Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Diangkut Truk Bak Terbuka, Bilik Suara Tidak Dibungkus

Logistrik Pilpres Mulai Dikirim Ke PPS

Jumat, 20 Juni 2014, 09:10 WIB
Diangkut Truk Bak Terbuka, Bilik Suara Tidak Dibungkus
ilustrasi
rmol news logo Truk kuning memasuki kantor Kelurahan Grogol Utara di Jalan Kemandoran 1, Jakarta Selatan.  Di halaman kantor, sopir memutar kemudi. Kendaraan bak terbuka itu dimundurkan hingga mepet ke teras. Setelah posisinya pas, mesin truk dimatikan.

Pintu bak di belakang dibuka. Truk itu mengangkut tumpukan kardus cokelat. “Ini adalah kardus untuk bilik suara,” kata Budi, Ke­tua Panitia Pemungutan Suara (PPS) Kelurahan Grogol Utara.

Mulai 2014, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggunakan bi­lik suara dari kardus. Biaya pem­buatannya dinilai murah diban­ding dari aluminium. Selesai di­pakai langsung dibuang se­hing­ga tak perlu tempat penyimpanan.

Pengangkutan logistik dengan truk bak terbuka ini cukup riskan. Pasalnya, beberapa hari terakhir, cuaca di ibukota tak menentu. Pagi hingga siang panas.

Men­je­lang sore cuaca berubah m­en­dung. Kadang hujan turun sangat deras. Bilik suara ini bisa rusak ter­kena hujan.

Bilik suara yang dikirim ke Ke­lurahan Grogol Utara Kamis lalu (20/6) itu akan digunakan da­lam pemilihan presiden dan wakil pre­siden (pilpres) 9 Juli men­da­tang. Mendekati hari pe­n­cob­losan, bilik suara dibagian ke tem­pat pemungutan suara (TPS) yang ada di wilayah kelurahan ini.

Sepuluh orang menghampiri truk pengangkut bilik suara. Se­orang anggota Satpol PP dengan handy talkie di pinggangnya me­ngawasi bongkar muatan itu. Satu per satu tumpukan kardus bilik sua­ra diturunkan.

Kardus yang akan dipakai se­bagai bilik suara itu berbentuk per­segi panjang. Kardus ini akan di­tekuk menjadi tiga bagian, mem­bentuk huruf U. Di TPS, kardus ini akan ditaruh di tempat pencoblosan dengan posisi ber­diri. Tujuannya agar orang tak bisa melihat pemilih ketika men­coblos kertas suara.

Ketika diturunkan dari truk, bilik suara dari kardus itu terlihat tak dibungkus. Hanya diikat de­ngan selotip bening agar tak be­ran­takan. Tiga pekerja bergantian mengangkut bilik suara ke aula di lantai tiga. Tumpukan bilik sua­ra ditaruh di atas kepala dan ping­girannya dipegang dengan kedua tangan.

Di lantai tiga ini juga terletak sekretariat PPS Kelurahan Gro­gol Utara. Hampir di semua dae­rah, sekretariat PPS menumpang di kantor kelurahan maupun desa.

Menengok ke aula yang dihiasi ornamen Betawi itu, terlihat tum­pukan kotak suara dari al­u­mi­nium. Kotak suara ditumpuk me­rapat ke jendela aula. Tujuh puluh kotak suara itu sudah selesai dirakit dan siap didistribusikan ke TPS menjelang hari pencoblosan.

Kotak suara itu terbuat dari aluminium. Sejak 2004, KPU meng­gunakan kotak suara dari aluminium. Terbuat dari alumi­nium, kotak suara ini bisa dipakai berulang kali lantaran tak gam­pang berkarat.

 Juga lebih ringkas ketika akan disimpan setelah dipakai, ke­tim­bang kotak suara dari kayu yang digunakan pada pemilu-pemilu sebelumnya. Dinding kotak suara bisa dicopot hingga hanya tersisa lempengan-lempengan alu­mi­ni­um sehingga tak makan ba­nyak tempat untuk menyimpannya.

Setiap kotak suara terdiri dari enam lempengan aluminium. Empat untuk dinding. Dua lagi un­tuk penutup bawah dan atas. Untuk menyusun menjadi kotak suara, lempengan-lempengan itu disatukan dengan sekrup. 

“Kotak suara sudah beres se­mua. Kami sudah mengecat dan merakit kemudian menyusun dan menyimpannya di lantai tiga. Ini sekarang menyusul kertas kardus untuk bilik suara nanti,” kata Budi. Bilik suara yang baru tiba itu lalu ditumpuk di samping kotak suara.

Menurut Budi, PPS Grogol Uta­­ra baru menerima kotak suara, bilik suara dan formulir A5. “Lo­gis­tik lainnya belum ada,” katanya.

Untuk pelaksanaan pe­mu­ngu­tan suara, di setiap TPS harus ter­sedia kotak suara, bilik suara, ker­tas suara, formulir-formulir, am­plop dan segel.

Beranjak ke Sekretariat PPS, terlihat pintu ruangannya tertutup rapat dan dikunci. Di mana para anggota PPS bekerja? Di bela­kang kantor kelurahan yang be­r­lantai tiga itu terdapat sejumlah rua­ngan berderet. Di salah satu rua­ngan inilah anggota PPS bekerja.

Pintunya terbuka. Sejumlah orang terlihat di dalamnya. Se­orang perempuan terlihat sedang memencet-mencet tombol key­board laptop. “Sehari-hari akti­vitas kebanyakan dilakukan di sini. Sebab di lantai 3 cukup lelah naik turunnya,” ujar perempuan ber­nama Nining. Ia mengaku diminta membantu di sekretariat PPS ini.

“Di sini juga lebih tertata dan ter­sedia camilan, kopi dan ma­ka­nan-makanan kecil bagi petugas yang beraktivitas,” jelas Nining sembari menawarkan kopi.

Hari sudah menjelang sore. Me­reguk kopi bisa mengusir kan­tuk para petugas PPS yang tengah memelototi data pemilih di ke­lu­rahan ini.

190 Juta Surat Suara Selesai Dicetak
Digarap Tujuh Perusahaan
Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyatakan, surat suara pe­milu presiden 2014 telah sele­sai dicetak. Jumlah surat suara se­suai daftar pemilih tetap (DPT) Pilpres sebanyak 190 juta ditam­bah dua persen setiap tempat pe­mungutan suara (TPS).

“Hari ini batas semua surat suara selesai diproduksi sesuai jum­lah DPT plus dua persen per TPS. Kami target 28 Juni se­mua­­nya sudah selesai did­is­tri­bu­sikan baik dalam dan luar ne­geri,” kata Ketua KPU Husni Ka­mil Manik, di kantor KPU, Ja­karta, Jumat (20/6).

Pendistribusian hingga KPU kabupaten/kota, menurut Husni, merupakan tanggung jawab peru­sahaan percetakan. Distribusi hing­ga kecamatan, kelurahan, dan TPS menjadi tugas KPU Ka­bupaten/Kota.

Distribusi surat suara pada pemilu legislatif 2014 kemarin, lanjut dia, menjadi evaluasi untuk pendistribusian surat suara pil­pres. KPU memastikan akan me­nekan jumlah surat suara rusak, hingga surat suara yang terlambat didstribusikan.

“Kami menekankan cara kerja internal KPU, sudah kami titik­beratkan dalam materi bimbingan teknis kepada seluruh jajaran di ba­wah. Agar mereka disiplin dan memastikan surat suara sampai ke TPS dengan aman dan tepat,” ujar Husni.

Pencetakan 14 paket surat suara dikerjakan tujuh perusa­ha­an perusahaan. Yakni PT Pura Baru Utama (1 paket), PT Gra­me­dia (4 paket), PT Temprina (3 paket), PT PT Temprint (2 paket), PT Seni Budaya (2 paket), dan CV Adi Perkasa (2 paket).

Surat suara akan didis­tri­bu­si­kan perusahaan percetakan hing­ga ke KPU kabupaten/kota paling lambat 27 Juni 2014. Selanjutnya, KPU akan menyortir dan men­dis­tribusikan ke TPS mulai 28 Juni hing­ga 8 Juli 2014.

Dikirim Ke TPS Sehari Sebelum Pencoblosan
Logistik Pilpres Disimpan Di Kelurahan

Anggota PPS Kelurahan Gro­gol Utara, Syaiful Anwar me­ngatakan logistik untuk pil­pres yang diterima pihaknya akan disimpan di aula kantor ke­lurahan. Tempat penyim­panan itu akan dijaga. “Itu wi­layah steril. Dijagain amanlah,” ujarnya.

Pengamanan bukan hanya oleh PPS saja. Tapi juga diban­tu anggota Satpol PP. Di ha­la­man kantor Kelurahan Grogol Utara ini terlihat mobil patroli Satpol PP parkir. Proses bong­kar muat logistik pilpres hingga pe­nyimpanannya juga diawasi ang­gota Satpol PP.

Logistik akan disimpan di sini sampai ada perintah untuk mendistribusikannya ke TPS. Biasanya, pendistribusian ke TPS dilakukan sehari sebelum pencoblosan. Pendistribusian dikawal anggota Linmas.  â€Ya di sini sampai H-1, dipastikan

sudah siap semualah,” ujar Syaiful.

Sambil menunggu kiriman logistik lainnya, anggota PPS menyisir lagi data pemilih pil­pres. Di teras kantor Kelurahan Grogol Utara dipajang Daftar Pemilih Sementara Hasil Per­baikan (DPSHP). Ribuan nama pemilih dicantumkan di kertas yang ditempel memenuhi pa­pan dari kayu.

“DPT (Daftar Pemilih Tetap) sudah oke. Untuk DPT tam­bahan belum ada perintah ke kami,” kata Budi, Ketua PPS.

Ia menjelaskan jika ada pe­milih tambahan harus melapor ke PPS paling lambat 10 hari sebelum hari pencoblosan. “Se­perti yang baru lulus sekolah se­ba­gai pemilih pemula, warga yang berpindah, dan atau warga yang meninggal dunia, semua ha­rus didata ulang,” kata dia.

Pemilih yang ingin pindah tem­pat pencoblos, diminta se­gera melapor ke PPS. Mereka nanti akan diberi formulir A5. Formulir itu harus didaftarkan lagi ke PPS dan TPS dimana pemilih akan mencoblos.

“Sudah ada beberapa orang yang menanyakan mau pindah saat pilpres. Ya silakan, sebab sekarang sudah bisa mengurus formulir A5,” ujar dia.

Jumlah pemilih untuk pilpres di kelurahan ini meningkat di­banding pada pemilihan legis­latif (pileg). Pada pileg 9 April jum­lah pemilih 36.577 orang. Un­tuk pilpres 36.902 orang.

Pada pileg 9 April, pemilih tersebar di 86 TPS. Untuk pil­pres dikurangi menjadi 67 TPS. Tiga TPS lagi untuk anggota PPS. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA