Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dijaga Tiga Polisi, Ganti Shift Setiap Dua Jam

Ngintip Tempat Penyimpanan Surat Suara Pilpres

Jumat, 27 Juni 2014, 09:59 WIB
Dijaga Tiga Polisi, Ganti Shift Setiap Dua Jam
ilustrasi, Tempat Penyimpanan Surat Suara Pilpres
rmol news logo Tiga polisi berjaga di teras ruko berlantai tiga bernomor 5 di Jalan Mardani Raya, Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Televisi di pojok teras menjadi hiburan di sela-sela bertugas. Setiap dua jam, ada pergantian polisi yang menjaga tempat ini.

“Sejak Senin memang begitu (jaga per dua jam),” ujar salah satu polisi yang mengenakan seragam.

Di balik gerbang setinggi dua meter yang memagari ruko berdiri tegak plang bertuliskan “Law Office”. Di plang itu juga disebutkan nama ruko ini: Graha Udi Ganda. Di halamannya banyak parkir kendaraan roda dua.

“Kami hanya menjaga di depan. Yang bekerja di dalam,” kata polisi tadi.
Tempat apa ini? Mengapa dijaga polisi terus menerus? Ruko ini ternyata dijadikan gudang penyimpanan surat suara pemilihan presiden dan wapres (pilpres) yang akan digelar 9 Juli depan.

Pintu ruko di lantai dasar terbuka. Masuk ke dalam terlihat tumpukan kotak yang telah disusun rapi. Siap diangkut. Tak ada orang di lantai ini.

Di pojok ada tangga untuk ada tangga untuk naik ke atas. Kesibukkan terlihat ketika menjejakkan kaki di lantai dua. Ada tiga ruangan di lantai ini. Di ruangan yang berukuran besar terlihat tumpukan kardus yang telah diikat. Sejumlah orang memilah-milah surat suara.

“Sudah rampung sebenarnya. Sudah di-packing semua. Ini sedang beberes dan mengecek saja siapa tahu masih ada yang kurang,” ujar seorang pria bertelanjang dada yang tengah mengecek data di layar laptop di atas meja di ruangan ini.

Pria itu memperkenalkan diri bernama Nizar. Ia mengaku mandor yang mengawasi pekerja di sini. Beberapa pria duduk di lantai menghitung surat suara.  Menurut Nizar, mereka mulai melipat surat suara sejak Senin.
Meski ruangan besar ini dilengkapi AC, masih terasa panas dan pengap.

Beberapa pekerja pria merokok di ruangan tertutup ini. Padahal, di dinding ruangan sudah dipasang pemberitahuan larangan merokok, makan dan minum di dalam ruang sortir dan pelipatan surat suara.

Nizar mengatakan tempat ini juga dipakai untuk gudang dan pelipatan surat suara pada pemilihan legislatif (pileg) lalu. “Ini untuk wilayah Jakarta Pusat saja,” ujarnya.

Ratusan ribu surat suara dan formulir-formulir selesai disortir dan dilipat hanya dalam bilangan hari saja. “Sekarang cuma satu (surat suara). Jadi lebih cepat,” ujarnya.

Pada pileg lalu, ada tiga surat suara yang harus disortir dan dilipat. Yakni surat suara untuk pemilihan DPR, DPRD provinsi dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Waktu penyortiran dan pelipatannya lebih lama.

Selain surat suara, Nizar dan kawan-kawan juga menyortir sejumlah formulir yang akan didistribusikan ke Tempat Pemungutan Suara (TPS). Itu pun sudah selesai. “Tinggal packing dan menunggu arahan selanjutnya,” kata Nizar.

Selama tiga hari, puluhan pekerja menyortir dan melipat 789.441 surat suara. Setelah selesai, surat suara akan didistribusikan ke delapan kecamatan di wilayah Jakarta Pusat. “Mungkin Jumat baru didistribusikan,” kata Nizar.

Pekerja penyortiran dan pelipatan surat suara berjumlah 50 orang. 30 di antaranya perempuan. Mereka bekerja di lantai dua ini. “Tidak ada yang menginap. Datang jam tujuh pagi dan maksimal pulang jam delapan malam,” ujar Nizar, Ruangan paling kecil di lantai dua ini dipakai sebagai ruang administrasi. Di dinding ruangan ini dipasang sepanuk bertuliskan.

“Posko Logistik Pemilu Tahun 2014 KPU Kota Adm Jakarta Pusat”. Di ruangan ini juga terdapat papan tulis putih (white board).

Di papan ini ditulis berbagai informasi yang berkaitan dengan penyortiran dan pelipatan surat suara. Misalnya pada Senin, tanggal 23 Juni surat suara yang sudah disortir dan dilipat sebanyak 194 ribu lembar. Hasil penyortiran menemukan 63 surat suara yang rusak. Informasi ini juga dicantumkan di papan tulis.  Hari berikutnya, Selasa 24 Juni dilakukan penyortiran 460.229 surat suara. Ditemukan 229 surat suara yang rusak. 

