WAWANCARA

Patrika S Andi Paturusi: 70 Tahun Merdeka, Perempuan Masih Dipandang Sebelah Mata

Kamis, 20 Agustus 2015, 09:09 WIB
Patrika S Andi Paturusi: 70 Tahun Merdeka, Perempuan Masih Dipandang Sebelah Mata
Patrika S Andi Paturusi/net
rmol news logo Sudah 70 Tahun merdeka, Bangsa Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah yang belum terse­lesaikan. Antara lain di bidang ekonomi untuk kesejahtraan rakyat.

Kondisi ekonomi yang dirasa kian sulit ini, perlu segera diatasi oleh Pemerintahan Joko Widodo -Jusuf Kalla (Jokowi-JK).

"Masih belum ada kemajuan yang berarti, di mana-mana ber­temu masyarakat terus mengeluh dan mengeluh. Padahal kita mempunyai negeri yang kaya raya akan sumber daya alamnya, apapun kita miliki," tutur salah satu Ketua Yayasan Jenggala Centre Relawan Jokowi-JK, Patrika SAndi Paturusi kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.

Menurut Anggie, sapaan akrabnya, icon ayo kerja dari pemerintah harus direalisasikan dengan menyiapkan lapangan kerja seluas-luasnya.

"Agar imbauan itu bisa ter­implementasi dengan baik. Beri lapangan kerja, baru perintahkan mereka bekerja," kata Anggie yang juga Ketua DPP Partai Hanura.

Berikut kutipan selengkap­nya:

Bagaimana Anda melihat Bangsa Indonesia di usia yang sudah menginjak 70 tahun merdeka?
Masih belum ada kemajuan yang berarti, di mana-mana bertemu masyarakat masih terus mengeluh dan mengeluh.

Mengeluh kondisi ekonomi yang dirasa makin sulit, dan sedikitnya lapangan pekerjaan.

Padahal di sisi lain, kita mempunyai negeri yang kaya raya akan sumber daya alamnya, apapun kita miliki.

Begitupun dengan sumber daya manusianya (SDM), ban­yak yang punya kemampuan tapi belum dapat kesempatan.

Maksudnya?
Bicara soal SDM misalnya, peran perempuan di dunia usaha hingga saat ini masih dipan­dang sebelah mata. Masih ada yang meragukan kemampuan mereka.

Kenapa ini bisa terjadi?
Perempuan selalu dianggap tidak mampu, padahal yang pro­fesional dan punya kompetensi sudah banyak sekali.

Dalam dunia usaha juga perempuan sering dicurangi, dan dijatuhkan dengan cara-cara disudutkan, seolah-olah mereka tidak mampu. Marilah kita ber­saing secara sehat.

Apa yang harus dilakukan agar perempuan tidak lagi tertindas?

Berilah kesempatan perem­puan membuktikan kemampuannya, termasuk pekerjaan yang di­anggap sulit oleh kaum laki-kaki. Saya yakin perempuan mampu.

Kenapa tidak aktif saja di partai agar mereka bisa ikut terlibat mengambil kebijakan?
Mungkin tidak semua kaum perempuan menyukai dunia politik, tapi bisa menjadi pen­dukung kebijakan bila memang diberi kesempatan. Di partai pun tidak semua perempuan di beri kesempatan menjadi pengambil kebijakan.

Ada saran untuk kalangan perempuan atau pemerin­tah?
Perempuan terus lah maju, jan­gan pernah menyerah. Buktikan kaum perempuan berhak maju dan mengisi kemerdekaan yang sudah berusia 70 tahun ini.

Dengan icon ayo kerja dari pemerintah, siapkan lapangan kerja seluas-luasnya. Agar im­bauan itu bisa terimplementasi dengan baik. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA