“Tabulasi ini akan kita serahÂkan ke tim seleksi,†kata Lia yang menjadi operator pendataan penÂdaftar lelang jabatan.
Tabulasi itu tak menampilkan nama pendaftar. Identitas penÂdafÂtar hanya ditunjukkan dengan urutÂan angka Nomor Registrasi Kepegawaian (NRK) dan Nomor InÂduk Pegawai (NIP). Setiap peÂgawai negeri sipil (PNS) di PemÂprov DKI memiliki kedua nomor identitas ini.
Kemarin, Pemprov DKI meÂmuÂlai proses lelang jabatan caÂmat dan lurah. Proses diawali dengan penÂdaftaran. Pegawai yang berÂminat mengisi jabatan itu melaÂkuÂkan pendaftaran secara online di situs
jakgov.jakarta.go.id.Begitu situs dibuka, pendaftar diminta login dengan memaÂsukÂkan NRK dan NIP.
Setelah haÂlamÂan terbuka, pendaftaran diÂminta memasukkan biodata di koÂlom-kolom. Mulai dari nama, pendidikan terakhir, diklat yang pernah diikuti hingga jabatan yang diincar.
“Program langsung diproses secara otomatis, pendaftaran diteÂrima atau gagal. Kalau gagal, pasÂti ada data yang belum diÂmasukkan oleh pendaftar,†jelas Eva, operator lainnya.
Para operator itu tak hanya bertugas melakukan pendataan, tapi juga membantu mereka yang gagal mendaftar. Lia mengaÂtaÂkan, mereka yang gagal menÂdafÂtar kaÂrena lupa mengisi data jenÂjang pendidikan, dan program diklat. “Tapi langsung di-save,†ujarnya.
Akibatnya, data yang dimasukÂkan tak bisa diproses dan diangÂgap gagal mendaftar. Mereka yang gagal mendaftar diberi keÂsemÂpatan 1x24 jam untuk memÂperÂbaiki data. Pendaftar bisa mengÂhubungi nomor telepon atau meÂngirim pertanyaan kepada panitia lewat email.
“Yang nelepon banyak, ada sampai 20 orang yang telepon. Kalau
e-mail, kita langsung balas juga. Tidak ada yang datang ke kantor,†ujarnya Lia.
Eva menambahkan, pegawai yang sudah berhasil mendaftar bisa mencetak bukti pendaftaran. Lembaran bukti pendaftaran itu akan untuk mengikuti tes.
Pegawai negeri di jajaran Pemprov DKI yang berminat jadi caÂmat dan lurah cukup banyak. HingÂga pukul 15.36 WIB kemaÂrin, jumlah pendaftar mencapai 316 orang. Dengan rincian, 213 orang mendaftar untuk posisi lurah dan 103 orang posisi camat.
Lia dan kawan-kawan bekerja di Ruang Rapat 2 Badan KeÂpeÂgawaian Daerah (BKD) DKI Jakarta. Badan itu berkantor di lantai 20 gedung Balaikota Jalan Medan Merdeka Selatan.
Di pintu masuk ruangan dipaÂsang tulisan “Sekretariat Seleksi TerÂbukaâ€. “Baru hari ini gunakan Ruang Rapat Dua. BKD kalau mau rapat, pakai ruangan lain,†kata Lia sambil menunjuk ruangÂan yang berjarak 10 meter dari situ.
Walaupun dipakai untuk temÂpat kerja Sekretariat Seleksi, ruangÂan itu tak diubah. Meja panÂjang berukuran 2x4 meter dengan diÂbalut taplak kain berwarna biru, tepat di tengah ruangan. Di balik meja, terdapat sekitar 10 kursi yang melingkar.
Para operator bekerja di meja ini. Mereka dilengkapi laptop unÂtuk mendata pendaftar. ProyekÂtor dan layar yang ada di ruangan rapat dipakai untuk menampilÂkan tabulasi pendaftar. Operator juga dilengkapi telepon untuk meÂlaÂyani pegawai yang gagal menÂdaftar.
Slamet, Kepala Bidang KeÂpeÂgawai BKD DKI terlihat meÂmanÂtau para operator. Ia kerap bertaÂnya mengenai perkemÂbangan jumlah pendaftar.
Menurut dia, sejak Gubernur Joko Widodo meluncurkan proÂgram lelang jabatan, pihaknya langsung menyiapkan operator untuk menangani pendaftaran secara
online.
“Sebenarnya kita ada lima peÂgawai, yang dua tugasnya meÂngontrol secara garis besar proÂgram. Nah, Lia, Eva, dan Berli ini memantau secara teknis,†kata Slamet.
Proses pendaftaran tak akan menyulitkan pegawai yang berminat jadi camat dan lurah. Pasalnya, desain situs tempat pendaftaran dibuat sesederhana mungkin. “Kamis dan Jumat kemarin kita sosialisasi, yang diundang pejaÂbat atau pegawai yang berpotensi ikut seleksi. Kita jelaskan cara mengÂgunakan sistem gambar samÂpai detail, dari masukin NIP sampai isi biodata dan di-
print,†terang Slamet.
“Alhamdulillah keluhan penÂdaftar minim. Khusus seleksi adÂministrasi, kita bantu mereka meÂmasukkan data sampai berhasil. KaÂlau sudah tes komÂpetensi, silaÂkan berjuang masing-masing,†tambahnya.
Slamet menjelaskan, ada empat tahapan yang harus dilalui mereÂka yang berminat jadi lurah dan camat. Yaitu, pendaftaran admiÂnisÂtrasi, kompetensi bidang, maÂnajerial, dan kesehatan. Kesemua tahapan itu, dilakukan mengÂgunakan sistim gugur.
“Kesempatan ini terbuka bagi PNS yang sudah terpenuhi syarat-syaratnya. Jadi nggak ada wakil camat pasti jadi camat, dan wakil lurah langsung naik jadi lurah. Semua harus melalui seleksi terÂbuka,†katanya.
Adapun syarat untuk jadi lurah yakni usia paling tua 52 tahun, pangkat paling rendah IIIC dan paling tinggi IIID, pendidikan paling rendah S1. Semua unsur penilaian prestasi kerja paling kurang bernilai baik dalam dua tahun terakhir, tidak sedang menÂjalani hukuman disiplin, dan tidak berstatus sebagai tersangka.
Kemudian, sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan suÂrat keterangan sehat dan bebas narÂkoba dari rumah sakit pemeÂrinÂtah yang ditunjuk. Terakhir, buÂkan merupakan pejabat fungÂsional yang berasal dari rumpun pendidikan dan kesehatan.
Syarat untuk jadi camat tak jauh berbeda. Yang membedakan haÂnya keÂpangÂkatannya saja. PeÂlamar berpangkat minimal IIID, telah meÂngikuti Pendidikan dan PelaÂtihan Kepemimpinan Tingkat IV, kecuali yang menduduki jaÂbatan fungÂsional. Kemudian, menduÂduki jabatan eselon IVA atau eselon IIIB, kecuali yang menÂduduki jabatan fungsional .
“Jangan Malu Mendaftar, Kita Kompetisi Sajaâ€Wakil Camat Kebayoran LaÂma, Jakarta Selatan Endang EffenÂdi mengaku telah menÂdaftar jadi peserta lelang jaÂbatan. Ia mengincar posisi camat.
“Barengan sama kepala Seksi Pembangunan. Ia ikut daftar karena sudah eselon IV. Saya bilang di sini jangan malu-maÂlu kalau mau daftar. Jangan ada rasa nggak enak, kita komÂpetisi saja,†kata Effendi.
Ketika proses pendaftaran menÂdaftar, Effendi tidak meneÂmui kesulitan dalam memaÂsukÂkan data. Situs tempat penÂdaftaran bisa dibuka dengan muÂÂdah. Ia lalu memasukkan NoÂmor Registrasi KepegaÂwaian (NRK) dan Nomor Induk PeÂgawai (NIP), nomor ijazah pendidikan terakhir, hingga peÂngalaman mengikuti diklat.
Usai mengisi semua data yang diminta, Effendi menÂdaÂpat nomor urut pendaftaran dan lokasi ujian tertulis. “Saya dafÂtar jam empat. Dapat nomor 104 dan akan tes di Jakarta PuÂsat. Tapi tempat pasti dan tangÂgalnya belum dapat. PemÂberiÂtaÂhuannya nanti lewat email,†terang Effendi.
Secara hierarki jabatan, dia tinggal selangkah lagi menjadi camat. Sejak ada Gubernur DKI Jokowi melelang jabatan caÂmat dan lurah, Effendi tak bisa langsung menduduki poÂsisi itu. Ia perlu mengikuti seÂleksi lagi.
Proses pendaftaran
online ini berlangsung hingga 22 April. Selanjutnya pada 24-25 April dilakukan seleksi administrasi. Hasilnya diumumkan keesokan harinya.
Setelah proses seleksi admiÂnisÂtrasi, memasuki tahap satu komÂpetensi bidang, yaitu tes terÂtulis dengan metode komÂpuÂterisasi tanggal 27-27 April.
Seusai tes tertulis, panitia seÂleksi akan melakukan rapat peÂnetuan tes kedua, tanggal 2 Mei. Dalam tes ini, diprediksi mendapatkan peserta mencapai 1.866 dengan 311 jabatan yang dilelang.
Tes kedua itu akan berlangÂsung tanggal 6-11 Mei. Meski beÂlum ditentukan lokasi tes, naÂmun sudah dipastikan tes terÂsebut terkait uji kompetensi maÂnajerial. Hasil tes kedua itu, akan diumumkan pada 16 Mei.
Dalam pengumuman itu, akan dilaporkan 1:3 kandidat dari setiap jabatan lurah dan caÂmat (3x311=933 peserta).
Pada 17-23 Mei merupakan tahap rekam jejak dari publik. Dari tahapan itu, akan diÂumumÂkan tiga kandidat dari masing-masing jabatan camat dan lurah meÂlalui papan pengumuman atau
website resmi Pemprov DKI.
Tiga kandidat lurah dan caÂmat itu akan disampaikan keÂpada tim Badan Pertimbangan JaÂbatan (Baperjab). Ketiga kanÂdidat akan dirangking. Mereka yang memiliki skor tertinggi yang akan dipilih. Lurat dan caÂmat terpilih dilantik pada 21 Juni. [Harian Rakyat Merdeka]