Ruangan ini juga menjadi tempat melepas lelah setelah bekerja. Puluhan perempuan beristirahat sambil ngobrol. Kamar mandi menjadi pemisah ruangan ini dengan ruang di seberang. Ruangan di seberang ukurannya lebih besar.

Menengok ke dalam terlihat deretan meja. Di atas setiap meja ada keramik. “Sebagai alas melipat, supaya rapi,” ujar Maryati. Perempuan mengenakan kaos warna biru ini mengaku diajak bekerja menyortir dan melipat surat suara.

Ruangan yang lantainya dilapisi karpet merah dilengkapi kipas angin untuk mengusir gerah.  “Ada 30 orang pekerja perempuan, berasal dari Cakung (Jakarta Timur), Kemayoran, Tanah Tinggi (Jakarta Pusat). Ya dari mana-mana,” ujar Maryati yang tinggal di Cakung ini.

Berapa upah menyortir dan melipat surat suara? Maryati belum tahu rupiah yang akan didapatnya dari pekerjaan ini.

“Sifatnya borongan. Setelah pekerjaan kelar baru dibayar,” ujarnya. Ia bekerja dari pagi hingga malam.

 Hari itu, para pekerja sudah bisa bersantai pada pukul 10 pagi. Semua surat suara sudah dilipat. Para pekerjaan perempuan belum beranjak dari tempat ini.

“Mau menunggu apa mau dibayar sekarang (honornya). Tadi saya telepon-telepon orangnya (pemborong), tidak diangkat. Katanya masih di KPU,” tutur Maryati.

Ia menghitung-hitung bisa memperoleh honor sekitar Rp 2 juta untuk bekerja selama tiga hari. “Ya bisa kurang juga,” ujarnya tersenyum.

Selain menunggu honor, para pekerja perempuan itu belum pulang lantaran diberitahu akan dipekerjakan lagi, menyortir dan melipat surat suara untuk wilayah Jakarta Timur.

“Katanya di sana lebih banyak yang mau dikerjakan dan jumlah orangnya banyak, dan kami juga akan ke sana,” kata Maryati.

Penyortiran dan pelipatan surat suara untuk wilayah Jakarta Timur dimulai Rabu, 25 Juni. “Masing-masing wilayah beda pemborongnya. Di sini (Jakarta Pusat) dengan di sana (Jakarta Timur). Tapi kami diminta ke sana juga,” kata Maryati.

Sehabis makan siang, Maryati dan kawan-kawan beranjak ke tempat penyortiran dan pelipatan surat suara Jakarta Timur. “Tidak dikasih makan,” katanya. Ongkos ke tempat bekerja baru itu juga ditanggung sendiri.

Tim Capres Diundang Saksikan Pemusnahan Surat Suara Rusak

Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman mengatakan, distribusi surat suara pilpres sudah mencapai 95 persen. Hanya dua provinsi yang belum rampung. Yakni Jawa Barat dan Jawa Timur.

Menurut Arief, distribusi surat suara di Jawa Barat baru 93 persen. Sedangkan Jawa Timur 98 persen. Ia menargetkan semua surat suara sudah dikirim akhir bulan ini.

Penyortiran dan pelipatan surat suara akan dilakukan di KPU kabupaten/kota. Juga pengepakannya. Lima hari sebelum hari pencoblosan sudah harus selesai. Setelah itu didistribusikan ke kecamatan-kecamatan.

“Saya ingin ini lebih cepat di kabupaten/kotanya. Nanti kabupaten/kota ke kecamatan sudah sangat dekat (waktu). Kalau dari pabrik ke kabupaten/kota itu mesti harus melalui pesawat, kapal, truk. Tapi kalau dari kabupaten/kota ke kecamatan itu mengirimnya bisa pakai mobil kecil,” ujarnya.

Mengenai temuan surat suara rusak, Arief mengatakan, pihaknya perlu memverifikasi terlebih dulu informasi yang masuk sebelum mengambil tindakan.
“Yang rusak itu harus disimpan dahulu untuk nantinya  dimusnahkan. Harus disaksikan KPU, Bawaslu, kepolisian. Apabila memungkinkan pasangan calon juga akan kami undang. Kalau kerusakan dari pabrik, mereka yang menanggung.

Kalau kerusakan dari kita, kita yang tanggung. Misalnya kerusakan pada saat dikirim kena banjir, itu kita yang tanggung,” terang Arief.

 Menurutnya, KPU telah mengirim surat suara ke sejumlah negara. Namun, dia mengaku belum tahu pasti hasil monitoring surat suara yang didistribusikan keluar ngeri.

“Sudah terkirim, hanya sampai kemana, kita belum monitoring. Tapi sudah keluar dari Indonesia semua,” katanya.

Bagaimana dengan logistik yang lain? Menurut Arief, semuanya sudah beres.  “Logistik yang lainnya, bahkan sudah lebih awal didistribusikan, seperti segel, tinta, hologram, formulir. Itu semua cetakan yang tidak perlu menunggu ditetapkannya pasangan calon. Kalau surat suara, mau tidak mau dicetak setelah pasangan calon ditetapkan,” pungkasnya. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA