"Survei ini kita dengarkandan hormati. Tapi perlu wasÂpada terhadap upaya adu domba menjelang kongres agar PDI Perjuangan tak utuh," ujar Ketua DPP PDIP Maruarar Sirait.
Seperti diketahui dalam survei Poltracking yang dirilis Minggu (22/3), Jokowi menjadi sosok yang paling diinginkan publik untuk menjadi Ketua Umum PDIP dengan prosentase 7,68 persen; Ganjar Pranowo 7,41 persen; Pramono Anung 7,35 persen; Maruarar Sirait 7,03 persen; Tjahjo Kumolo 6,6 persen; Hasto Kristianto 6,52 persen; Megawati Soekarnoputri 6,44 persen; Prananda Prabowo 5,93 persen; dan Puan Maharani 5,74 persen.
Maruarar Sirait selanjutnya mengatakan, dalam Kongres nanti akan memilih Megawati Soekarnoputri menjadi Ketua Umum PDIP periode 2015-2020.
Menjelang kongres, lanjut anggota DPR itu, perlu diwasÂpadai ada upaya adu domba agar Megawati dan Jokowi pecah.
"Tapi Mas Jokowi dan Mbak Mega baik-baik saja tuh," kaÂtanya.
Berikut kutipan selengkapÂnya:Berarti tidak ada regenerasi dong di PDIP?Penunjukan Megawati sebagai ketua umum bukan berarti tidak ada regenerasi di PDIP. Regenerasi sangat berjalan. Makanya muncul Jokowi, Risma, Ganjar, Rieke, Budiman Sujatmiko. Menurut saya itu regenerasi. Coba lihat dari tokoh partai lain, jarang seperti ini.
Selain itu, kongres merupakan forum tertinggi partai. Makanya, saya tak mengkhawatirkan suÂara-suara yang berkembang di luar kongres. Kita bicarakan sikap partai, struktur organisasi. Semua yang diputuskan final di kongres. Kader PDIP dari 34 provinsi yang berkembang pemegang suara.
Berarti hasil survei itu tak mengubah sikap kader untuk mendukung Mega?Ya. Setiap partai politik memiÂliki ideologinya sendiri dan cara sendiri. Tentunya kita mengharÂgai masukan dan hasil survei dari semua pihak. Tapi untuk PDIP punya kekhasan sendiri. Kita punya ideologi, kita punya mekanisme.
Waktu Rakernas di Semarang, itu dihadiri oleh 500 kader dari 33 provinsi telah bersepakat untuk Ketum itu adalah Mbak Mega.
Dengan alasan yang menyatuÂkan kita adalah Mbak Mega. Tentu ada ukuran ideologis dan sejarah bahwa Mbak Mega ini negarawan.
Apa alasannya?Kewenangan Kongres 2010 di Bali, capres diberikan kepada Mbak Mega sebagai ketum terÂpilih. Tetapi dia menyerahkan kepada Mas Jokowi dan sesuai dengan harapan rakyat.
Dan akhirnya Jokowi terpiÂlih jadi Presiden. Keyakinan kita PDI Perjuangan akan menjadi partai yang solid dan kompak.
Tadi Anda bilang perlu diÂwasapai adu domba?Pasti ada upaya mengadu domba. Makanya kader PDIPerjuangan harus menjaga kekompakan itu.
Hasil survei kita hormati. Tapi perlu waspada terhadap upaya adu domba. Karena PDIPmemenangkan dua pemiÂlu sekaligus, yakni Pilres dan Pileg 2014 lalu.
Di Rakernas Mega sudah dipilih lagi, di Kongres pengukuhan saja?Kongres adalah forum tertÂinggi, sedangkan Rakernas di bawah kongres. Di Kongres kita akan bicarakan AD/ART, kebiÂjakan politik partai, program, termasuk struktur.
Banyak kader potensial, tapi mentok selama Mega masih jadi ketua umum?Saya jadi ketua DPPPDIPselama dua periode. Itu ada prosesnya. Jokowi juga jadi Presiden berproses dulu dari walikota, gubernur. Mega juga dulu berproses panjang. Harus ada prinsip, ideologi dan proses dijalani. ***
BERITA TERKAIT: