Demikian saran dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, Alfons Bunga Naen menanggapi penundaan UN SMA di Nusa Tenggara Timur tahun ajaran 2013 ini.
"Ini untuk menghindari kemacetan saat melakukan penyaluran yang berdampak kepada penundaan UN sebagaimana yang terjadi saat ini," kata Alfons di Kupang.
Dia mengatakan, penundaan UN yang sudah terjadwal sebelumnya secara nasional, akan sangat mengganggu stabilitas psikologis siswa dalam menghadapi ujian akhir tersebut. Karenanya ia mengusulkan agar materi UN bisa dicetak sendiri oleh masing-masing provinsi. Hal ini pernah dilakukan sebelumnya dan tidak pernah mengalami kendala.
Dia menilai, pengambialihan pencetakan materi UN yang terpusat, dalam dua tahun ajaran terakhir sesungguhnya tidak perlu dilakukan oleh pemerintah.
"Ini yang kita sayangkan, ternyata membawa dampak buruk bagi pelaksanaan dan jadwal UN itu sendiri, serta mengganggu psikologis siswa," katanya.
Kondisi ini bisa jadi preseden buruk. Sebab, jika hasil UN untuk NTT dan 10 provinsi lainnya menempati hasil terbaik, akan ada penilaian 'miring' karena kondisi penundaan itu.
Begitu pun sebaliknya, jika hasilnya kurang memuasakan, akan ada penilain buruk, berkaitan dengan tingkat akademik seluruh siswa di 11 provinsi itu.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggeser jadwal ujian di sebelas provinsi kawasan Indonesia Tengah menjadi Kamis (22/4) yang awalnya mulai Senin esok (15/4). Kesebelas provinsi itu adalah Kalimantan Selatan, Kalimatan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Gorontalo dan Sulawesi Barat.
[ant/wid]
BERITA TERKAIT: