Oesman Sapta: Jangan Ada yang Mengoyak Empat Pilar

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Senin, 16 Maret 2015, 18:01 WIB
Oesman Sapta: Jangan Ada yang Mengoyak Empat Pilar
oesman sapta/net
rmol news logo Wakil Ketua MPR RI, Oesman Sapta, mengingatkan agar jangan ada orang Indonesia yang mengoyak-oyak Empat Pilar MPR RI.

Empat Pilar MPR RI adalah Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, UUD NRI Tahun 1945 sebagai konstitusi negara dan Ketetapan MPR, NKRI sebagai bentuk negara dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara.

"Kalau mengaku bangsa Indonesia jangan mengoyak-ngoyak Empat Pilar," kata Oesman Sapta saat membuka sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Pendopo Kediaman Bupati Melawi, Kabupaten Melawi Kalimantan Barat, Senin (16/3).

Sosialisasi ini diikuti ratusan peserta dari Pemda Kabupaten Melawi, kepala desa, camat, dan tokoh masyarakat.

"Apakah kalian masih mengaku bangsa Indonesia?" tanya Oesman Sapta. Lalu dijawab serentak, "Bangsa Indonesia."

"Karena itu hayati Empat Pilar MPR RI. Mengapa MPR RI? Karena MPR yang mensosialisasikan Empat Pilar ke seluruh anak bangsa," kata Oesman lagi.

Menurut Oesman, MPR menjalankan amanat UU 17/2014 tentang MD3 (MPR, DPR, DPD dan DPRD). Dalam UU itu MPR mendapat tugas khusus untuk mensosialisasikan nilai-nilai kebangsaan.

Selama ini masih ada yang menganggap Pancasila sudah kuno, UUD tidak perlu, dan mengabaikan Bhinneka Tunggal Ika.

"Saya sedih ketika ditanya tentang Empat Pilar, jawabannya adalah yang penting urusan perut dulu," tutur Oesman.

Padahal, lanjut Wakil Ketua MPR dari kelompok DPD ini, jika tidak ada nasionalisme maka tidak ada kemakmuran. Keduanya harus berjalan beriringan.

MPR, tambah Oesman, mengambil peran dalam mengatasi empat "problematika bangsa". Pertama, masih lemahnya penghayatan dan pengamalan Pancasila. Kedua, masih lemahnya kesadaran terhadap hukum dan konstitusi.

Ketiga, masalah yang dilahirkan sistem pemerintah masa lalu yang sentralistik sehingga abai terhadap pembangunan di daerah. Keempat, tidak berkembangnya pemahaman atas kebinnekaan dan kemajemukan bangsa. [ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA