Sebab, ada indikasi kecuÂraÂngan, manipulasi, dan politik uang dalam Pilkada Jabar.
“Ibu Megawati (Ketua Umum PDI Perjuangan) sudah insÂtrukÂsikan agar saya memproses masaÂlah itu ke Bawaslu dan MK,’’ kata Rieke Diah Pitaloka kepada
RakÂyat Merdeka, Sabtu (2/3).
Menurut politisi PDI PerÂjuaÂngan itu, perlawanannya itu buÂkan semata untuk menang atau kaÂlah. Tapi ini perjuangan ideoÂlogi Pancasila.
Berikut kutipan selengkapnya:Kenapa Anda bilang ini perÂjuangan ideologi Pancasila?Perjuangan kami ini akan menÂjadi kemenangan rakyat. MakaÂnya Ibu Mega menginstruksikan agar saya maju terus, sampai beÂnar-benar selesai. Ini sesungÂguhÂnya bukan masaÂlah menang-kaÂlah. Tapi ini pertaÂrungan ideoÂlogis.
Kami menilainya perjuangan di Pilkada Jabar ini untuk InÂdoÂnesia. Bukan karena provinsi penÂÂduduknya terbanyak di IndoÂnesia itu. Tapi ada substansi ideoÂlogi. Bukan hanya hak-hak dasar rakyat saja yang kami perÂjuangkan.
Maksud Mega maju terus itu agar diproses secara hukum?Betul. Tempuh proses hukum sampai MK bila hasil final KPU kami tidak menang. Tapi tentunya harus melakukan tahapan-tahaÂpan sebelum sampai MK.
Artinya ke Bawaslu dulu?Ya. Sebelum ke MK, kami akan ke Bawaslu. Semua data keÂcuÂraÂngan dilaporkan ke sana. Kita berÂgerak bukan hanya untuk pesaing kami, tapi untuk KPU juga.
Kenapa?
Karena hal ini nantinya bisa menÂÂÂÂjadi yurisprudensi ke depan bahwa penyelenggara pemilu tiÂÂdak bisa main-main. Banyak hak orang yang hilang. Ini bukan maÂsalah enteng, bukan urusan tidak coblos kertas semata. Tapi karena ada hak konstitusi yang dilanggar yakni hak yang terÂcantum dalam UUD 1945. Nah itu harus disaÂdari pihak KPU, apaÂlagi anggaran yang diÂgunakan besar yakni Rp 1,4 triliun.
Kapan akan disampaikan datanya ke Bawaslu?Nanti tim hukum yang akan laÂkuÂÂkan itu, termasuk menyerahÂkan ke MK juga.
Pokoknya kebiÂjakan poÂlitik partai, dalam hal ini Bu MeÂga meÂminta semua tim bekerja keras.
Sudah siap dengan data-data kecurangan?Saya siap menempuh jalur hukum berarti sudah siap dengan data-data kecurangan itu.
Apa saja itu?Banyak kecurangannya. Ini terÂÂstruktur, sistimatis serta massif (TSM). Indikasi seperti itu cukup besar. Misalnya, ada inÂdikasi saÂlah satu calon mengÂgerakkan biÂroÂÂkrasi. Pokoknya ada manipulasi.
Anda bisa membuktikan itu?Kami tidak akan berani berÂgerak kalau tidak ada bukti.
Anda kelihatannya ngotot untuk menang, apa dasarnya?Sekali lagi, ini bukan soal meÂnang atau kalah. Saya melawan poÂlitik transaksional dengan menggugat ke Bawaslu dan MK. Apapun hasilnya, saya akan berÂterimakasih kepada rakyat Jabar.
Walau kami dengan modal miÂnim, bisa dikatakan modal dengÂkul. Tapi presentase yang kami peroleh cukup signifikan. Ini terlihat sekali bahwa warga Jabar cerdas.
Tentu yang belum tergerak berÂÂsama kami, perlu kami ingatÂkan bahwa uang yang mereka daÂpat adaÂlah uang rakyat. Berarti mengÂgali lubang korupsi dan mengubur mereka sendiri.
Artinya Anda melihat ada politik uang?Ya. Indikasi-indikasi itu ada dan kuat sekali dengan segala buktinya.
Perlu diketahui Pilkada Jabar ini adalah pertarungan untuk pra PeÂmilu 2014. Kalau masyarakat maÂsih menerima cara-cara tranÂsaksional, maka bukan hanya ekÂsekutif yang rentan korupsi. Tapi legislatif akan terjadi hal sama.
Sangat ironi sekalai kalau rakÂyat menyoroti perilaku DPRD, DPR dan pemerintah. Tapi tidak meÂnyoroti perilaku sendiri. HaÂdirÂnya aktor politik yang melaÂkukan korupsi seperti itu sebeÂnarnya berÂkat dukungan maÂsyarakat juga.
Lho, kenapa?
Karena pemilihannya masih transaksional. Selama mayoritas rakyat memilih karena dibayar maka demokrasi kita tetap kotor.
Ini pertaruhannya kehidupan demokrasi kita yang dimulai di JaÂwa Barat. Saya harus menÂcegah dan menghapuskan pola deÂmoÂkrasi transaksional ini hingga peÂmilu legislatif dan Pilpres 2014.
Seseorang terpilih menjadi guÂbernur dengan biaya banyak, seÂteÂlah memimpin akan memiÂkirÂkan bagaimana mengemÂbaliÂkan modal mereka plus bungaÂnya. Apalagi kalau ada kongÂkalikong dengan pengusaha unÂtuk memÂberikan proyek, konÂdisiÂnya lebih parah lagi.
Apa Anda saja yang akan menggugat?Bukan saya saja kok. Calon lainnya juga menuntut dengan cara sendiri-sendiri termasuk Dede Yusuf.
Kalau Anda dinyatakan kalah oleh Bawaslu dan MK bagaimana?
Kalau tidak terpilih, saya kan angÂgota DPR. Masih banyak yang haÂrus saya kerjakan di sana. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: