WAWANCARA

Anies Baswedan: Distribusi Materi Ujian Nasional Siap Dikirim ke Seluruh Indonesia

Rabu, 01 April 2015, 09:56 WIB
Anies Baswedan: Distribusi Materi Ujian Nasional Siap Dikirim ke Seluruh Indonesia
Anies Baswedan
rmol news logo Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)melakukan terobosan untuk meningkatkan semangatsiswa untuk belajar.

Kementerian yang dip­impin Anies Baswedan itu akan membekali setiap orangtua siswa materi pendidikan dan cara mendidik anak yang akan diter­apkan mulai tahun ajaran baru mendatang.

"Jangan mengasosiasikan orangtua itu berperan di usia dini, tapi sampai tamat. Nanti kita in­gin orangtua terlibat langsung di sekolah," ujar Anies Baswedan usai acara penutupan Rembuk Nasional, Pusbang Tendik, Depok, Jawa Barat, kemarin.

Berikut kutipan selengkapnya:

Bagaimana teknisnya orang­tua diberikan materi pendidi­kan?
Orangtua siswa akan diundang ke sekolah untuk berbagi atau ber­tukar cerita tentang pengalaman-pengalaman orangtua yang sukses mendidik anaknya, bahkan hing­ga berprestasi membanggakan.

Jadi materinya adalah pen­galaman-pengalaman yang baik dari orangtua-orangtua lain. Jadi kita kumpulkan praktik-praktik pengalaman mendidik anak, pengalaman-pengalaman orang­tua itu dikumpulkan kemudian dibagi, dalam bentuk online, ada juga dalam bentuk buku. Dititipkannya lewat siapa, wali kelas nanti menyampaikannya pada orangtua.

Banyak kalangan berpenda­pat, sistem Ujian Nasional (UN) harus diperbaiki?
Skema UN yang akan diterapkan tahun 2015 akan mener­apkan UN berbasis komputer. Anak mengerjakannya pakai komputer.

Apa itu tidak menghambat karena penyediaan komputer sekolah di daerah masih minim?
UNberbasis komputer dipilih karena setiap ujian yang diikuti oleh 7,3 juta peserta membu­tuhkan logistik dan dana yang luar biasa besar. Penerapan UN berbasis komputer ini akan di­coba di 585 sekolah di seluruh Indonesia yang fasilitasnya telah memenuhi. Sekolah yang fasilitas komputernya belum siap, jangan dipaksakan. Nggak usah ikut, karena itu akan diverifikasi. Dan tanggal 1 April besok akan ada gladi resik. 585 Sekolah ini akan latihan untuk Ujian Nasional. Mereka latihan mengerjakan dengan komputernya, karena ini berbeda dengan kertas.

Bagaimana persiapan distri­busi materi UN 2015?
Persiapan untuk distribusi ma­teri UN telah siap 100 persen un­tuk dikirim ke seluruh Indonesia. Kami mengutamakan distribusi ke daerah-daerah pelosok ter­lebih dahulu. Seperti Jabar dan Jateng, disimpan di percetakan di provinsi, karena relatif mudah mendistribusikannya. Tapi untuk pelosok-pelosok sudah jalan se­mua. Logistik sudah beres.

Apa fokus Anda setelah ini?
Dalam lima tahun ke depan, Kemendikbud akan memfokus­kan program pada penguatan aktor pendidikan. Selama ini, unsur tersebut jarang tersentuh. Berbicara mengenai pendidikan, selama ini kita banyak berbi­cara bukan pada pelakunya. Padahal, kata kunci dari pen­didikan adalah penguatan aktor pendidikan.

Siapa aktor pendidikan?
Ya, guru, kepala sekolah, pengawas, orangtua dan siswa. Kami akan konsentrasi pada pelakunya. Para aktor pendidi­kan itu merupakan komponen paling strategis dalam upaya mencerdaskan bangsa. Guru adalah kunci. Profesionalitas dan kompetensi guru yang sejatinya menentukan suasana di dalam kelas, agar menyenangkan bagi siswa. Sementara, orangtua ada­lah pendidik utama dan pertama bagi anak. Jadi sangat penting untuk dilibatkan melalui fasili­tasi rujukan pendidikan anak dan praktik baik.

Apa pesan Anda kepada guru guru di Indonesia, teru­tama terkait UN ini?

Kami mengimbau agar para insan pendidikan tidak sekadar melihat pendidikan sebagai pelak­sanaan program, tapi ini sebuah gerakan. Saya minta para kepala Dinas Pendidikan, kepala sekolah, dan guru-guru mengedepankan kejujuran dalam pelaksanaan UN. Yang kami nilai bukan hasil UN, tapi integritasnya. Dalam UN, yang utama bukan siapa yang nilainya paling tinggi. Tapi siapa yang sekolahnya paling jujur karena yang paling diutamakan adalah integritasnya. Bukan nilai tertinggi yang bisa masuk ke dunia global, tapi orang-orang integritas tinggi.

Anak-anak Indonesia akan menghadapi masalah karena tidak menomorsatukan integ­ritas. Makanya ini harus kita tumbuhkan semangat integritas. Mulai tahun ini akan kita pang­gil guru-guru serta sekolah yang integritasnya tertinggi untuk menerima reward dari pemerin­tah. Jadi saya imbau guru-guru, kepala sekolah, kadis Diknas mari berlomba-lomba tingkatkan integritas. Kita butuh siswa ber­prestasi tapi paling utama yang integritasnya tinggi. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA