WAWANCARA

Kapten (CAJ) Ari Yusviqi Noorhayati: Di TNI, Sikap Disiplin Saya Terpelihara dan Terasa Makin Lengkap Dengan Jiwa Korsa

Rabu, 21 Oktober 2015, 08:46 WIB
Kapten (CAJ) Ari Yusviqi Noorhayati: Di TNI, Sikap Disiplin Saya Terpelihara dan Terasa Makin Lengkap Dengan Jiwa Korsa
Kapten (CAJ) Ari Yusviqi Noorhayati/net
rmol news logo Tak hanya kepolisian, TNI pun punya srikandi muda yang sudah menempati posisi perwira. Perempuan yang akrab disapa Viqi ini salah satu­nya. Ditilik dari jenjang kepangkatan, karier Viqi di Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad) cukup cepat. Kini Viqi menempati posisi Kepala Urusan Pengatur Liputan (Kaurtulip) Bidang Penerangan umum di Pusat Penerangan (Puspen) TNI. Ibu be­ranak satu ini membeberkan perjalanan karier dan sejumput kisah hidupnya.
 
Sebagai pimpinan saat ber­dinas bagiaman Anda mem­perlakukan bawahan yang umurnya jauh lebih tua?
Terhadap rekan Kowad yang usianya sudah tua, tentunya sudah lebih banyak pengalaman. Saya tetap memberikan perintah terkait pekerjaan terhadap rekan Kowad tersebut. Namun di samping memberikan perintah, saya juga menciptakan sua­sana nyaman sehingga tercipta suasana saling menghargai dan menghormati satu dengan yang lain.

Karier Anda terbilang cepat, bagaimana Anda meraihnya?
Jadi begini, di TNI untuk jenjang karier dan kepangkatan sudah diatur sedemikian rupa. Sehingga setiap prajurit dapat fokus membela NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Nah saya ini masuk menjadi TNI dari latar belakang sarjana, maka untuk menjadi seorang kapten, saya harus berdinas aktif selama enam tahun. Selain itu juga saya telah mengikuti berba­gai test untuk kenaikan pangkat menjadi kapten.

Sebagai sarjana tentu ban­yak peluang profesi lain yang lebih feminim, kenapa Anda malah memilih TNI?
Saya ingin mengabdi kepada Indonesia melalui menjadi ten­tara.

Apa tugas yang paling me­nantang selama menjadi ang­gota TNI?
Pada saat mendapat perintah membantu warga Yogyakarta ketika gunung Merapi meletus tahun 2010. Di sana saya menda­pat tugas menjadi tim peneran­gan TNI, hal ini tidaklah mudah karena selain saya menginfor­masikan kepada publik tentang kegiatan satuan tugas TNI dalam membantu warga, saya juga ikut serta mengevakuasi warga.

Apa saja sih suka dukanya menjadi tentara?
Sukanya sikap disiplin saya menjadi terpelihara setiap saat, dengan masuk menjadi tentara. Selain itu jiwa korsa dengan re­kan Kowad lainnya sangat tinggi. Pada saat saya mengalami kesu­litan di dalam satuan saya, rekan Kowad saya siap membantu.

Dukanya?
Saya rasa dengan semangat pengabdian yang tinggi, semua duka yang ada terasa seperti suka.

Apa hal terbesar yang ingin Anda capai di TNI?
Hemm hal besar yahh...Saya ingin menempuh pendidikan di TNI, namun tetap di bidang komunikasi, tetapi pendidikan tersebut dilaksanakan di luar negeri.

Kenapa harus di luar negeri?
Soalnya di luar negeri bisa menambah pengalaman baru, agar bisa saya aplikasikan di satuan saya yang sekarang.

Suaminya Anda anggota TNI juga?
Suami saya sipil mas, pegawai swasta hehe..

Bagaimana ceritanya, kok berani dekatin anggota Kowad?
Pertemuan dengan suami, waktu itu dikenalkan oleh teman dekat waktu SMA. Suami saya waktu itu nggak tahu kalau saya TNI hehe..

Setelah berkeluarga ba­gaimana Anda membagi wak­tu sebagai seorang ibu dengan tuntutan pekerjaan di TNI?
Kepada keluarga saya sam­paikan bahwa saya 24 jam harus siap berdinas di militer, dan keluarga pun mendukung saya. Tentunya saya membagi waktu antara dinas dan untuk anak saya.

Ketika saya tidak sedang dinas, saya maksimalkan waktu saya untuk bermain dengan anak saya, jadi anak saya tidak kehilangan sosok seorang ibu.

Anda pernah merasakan adanya diskriminasi antara tentara perempuan dan laki-laki di TNI?
Tentunya tidak ada sikap dis­kriminasi antara perempuan dan laki laki. Perempuan tetap menda­pat hak dan kewajiban yang sama dengan laki laki. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA