuk untuk melihat lokasi leda­kan lebih dekat. Polisi melarang siapa pun selain petugas untuk mendekat.

Agus tidak menyangka ka­wasannya terkena tindakan kriminal berupa pelemparan granat. Menurutnya, hal itu tidak pernah terjadi. Baru di Multipiranti Graha saja ada peristiwa ledakan.

Pria berpostur tinggi besar itu juga geleng-geleng kepala ketika jajaran Polda Metro Jaya memas­tikan, sumber ledakan berasal dari granat tangan jenis manggis. Menurutnya, tidak sembarang orang bisa mendapatkan granat itu, terlebih diperlukan skil khusus berupa ketenangan dan keakuratan saat melempar granat tangan. "Mungkin granat itu selundupan," terka Agus.

Polisi telah memastikan leda­kan disebabkan granat tangan jenis manggis. "Sudah dipasti­kan peledakan ini menggunakan granat, jenisnya manggis yang berbentuk bulat," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Krishna Murti, saat melakukan pemeriksaan di tempat kejadian perkara (TKP).

Krishna menjelaskan alat peledak jenis manggis ini sulit didapatkan masyarakat. Selain itu, granat ini dijual dengan jumlah terbatas di pasaran. "Ini akan kami kembangkan lebih jauh, cara mendapatkan dan dari mana," tambahnya.

Dugaan itu juga diperkuat karena ditemukan bukti tuas pemicu granat di lokasi. Diduga seseorang melemparkan granat dari luar gedung ke arah lobi.

"Ledakan diduga berasal dari granat karena kita temukan ada pemicunya. Ledakan ini lang­sung merobohkan plafon dan memecahkan kaca gedung," ujar Kapolres Jakarta Timur Kombes Umar Faroq di lokasi ledakan.

Mengenai dalang pelemparan granat ini, Umar mengatakan, tidak ada indikasi dilakukan jaringan terorisme. Diduga, hanya dipicu masalah pribadi antara pihak gedung dengan pelaku. Saat ini polisi pun masih melakukan pemeriksaan terh­adap pengelola gedung, saksi mata serta olah TKP di lokasi kejadian.

Melanjutkan Agus, perlu keakuratan melempar granat dari luar gedung. Pasalnya, ada jarak sekitar delapan meter dari jalan raya. Terlebih, ada pohon-pohon yang menghalangi pandangan dari trotoar jalan.

Hari mulai petang, petugas polisi tetap berjaga-jaga di sekitarlokasi kejadian. Tidak ada pemeriksaan TKP di tempat itu. Namun, pascaledakan, kegiatan perkantoran libur dulu hingga batas waktu yang belum ditentukan.

Ada 12 perusahaan berkantor di bangunan empat lantai itu. Paling banyak, ditempati kontraktor tambang, akuntan publik, dan kantor pengacara. Bangunan itu, berada di kawasan yang tidak ramai. Bahkan, para pegawai jarang bersosialisasi di warung-warung yang memang cukup jauh dari lokasi.

"Saya tidak tahu ada karyawan jajan di sini apa tidak," ujar Susi, salah seorang penjaga warung berjarak 15 meter dari lokasi kejadian.

Meskipun begitu, ledakan granat tangan cukup mengejutkannya. Tinggal tidak jauh dari lokasi kejadian, membuatnya terkejut hingga terjaga dari tidurnya.

Menurut Susi, mulai kemarin sudah tidak ada penutupan jalan. "Waktu Senin ditutup, macet, saya juga harus berputar," tambahnya.

Ahmadi, Ketua RT 08 RW 10 menyatakan, ledakan terdengar sangat keras hingga ratusan me­ter. Kediaman Ahmadi berjarak 100 meter dari gedung ini, na­mun ledakan terdengar keras.

"Kalau ini mungkin sekitar 400 meter terdengarnya. Di rumah saya, di belakang gedung ini, ledakannya terdengar keras sekali," kata Ahmadi saat me­mantau lokasi kejadian. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA