SOSIALISASI EMPAT PILAR

Mahasiswa Kupang: Pemimpin Bangsa Loyal kepada Partai atau Rakyat?

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Jumat, 22 Mei 2015, 14:39 WIB
Mahasiswa Kupang: Pemimpin Bangsa Loyal kepada Partai atau Rakyat?
presiden jokowi/net
rmol news logo Rangkaian acara Sosialisasi Empat Pilar MPR RI dengan metode outbound yang diikuti 100 mahasiwa perwakilan dari 30 perguruan tinggi se-Nusa Tenggara Timur ( NTT ), di kota Kupang, NTT, memasuki tahap penyampaian materi empat pilar oleh para narasumber anggota MPR RI, hari ini (Jumat,22/5)
 
Penyampaian materi yang sangat lugas disampaikan para narasumber dan direspon antusias mahasiswa peserta. Dalam sesi dialog interaktif dengan narasumber, mahasiswa tak membuang waktu untuk menyampaikan pendapat dan pertanyaan.  Salah satunya Yermas Mone, peserta mahasiswa dari Universitas Karya Dharma Kupang.

Yermas mengungkapkan apresiasinya kepada MPR RI yang menggelar kegiatan sosialisasi kepada kalangan mahasiswa.  Menurutnya, kegiatan tersebut akan menambah wawasan mahasiswa soal kebangsaan dan bisa meredefinisi pemahaman mahasiswa yang negatif terhadap bangsa.

Dalam kesempatan tersebut, Yermas juga melemparkan pertanyaan kepada narasumber soal pemimpin bangsa.  Sesuai konstitusi, Presiden diusulkan parpol atau gabungan parpol untuk kemudian dipilih rakyat. Pertanyaannya, apakah setelah terpilih, Presiden harus terus loyal dan tunduk kepada partai?

"Hal itulah yang terus mampir di benak saya, apakah loyalitas pemimpin bangsa lebih kepada partai atau rakyat yang memilihnya. Kedua, apakah untuk terpilih harus dengan mengeluarkan uang ke partai?" ujarnya.

Pimpinan Kelompok DPD RI di MPR RI, Abraham Liyanto, memberikan penjelasan bahwa sesuai konstitusi, pemimpin harus loyal kepada rakyat.

"Pemimpin atau Presiden terpilih harus memikirkan kesejahteraan rakyat secara keseluruhan tanpa pandang bulu.  Presiden harus loyal kepada rakyat dan itu tidak bisa ditawar-tawar lagi . Soal ada uang ke partai itu tidak ada, tapi memang untuk mencalonkan ada ongkos politiknya atau  diperlukan untuk keperluan teknis selama mencalonkan diri,” terang Abraham. [ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA