Para pekerja itu diburu waktu untuk
mengemas dan mengirimkan semua paket itu. Sebab, mulai Selasa semua
pengiriman kargo via udara sudah dihentikan. Pesawat kargo dilarang
beroperasi. Bandara dan lalulintas udara diperuntukkan bagi
pesawat-pesawat yang mengangkut pemudik.
Pengiriman paket lewat
jalur darat lebih dulu dihentikan. Pemerintah menetapkan mulai H-7
truk-truk barang dilarang melintas di jalur Pantura. Hanya kendaraan
pemudik dan bus-bus penumpang hanya boleh melintas di jalur itu.
Menjelang
Lebaran, pengiriman paket meningkat drastis. “Ada peningkatan sekitar
30 persen,†ujar Erman Ganda Permana, Senior Manager Cipaganti Cargo.
Menurut
dia, pengiriman paket dilakukan perorangan maupun corporate.
“Pengiriman yang sifatnya personal kebanyakan mengirim parsel. Sedangkan
pengiriman dari corporate atau perusahaan kebanyakan mengirimkan
fashion, yakni seperti bahan kain atau baju, sepatu dan produk-produk
perusahaan mereka,†jelas Erman.
Pria bertubuh gempal dengan
kumis hitam tebal itu menjelaskan, selain pengiriman parsel dan produk
perusahaan, perusahaannya memaketkan kendaraan bermotor roda dua yang
dikirim menggunakan kereta api.
“Namun jumlahnya tidak terlalu
banyak. Itu mungkin karena pemerintah menggelar mudik bareng dengan bus,
kemudian para pemudik akan mempergunakan motornya di kampung. Ini
mengurangi kecelakaan saat berkendara mudik,†jelas Erman.
Lantaran
adanya pelarangan truk barang dan pesawat kargo beroperasi, Erman
menolak order pengiriman barang. “Barang-barang yang sifat waktunya
mepet dan jaraknya lumayan jauh, ya agak sulit melakukan pengiriman
dengan segera. Sebab, pengiriman lewat jalur darat saja sudah
diperingatkan bahwa H-7 sudah dibatasi dan ditutup. Kalau pengiriman via
udara H-4 ditutup. Kargo tak mau menerima pengiriman barang. Sebab,
pesawat diprioritaskan untuk penumpang. Lagi pula para pekerja sudah
pada libur,†jelasnya.
“Daripada tak tepat waktu atau malah
terkatung-katung, lebih baik kami tidak menerima pengiriman. Sebab nanti
pasti tak enak kepada para pelanggan bila barangnya tiba tak tepat
waktu,†imbuh Erman.
Perusahaannya, lanjut Erman, banyak menerima
jasa pengiriman barang dari perusahaan yang harus dikirimkan dalam
waktu yang singkat. Menjelang Lebaran, perusahaan-perusahaan itu mendrop
barang-barang dan bingkisan-bingkisan produknya ke daerah-daerah untuk
kebutuhan penjualan.
“Mereka selalu membuat event-event di
daerah, sehingga barang-barang itu harus segera tiba untuk dipersiapkan
dan dibagikan pada saat jelang lebaran,†jelasnya.
Pada hari
biasa, pengiriman barang via udara bisa sampai dalam satu hari. Jelang
Lebaran, pengiriman barang baru tiba di tujuan setelah empat hari. Itu,
kata Erman, lantaran perusahaan jasa pengiriman harus antre memasukkan
paket ke pesawat. Sebab, maskapai lebih mengutamakan mengangkut
penumpang.
Walaupun begitu, menurut Erman, pihaknya tak ingin
mengecewakan konsumen yang menggunakan jasa perusahaannya. “Ya budget
pengiriman bertambah, tenaga dan waktu juga menjadi risiko kita. Belum
lagi komunikasi dengan pelanggan sering bermasalah karenanya. Ya itu
risiko,†ujarnya.
Ia mengungkapkan, ada pelanggan marah-marah
karena barang yang dikirim telat tiba di tempat tujuan. “Mereka tidak
mengetahui bahwa waktu dan kuota pengiriman dibatasi terutama saat
Lebaran. Pelanggan kan maunya semua barangnya terkirim tepat waktu,
segera dan lengkap. Ya itulah tantangan yang harus kami hadapi,†ujar
Erman sembari tersenyum.
Agar barang bisa sampai tepat waktu,
Erman mengungkapkan, perusahaannya perlu mengeluarkan biaya ekstra. Dia
mencontohkan, salah satu perusahaan produsen makanan pelanggannya hendak
menggelar kegiatan di Lampung.
Paket makanan yang hendak dikirim
cukup banyak dan harus segera tiba di tempat tujuan sebelum Lebaran.
“Mau tak mau ya harus keluar extra cost agar tepat waktu,†kata Erman.
Pengiriman
barang via jalur darat masih bisa dilakukan hingga H-1 Lebaran. “Itu
pun tetap koordinasi dengan pihak-pihak terkait termasuk kepolisian.
Namun, terkadang pelanggan maunya segera dan secepat mungkin,†katanya.
Selain
hari raya Lebaran, pengiriman barang dan parsel juga meningkat pada
hari-hari besar lainnya, seperti Hari Natal dan akhir tahun. “Tetapi
titiknya tertentu saja, misalnya ke Medan dan ke Manado. Hari Natal
membludak pengiriman barang ke sana. Kalau Lebaran kan ngos-ngosan,
karena hampir semua daerah butuh pengiriman barang cepat,†jelas Erman.
Tambah Armada & Sewa Kargo Di Bandara
Bagaimana
dengan pengiriman barang lewat perusahaan jasa pengiriman PT Tiki JNE?
â€Saat ini, paket trucking melalui darat umumnya mengalami peningkatan
cukup tajam.
Khususnya untuk jenis pengiriman berupa motor ke
seluruh Pulau Jawa, kenaikannya bisa 30-40 persen. Untuk semua jenis
barang seperti mebel, barang-barang berat lainnya naik 5 persen,†ujar
Visi Firman, Corporate Communications Manager PT Tiki JNE.
Sebaliknya,
pengiriman paket dokumen justru mengalami penurunan meski paket ekspres
masih terlihat stabil. Untuk itu, JNE memfokuskan pada jasa trucking
yang mengalami lonjakan cukup tajam. Visi menghitung, H-13 dan H-1
adalah puncak permintaan pengiriman barang.
Untuk permintaan
tahunan yang membludak ini, JNE sudah mulai mempersiapkan 2 bulan
sebelum Lebaran. Mulai dari penambahan armada, sumber daya manusia, dan
sistem block (ruang) di Bandara Soekarno Hatta.
Semua pengiriman
via Tiki JNE pengiriman untuk semua tujuan terakhir tanggal 31 Juli
2013. Mulai tanggal 1 hingga tanggal 5 Agustus hanya untuk wilayah
Bandung, Purwakarta, Karawang dan Jabodetabek.
Untuk pengiriman
tujuan Medan, Pontianak, Banjarmasin dan daerah lain yang harus transit
melalui kota-kota tersebut mulai 25 Juli 2013 akan ada keterlambatan
untuk paket ONS 2-3 hari. Sedangkan reguler tidak akan tepat karena
banyak pengiriman.
Kantor Pos Masih Buka Hingga H-1Pengiriman Paket BarangPengiriman
barang menjelang hari raya Lebaran dengan menggunakan jasa Kilat Khusus
dan Pos Express di area Jabodetabek juga mengalami peningkatan sebanyak
30 persen hingga awal Agustus ini.
“Kilat Khusus naik 25 persen
dan Pos Express 30 persen dari periode tahun lalu,†kata Humas dan
Protokoler Area 4 PT Pos Indonesia Atjep Djuanda.
Saat ini,
kiriman di Kantor Pos Pusat di Lapangan Banteng, Pasar Baru, Jakarta,
mencapai 40.000 paket dalam sehari untuk area Jakarta, Bogor, Depok, dan
provinsi Banten. Paket-paket itu merupakan kiriman di dalam maupun di
luar Pulau Jawa.
Kiriman terbanyak berasal dari pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan wilayah Indonesia Timur.
Atjep
mengatakan, tidak ada kenaikan tarif selama Lebaran. Untuk jasa
pengiriman barang di PT Pos Indonesia, dihitung berdasarkan massa per
kilo dan zona pengiriman barang.
Selain jasa pengiriman barang, jasa pos lainnya yang meningkat adalah wesel pos instant. Peningkatannya mencapai 40 persen.
Atjep
mengatakan, pelayanan Kantor Pos Lapangan Banteng akan beroperasi
hingga H-1 Idul Fitri. “Saat hari raya, kantor pos tidak buka tetapi
operasional terus berjalan,†tambahnya.
PT Pos Indonesia mencatat peningkatan pengiriman barang hingga 300 persen atau tiga kali lipat dibandingkan hari biasa.
Direktur
Surat dan Paket PT Pos Indonesia Ismanto mengatakan, pengiriman barang
di hari biasa hanya berkisar 60 ton per hari. Saat menjelang Lebaran,
pengiriman barang lewat Pos akan mencapai 180 to per hari.
â€Semakin mendekati Lebaran semakin bersifat prioritas, dia pasti pakai kilat khusus,†ucap Ismanto.
Namun,
perusahaan pelat merah ini mengaku siap melayani pengiriman barang
Lebaran. Perusahaan juga telah menyiapkan beberapa strategi pengiriman
agar barang tidak terlambat sampai tujuan.
“Kita siap secara operasional, bagaimana mengatasi lonjakan kalau Lebaran meningkat 3 kali lipat,†tambahnya.
Salah
satu strategi yang disiapkan Pos Indonesia adalah dengan melakukan full
setting, termasuk penggunaan armada pengangkut. Sebagai perbandingan,
pada hari biasa mereka menggunakan 1 armada, untuk Lebaran akan ditambah
2 sampai 3 armada.
Begitu juga dengan penerbangan yang masuk
jadwal tersibuk, Pos Indonesia akan menambah penerbangan dengan sistem
langsung dari kota pengiriman menuju kota tujuan.
â€Yang dari Bandung misalnya, nnggak lewat Jakarta tapi langsung, jadi operasionalnya disiapkan,†kata Ismanto.
Aktivitas
pengiriman untuk domestik lebih didominasi di pulau Jawa sebanyak 80
persen, lalu Sumatera dan provinsi lainnya. Sedangkan untuk luar negeri,
Jakarta dan Bali cukup besar dibanding provinsi lain. Dan untuk negara
tujuan, lebih banyak di negara-negara Asia.
“Di barang paketan
Anda sebaiknya disisipkan nomor telephone. Sebab, meski alamat yang
dituju sudah benar, namun terkadang rumah tersebut kosong atau tidak
ditempati lagi,†tutupnya. [Harian Rakyat Merdeka]