Aktivis demokrasi Ferry Juliantono masuk dalam jajaran pimpinan partai yang dikomando Prabowo Subianto itu. Tak tanggung-tanggung, bekas aktivis mahasiswa itu menjadi Wakil Ketua Umum Partai Gerindra.
Berikut wawancara dengan Ferry Juliantono yang pernah menjadi tahanan politik karena menentang kenaikan harga baÂhan bakar minyak (BBM) saat pemerintahan SBY itu;
Bagaimana prosesnya samÂpai anda ditunjuk Prabowo Subianto menjadi Wakil Ketua Umum Partai Gerindra?Saya ikut perintah saja. Saya masuk ke Partai Gerindra meÂmulainya sebagai anggota biÂasa. Kemudian setahun lalu saya diberi kepercayaan menjadi Ketua Partai Gerindra di Provinsi Jawa Barat, beberapa bulan sebelum Pemilu Legislatif 2014.
Prioritas tugas Anda ketika itu?Tugas saya saat itu melakukan pembenahan partai sampai ke tingkat desa. Alhamdulillah hasil Pemilu Legislatif lalu menunÂjukkan peningkatan yang sigÂnifikan perolehan kursi dan suara Partai Gerindra. Bahkan saat Pilpres 2014, saya yang saat itu menjadi Sekretaris Pemenangan Prabowo-Hatta di Provinsi Jawa Barat, berhasil memenangkan suara Prabowo-Hatta di Jawa Barat sampai dengan 60 persenmengalahkan Jokowi-JK.
Apa tidak mengalami kesuÂlitan mengelola partai sedangkan Anda terkenal sebagai demonstran?Memang harus cepat meÂnyesuaikan diri dengan kultur partai, tetapi prinsip-prinsip berÂorganisasi sebenarnya sama di mana pun. Yakni didukung oleh tim yang kuat dan manajemen pengelolaan yang harus efektif. Beruntungnya saya sudah biasa turun ke masyarakat, sehingga kebiasaan ini saya juga lakukan ke struktur partai sampai ke tingkat desa-desa.
Saya menjalani tanggung jawab ini dengan rileks dan terÂbuka, dan ini juga berpengaruh terhadap dukungan dari struktur partai, sayap partai serta dari kader simpatisan partai di Jawa Barat.
Apa tugas Anda sebagai Wakil Ketua Umum Partai Gerindra?Kalau tidak salah saya membidangi Propaganda dan Penggalangan Massa, he-he-he. Mungkin karena figur dan karakter saya cocok ditemÂpatkan di situ. Tetapi bisa jadi bidang ini adalah bidang yang diperlukan untuk mengkonÂsolidasikan dukungan dari berÂbagai sektor kehidupan maupun tokoh masyarakat yang ada untuk pengembangan partai dan pemenangan Pemilu 2019. Mudah-mudahan bidang ini bisa memberikan kontribusi pada kemenangan partai serta khususÂnya bermanfaat bagi negara dan rakyat Indonesia.
Bagaimana pandangan Anda terhadap perkembangansituasi politik saat ini?Seperti disampaikan Bapak Prabowo dalam pidato saat pelanÂtikan tentang ancaman terhadap ideologi bangsa dan kepentingan ekonomi nasional serta ancaman terhadap demokrasi.
Saat ini lebih banyak disÂkursus atau wacana saja, tapi tidak berpengaruh terhadap rakyat. Kesadaran politik elite dan masyarakat menjadi kesaÂdaran artifisial. Kesadaran rakyat harus dibangunkan kembali untuk sadar kepada persoalan yang sebenarnya terjadi.
Maksudnya apa?Ya, contohnya masih ada kemiskinanan yang meluas, kesÂenjangan sosial ekonomi makin lebar. Isu penting seperti reformasi di bidang agraria untuk mengatasi ketimpangan penguasaan lahan dan kepemilikan, kebijakan indusÂtri, perdagangan dan perburuhan semakin tidak jelas. Semakin condong kepada mekanisme pasar yang sangat bebas. Hal ini tidak sesuai dengan Pancasila.
Ditambah lagi dengan politik pencitraan yang sudah semakin jauh dari kenyataan dan rekam jejaknya membuat rakyat seÂmakin muak terhadap pemerÂintah. Kesadaran rakyat harus diisi dengan hal-hal yang lebih substantif dan ideologis.
Pemerintahan Jokowi-JK kan sudah memiliki Nawacita, ini bagaimana?Tanya saja ke rakyat sudah benar atau belum nawacitanya. Saya kira kok semakin banyak sikap kritis dari masyarakat yang sekarang mengemuka terhadap pemerintahan saat ini. Kalau pemerintah tidak sadar soal ini, gerakan protes akan semakin meluas. ***
BERITA TERKAIT: