Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Jokowi Dibuatkan Pointer, Prabowo Dilatih Rileks

Ngintip Persiapan Capres Hadapi Debat

Rabu, 25 Juni 2014, 08:38 WIB
Jokowi Dibuatkan Pointer, Prabowo Dilatih Rileks
Prabowo dan Jokowi
RMOL. Suasana di Sekretariat Tim Kampanye Nasional Jokowi-Jusuf Kalla di kantor bernomor 5 Jalan Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, tampak lengang, Senin lalu. Malam sebelumnya, Jokowi telah mengikuti debat sesi ketiga berhadapan dengan Prabowo. Tim yang yang membantu capres nomor urut dua ini menghadapi debat bisa santai sejenak.

Dalam susunan tim kampanye J­o­kowi-JK, tim debat dikoor­dinir Ma­ruarar Sirait, Akbar Fai­zal, Hel­my Faishal Zaini, Poem­pida Hi­da­yatullah dan Samuel Watti­me­na. Mereka tak terlihat nongol di se­kretariat ini sehari s­etelah debat.

Di halaman kantor terlihat be­berapa mobil parkir. Namun tak sampai berjubel. Masih banyak tempat kosong untuk parkir. Kenapa sekretariat tampak sepi?

“Lagi rapat di atas,” kata pe­tu­gas sekuriti yang berjaga di meja dekat pintu masuk kantor ini. Di pintu masuk samping ka­nan yang dijaga sekuriti itu, d­i­tempel pe­ngu­muman bahwa tim kampanye nasional sedang rapat tertutup.

Rencananya, masih ada sesi de­bat yang harus dijalani kedua pasangan capres-cawapres yang memperebutkan suara rakyat pada 9 Juli mendatang. Seperti sebe­lumnya, debat akan disiar­kan langsung stasiun televisi.

Nikolas Simanjuntak, tim ahli di sekretariat ini mengatakan, ada tim yang mempersiapkan materi kepada pasangan ini sebelum mengikuti setiap debat.

“Ada tim ekonomi, pertahanan dan luar negeri, hukum, politik dan lain-lainnya. Tim diisi oleh orang-orang pakar dan ahli di bidangnya masing-masing,” jelas Nikolas yang juga mengaku tim ahli DPR ini.

Tim debat bertugas m­engum­pul­kan semua materi yang ke­mung­kinan ada ditanyakan mo­de­rator, capres maupun cawapres rival. “Biasanya, tim saling ber­koordinasi, dan cari waktu be­r­temu untuk bahas isunya. Itu ten­tatif. Masing-masing bawa hasil analisis, dan memberikan semua masukan,” terang Nikolas.

Mendekati pelaksanaan debat, tim dikumpulkan Jokowi. “Tem­patnya bisa di mana saja. Bisa di Seknas, di kediaman Pak Jokowi atau tempat yang dipersiapkan tim,” ujarnya.

Tim debat membiarkan Jokowi memaparkan apa-apa saja pe­mikirannya mengenai suatu isu. Setelah itu tim memberikan ma­sukan, baik dari materi, analisa hingga penampilan.

“Tetapi dalam urusan gaya bicara, tim membiarkannya apa adanya. Tim tidak pernah me­nga­tur cara bicara atau style Pak Jo­ko­wi dalam menyampaikan pen­dapat dan debatnya,” ujar Nikolas.

Yang jadi perhatian utama tim dalam mempersiapkan debat ada­lah akurasi data. Jangan sampai salah menyampaikan data. Isu yang akan disampaikan dalam debat juga disusun.

“Dibuatkan pointer-pointer atau garis-garis besar yang akan dibicarakan dalam debat. Sebab, jika dibiarkan bicara lisan de­ngan waktu yang terbatas, bisa-bisa kebablasan dan tidak fokus. Ma­ka­nya dibuatkan pointer-poin­ter­nya,” jelas Nikolas.

Beberapa waktu lalu, sempat beredar di internet foto pasangan Jokowi-JK melakukan simulasi debat. Simulasi dipandu presen­ter Rosiana Silalahi itu. Lawan debat Jokowi-JK adalah Akbar Faizal. Di foto itu, Jokowi me­nge­nakan setelah jas hitam. Sementara JK berkemeja putih.

Di foto lain, Jokowi dan JK duduk bersama memperhatikan sesuatu. Pasangan ini dikeliling Rosiana, Anies Baswedan, bekas Menteri Lingkungan Hidup Sonny Keraf, Akbar Faizal dan mantan penyiar Metro TV San­drina Malakiano.

Sebelum mengikuti debat sesi ketiga yang berlangsung hari Ming­gu lalu, Jokowi mencari tem­pat yang relatif tenang untuk mempersiapkan diri. Pendalaman materi dilakukan di Puncak, Bo­gor. Dalam debat kali ini, Jo­kowi tampil sendirian menyampaikan visi-misinya di bidang politik in­ternasional dan ketahanan na­sional. Berhadapan dengan Pra­bowo Subianto.

Prabowo --yang dianggap sa­ngat paham tema ketahanan na­sional lantaran berlatar belakang militer-- ternyata perlu mem­per­siap­kan debat sesia ketiga. Sehari menjelang debat, capres nomor urut satu itu memutuskan libur kam­panye. Ini diakui Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani.

Kubu Prabowo memanfaatkan waktu untuk membuat sejumlah persiapan. Terutama, melakukan evaluasi dari pelaksanaan debat-debat terdahulu.

“Yang pasti di­siap­kan sebaik-baiknya. Tapi kalau dibilang khu­sus, tidak juga,” kata Muzani.

Lantas, di mana Prabowo mem­­persiapkan diri? Muzani ogah buka suara.
Sama seperti Jokowi-JK, pasa­ngan Prabowo-Hatta juga me­mi­liki tim debat dalam susunan tim kampanye nasional. Tim ini ber­ang­gotakan Didik J Rachbini, Hi­dayat Nur Wahid, Nurul Arifin dan Rizal Mallarangeng.

Ketua Bidang Strategi Tim Pe­menangan Prabowo-Hatta, Ro­ma­hurmuziy mengatakan, Pra­bowo menjalani pelatihan psi­kologis menghadapi debat ca­p­res.

“Persiapan psikis diperlukan dalam situasi di mana puluhan juta warga yang nonton debat itu,” kata Romy, sapaan Sek­retaris Jenderal PPP itu.

Ia mengatakan, Prabowo di­tuntun untuk tidak bersikap la­yak­nya sedang berada dalam de­bat akademik di ruang seminar. Prabowo harus menyisipkan sesuatu yang bersifat menghibur.

“Artinya, kemampuan me­la­ku­kan entertaining supaya lebih rileks. Gestur dan dik­si yang digunakan pada debat sebe­lumnya juga dievaluasi,” kata Rommy.

Menurut Romy, setiap akan di­gelar debat, tim yang be­rang­go­ta­kan akademikus dan pakar me­nyiapkan poin penting yang harus dipaparkan Prabowo ke­pada publik.

“Mereka berasal dari se­jumlah guru besar dari per­guruan ting­gi,” katanya tanpa mem­beber­kan identitas guru besar itu.

KPU: Format Debat Sudah Lebih Baik

Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyelenggarakan de­bat pasangan capres-cawapres sebanyak lima sesi. Lewat ke­giatan ini, masyarakat bisa me­ngetahui visi dan misi masing-masing calon di sejumlah bidang.

Bagi dua pasangan capres-cawapres, debat ini juga men­jadi kesempatan untuk meraup dukungan masyarakat yang me­nyaksikan lewat layar kaca. Sebab, debat disiarkan lang­sung stasiun televisi.

Debat pertama digelar pada Senin, 9 Juni. Temanya pemba­ngunan demokrasi, pemerintah yang bersih dan kepastian hu­kum. Debat disiarkan tiga stasiun TV, yakni SCTV, Indo­siar dan Berita Satu. Dalam de­bat itu, pasangan capres-ca­wa­pres tampil lengkap.

Debat kedua Minggu 15 Juni. Temanya pembangunan eko­nomi dan kesejahteraan so­sial, Disiarkan Metro TV dan Bloom­berg TV. Kedua pasa­ngan cap­res-cawapres juga tampil leng­kap.

Hari Minggu, debat sesi ketiga digelar. Temanya politik internasional dan ketahanan nasional. Disiarkan TV One dan ANTV.

Debat sesi keempat akan digelar Minggu, 29 Juni. Tema­nya pembangunan sumber daya manusia dan Iptek. Disiarkan tiga televisi yang bernaung di ba­wah MNC Grup: RCTI, MNC TV dan Global TV.

Putaran terakhir debat akan dilangsung pada Sabtu, 5 Juli 2014. Capres-cawapres akan diadu visi-misi mereka di bi­dang pangan, energi dan ling­ku­ngan. Debat disiarkan TVRI dan Kompas TV.

Usai debat sesi ketiga yang dilangsungkan Minggu, Ketua KPU Husni Kamil Manik me­ngatakan, kegiatan ini men­da­pat apresiasi dari kedua kubu pa­sangan capres-cawapres. Pe­laksanaannya dianggap sudah lebih baik. “Karena itu, format­nya dipertahankan, tapi tetap ada perbaikan,” jelasnya.

Proses evaluasi debat tidak akan menunggu waktu lama. Be­gitu debat ketiga selesai, KPU langsung melakukan eva­luasi. “Kami berupaya m­em­per­baiki kualitas setiap tahap de­bat capres,” ujarnya.

Direktur Eksekutif Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi (Sigma), Said Salahuddin me­nya­rankan sebaiknya KPU mem­batalkan penyelenggaraan de­bat capres-cawapres tanggal 5 Juli depan. Ka­laupun tetap dilaksanakan, maka debat ter­sebut harus di­nya­takan bukan bagian dari pe­nyelenggaraan debat se­ba­gai­mana ketentuan Pasal 39 ayat (1) UU 42/2008 tentang Pemi­lihan Umum Presiden dan Wa­kil Presiden (Pilpres).

Menurut Said, penyeleng­ga­ra­an debat capres-cawapres se­sungguhnya memang bukanlah suatu keharusan menurut ke­tentuan Pasal 38 ayat (1) UU Pil­pres. Dalam pasal itu hanya dikatakan bahwa kampanye capres-cawapres dapat dilak­sa­na­kan melalui debat pasangan calon. Dengan frasa dapat me­nunjukan sifatnya fakultatif.

Tetapi ketika KPU me­mu­tus­kan untuk menyelenggarakan de­bat, lembaga itu secara hu­kum terikat ketentuan Pasal 39 ayat (1) yang mengatur debat pasangan calon harus dilak­sa­nakan sebanyak lima kali de­ngan ketentuan tiga kali untuk untuk capres dan dua kali un­tuk cawapres.

“Bunyi pasal dan penjelasan Pasal 39 ayat (1) itu sama sekali tidak multi-tafsir. Bunyinya sa­ngat tegas sehingga tidak bisa di­tawar-tawar lagi oleh KPU. Pengabaian terhadap ketentuan tersebut jelas merupakan ben­tuk pelanggaran terhadap un­dang-undang yang berimplikasi pada pengenaan sanksi,” ung­kap Said, sambil menegaskan bahwa ketentuan UU tidak bo­leh didistorsi hanya karena ada kesepakatan bersama antara KPU dengan masing-masing tim pasangan calon.

“KPU dan masing-masing tim pasangan calon boleh saja membuat suatu kesepakatan ter­tentu. Tetapi kesepakatan itu ti­dak boleh melanggar ketentuan Undang-Undang.
Adalah keke­liruan yang sangat serius jika KPU kemu­dian menyeleng­garakan lima kali debat dengan format dua  kali debat antar Capres, satu kali debat antar Cawapres, dan dua debat untuk capres-ca­wa­pres,” beber Said.  ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA