Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kerja Bergantian, Diminta Minum Vitamin Biar Kuat

Ngintip Perbaikan Tanggul Banjir Kanal Barat

Sabtu, 19 Januari 2013, 09:08 WIB
Kerja Bergantian, Diminta Minum Vitamin Biar Kuat
ilustrasi, perbaikan tanggul
rmol news logo .Banjir yang menggenangi kawasan Bunderan Hotel Indonesia (HI) diduga akibat tanggul Banjir Kanal Barat jebol. Hingga kemarin, tanggul yang jebol di Jalan Latuharhary, Menteng, Jakarta Pusat masih diperbaiki.

Puluhan personel TNI ber­se­ragam loreng sibuk memasukkan batu kali ke bronjong yang di­pa­sang di pinggir tanggul yang jebol. Setelah mengisi batu-batu sebesar bola kaki ke keranjang kawat, mereka beralih ke bron­jong masih kosong.

“Kami fokus menata bronjong untuk memperkuat tanggul,” kata Sudrajat, Komandan Peleton De­tasemen Zeni Tempur (Denzipur) 3 Kodam Jaya.

Pemasangan bronjong yang diisi batu kali ini adalah langkah darurat menahan luapan air dari Banjir Kanal Barat. Saat tanggul jebol Kamis pagi, air mengalir de­ras ke Jalan Teluk Betung dan To­sari. Air menggerus tanah di ba­wah rel kereta yang berada di sam­ping tanggul yang jebol.

Kepala Seksi Sarana dan Pra­sarana Pengendalian Banjir Dinas PU DKI Hendri mengatakan saat tanggul jebol ketinggian air di Pintu Air Manggarai mencapai 1.030 centimeter atau status Siaga I.

Tanggul di Jalan Latuharhary di bawah fly over Kuningan-Men­teng tak kuat menahan lua­pan air Banjir Kanal Barat. “Aki­bat jebolnya tanggul, ya banjir akan terus terjadi di Jalan Tham­rin dan Sudirman. Kalau belum ditutup juga tanggul yang jebol, maka banjir di dua jalan protokol akan terus meninggi,” katanya.

Menurut Hendri, untuk mena­han air terus mengalir dari tang­gul yang jebol dipasang “pagar” dari bronjong yang diisi batu. Bronjong ini bantuan dari Badan Balai Besar Sungai Ciliwung dan Cisadane.

Perbaikan tanggul ini cukup sulit di tengah derasnya limpahan air dari Banjir Kanal Barat. “Ini me­rupakan kejadian pertama kalinya,” katanya.

Hingga kemarin, air dari Banjir Kanal Barat masih mengalir deras melalui tanggul yang jebol. Ra­tusan personel TNI dari berbagai angkatan dan kesatuan, Satuan Polisi Pamong Praja, Dinas Pe­kerjaan Umum DKI dan masya­rakat bahu membahu menambal tanggul yang jebol dengan bron­jong yang diisi batu.

Empat eskavator dikerahkan untuk memindahkan batu ke tang­gul yang jebol. Tak jauh dari lo­kasi tanggul ada dua tiang papan reklame berukuran besar. Tanah di sekeliling pondasi tiang papan reklame ikut tergerus air. Crane menahan agar reklame itu tak roboh dan menimpa orang yang sedang memperbaiki tanggul.

Dua rel kereta yang meng­hu­bungkan Stasiun Sudirman de­ngan Stasiun Manggarai dipenuhi tumpukan karung berisi kerikil. Beberapa personel TNI meman­faatkan rel ini untuk memin­dah­kan bahan material dari truk ke dekat lokasi tanggul. Karung-ka­rung berisi kerikil dipindahkan de­ngan lori yang didorong di atas rel.

Di sepanjang Jalan Latu­har­hary menjadi tempat parkir pu­luhan truk berukuran besar yang mengangkut batu dan pasir untuk perbaikan tanggul.

Sudrajat mengatakan peleton Denzipur 3 sudah diturunkan ke lokasi tanggul yang jebol pada Kamis malam. “Saya tidak sen­dirian, tapi bersama 30 anak buah dan ratusan anggota TNI lain­nya,” kata pria bertopi ini.

Ia tak tahu sampai kapan me­lakukan perbaikan tanggul ini. “Paling sampai perbaikan selesai. Paling dua hari lagi,” katanya.

Sudrajat meminta anggota pe­letonnya minum vitamin agar sta­mina tubuh tetap fit dan kuat.  Anggota peleton juga tak terus me­nerus dikerahkan memper­baiki tanggul.

“Mereka akan be­kerja ber­gan­tian selama 24 jam untuk setiap shift-nya,” katanya.

Sekretaris Daerah DKI Jakarta, Fadjar Panjaitan mengatakan untuk mempercepat perbaikan tanggul pihaknya Jakarta me­minta bantuan Pemerintah Kota Tangerang.

Menurut dia, ada sembilan truk tronton yang mengangkut ber­ba­gai material dari daerah tetangga Jakarta itu untuk memperbaiki tanggul yang jebol.

Pemerintah DKI juga men­dapat bantuan dari kalangan swasta. “Dari swasta batu kali dan juga pasir,” kata Fadjar.

Untuk mempercepat proses per­baikan, pihaknya mengerah­kan alat berat. “Dua sampai em­pat unit eskavator untuk mem­percepat penutupan tanggul yang jebol ini dari swasta,” katanya.

Di Jalan Teluk Betung, tak jauh dari lokasi tanggul yang jebol, anak-anak terlihat asyik bermain air. Hingga kemarin, banjir masih menggenangi jalan ini dengan ketinggian 40 centimeter.

“Setelah pulang sekolah lang­sung main kesini. Soalnya asyik main-main seperti ini,” kata Dion.

Bocah asal Gang Anggrek, Setiabudi, Jakarta Selatan ini tak khawatir takut terbawa arus yang mengalir deras dari tanggul yang jebol. “Nggak takut keseret air. Banyak teman-teman di sini jadi bisa saling berpegangan,” ujar bocah berumur 12 tahun ini.

Setengah jam bermain air, be­berapa anggota kepolisian men­dekati anak-anak itu. Mereka di­minta pindah. Ada yang menurut. Tapi ada juga yang tetap  bermain air di dekat tanggul.

Perbaikan Rel Dua Hari Beres

Jebolnya tanggul Banjir Kanal Barat di Jalan Latuharhary memutus jalur kereta menuju Sta­siun Sudirman dan Tanah Abang. Akibatnya, kereta dari Bogor dan Bekasi hanya terhenti dari sampai Stasiun Manggarai.

Posisi rel berada di samping tanggul yang jebol. Pengamatan Rakyat Merdeka kemarin, rel di lokasi tanggul yang jebol terlihat menggantung. Tanah yang men­jadi pijakan bantalan beton sudah tergerus air.

Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia Mateta Rizalulhaq me­ngatakan, setiap hari sebanyak 450 ribu penumpang terganggu per­jalanannya karena tanggul jebol.

“Kereta lewat sini sekitar 60 perjalanan, dari arah Bogor se­kitar 130 perjalanan, dari arah Bekasi sekitar 90 perjalanan. Ini me­nyebabkan 450 ribu pe­num­pang dalam sehari terganggu,” katanya.

Mateta mengatakan, akibat tanggul jebol, PT KAI membatasi perjalanan kereta. KA jurusan Bogor-Bekasi hanya beroperasi hingga Stasiun Manggarai. Be­be­rapa stasiun kereta api, tambah Ma­teta, juga belum beroperasi ka­re­na air masih menggenangi rel.

“Yang pasti dari Bogor ke jalur lingkar yang mengarah ke Su­dirman, Manggarai, itu yang ter­putus,” ujarnya. Hingga kemarin, Stasiun Tanah Abang, Jakarta Kota, Kampung Bandan masih terendam banjir.

Menurut Mateta, perbaikan jalur kereta di Jalan Latuharhary baru bisa dilaksanakan jika tang­gul Banjir Kanal Barat yang jebol sudah ditambal.“Belum bisa di­perbaiki (relnya), harus nunggu perbaikan tanggul,” katanya.

Mateta belum bisa memastikan kapan jalur kereta yang berlokasi sebelah Kali Ciliwung bisa beroperasi normal. Namun dia memastikan proses perbaikan rel bisa berlangsung cepat. “Benerin jalurnya paling hanya dua hari beres,” katanya.

PT KAI sendiri belum meng­hi­tung kerugian atas jebolnya tanggul ini. “Saya belum hitung. Yang penting operasional kereta bisa berjalan semaksimal mung­kin. Kerugian itu masih belum ter­hitung,” katanya.

Berpacu Dengan Hujan Dan Air Dari Bogor

Sejak Kamis Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo bolak-ba­lik ke lokasi tanggul yang jebol di Jalan Latuharhary. Ia me­mandori perbaikan tanggul agar cepat selesai.

Bekas walikota Solo itu me­nar­getkan perbaikan itu bisa selesai Jumat. Perbaikan ini ber­pacu dengan curah hujan yang masih tinggi dan da­tang­nya air kiriman dari Bogor. Se­bab itu, dia meminta bantuan dari berbagai pihak.

Namun hingga kemarin sore, perbaikan masih berlangsung. “Batu yang harus dicari. Se­mua­nya kan sudah dikerahkan. Bantuan dari Kodam, Kopas­sus, sudah kita minta semuanya. Tapi, kan ini jebolnya tanggul bu­kan jebol 1-2 cm, (tapi) 30 meter. Pokoknya jangan sampai dikejar sama hujannya atau air yang dari atas,” katanya.

Menurut Jokowi, Dinas Pe­kerjaan Umum masih punya per­sediaan batu untuk mem­per­baiki tanggul yang jebol. Batu-batu itu sudah dikirim ke lokasi perbaikan. Namun truk-truk yang mengangkut material itu ter­hambat macet dan beberapa jalan yang masih tergenang banjir.

Jokowi merasa tidak perlu menambah alat berat (eska­vator). “Kalau mau ditambah, tem­patnya juga di mana ya? Nggak bisa juga. Ini karena tem­pat agak sulit di bawah jembatan layang dan dekat rel,” katanya.

Ia mencurigai tanggul di Ja­lan Latuharhary ini jebol karena kurang dikontrol. Padahal, menurut dia, dinding tanggul perlu dikontrol rutin. “Meski­pun tanggul sudah ada kan mesti dikontrol. Kadang sudah dig­erus air, mungkin masya­ra­kat. Harus dicek, dikontrol te­rus. Ini management controling yang kurang,” katanya.

Mengenai papan reklame rak­sasa yang berdiri tak jauh dari lokasi tanggul yang jebol, Joko­wi akan meminta agar dibong­kar. “Jadi penyebab atau tidak, dua baliho reklame itu akan di­potong, dibongkar semuanya,” katanya.

Jokowi belum bisa mema­s­ti­kan apakah konstruksi papan rek­lame itu yang menyebabkan tanggul di Latuharhary menjadi lemah sehingga akhirnya jebol diterjang luapan air.

Oleh karena itu, dia pun be­lum bisa memastikan apakah akan ada sanksi atau tidak ter­hadap pemilik papan reklame itu. “Nanti akan kita lihat apa­kah memang baliho reklame itu penyebabnya,” katanya.

Ada dua papan reklame yang berdiri di situ. Satu berdiri di bawah lokasi jebolnya tanggul. Satunya lagi berdiri sekitar 50 meter sebelah utara lokasi jebol yang tanggul.

Kepala Dinas PU DKI Ery Basworo mengatakan, sesuai ins­truksi gubernur, perbaikan tanggul akan diselesaikan se­cepatnya.

Ia mengatakan, untuk menu­tup tanggul yang jebol di­per­lu­kan sebanyak 450 meter kubik batu. Namun, persediaan yang dimiliki Dinas PU DKI tidak cukup. Pihaknya perlu meminta bantuan Kementerian Pekerjaan Umum dan swasta. “Batu dari Dinas PU sudah 10 rit. Tapi, per­sediaan masih kurang, kita akan minta bantuan ke pusat dan swasta,” katanya.

Diganti Beton, Kuat Sampai 50 Tahun

Pemerintah pusat turun tangan untuk memperbaiki tanggul Banjir Kanal Barat yang jebol.

“Kami telah me­ngerahkan semua peralatan yang dibutuh­kan,” kata Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kir­manto.

Djoko menjelaskan, saat ini Kementerian PU telah menge­rahkan alat berat, bronjong, ka­rung pasir, dan batu untuk mem­perbaiki tanggul.  “Nanti kalau batu kurang, kami tam­bah,” katanya.

Hanya saja, material untuk memperbaiki tanggul memang masih kurang. “Kita baru saja kirim batu 10 tronton. Satu tron­ton berisi 20 (meter) kubik. Mudah-mudahan itu cukup tapi nanti kita lihat,” katanya.

Djoko mengatakan, pihaknya juga akan menambah alat berat, untuk memperlancar proses pembendungan tanggul yang jebol.  “Kami juga akan tambah alat eskavator,” katanya.

Untuk mempercepat per­bai­kan tanggul, Kementerian PU akan meminta bantuan Jasa Ma­rga untuk mengirim beton-beton untuk menutup tanggal. “Rencananya (beton-beton) kita timbunkan ke sana se­hingga lebih cepat (tertutup),” katanya.

Setelah perbaikan selesai, kata Djoko, pihaknya akan mem­bangun tanggul dari beton.  “Jika tanggul yang jebol ini tidak diperbaiki, pemukiman warga dan Jalan MH Thamrin terancam terendam kembali. Terlebih, kondisi air di Bendu­ngan Katulampa masih berada di atas normal, Siaga II,” ka­tanya siang kemarin.

“Air di Katulampa sudah tinggi lagi. Menurut perkiraan saya, nanti sore (kemarin sore) akan lebih besar lagi. Jadi, kalau ini tidak ditutup siang ini bisa lebih berbahaya lagi,” katanya.

Menurut Djoko, perbaikan daru­rat ini cukup efektif untuk menahan arus air. “Semoga tidak banjir lagi nanti dan tidak berhenti di situ karena kita te­ruskan permanennya dengan cara dibeton,” katanya.

Setelah tanggul darurat ram­pung, tanggul permanen lang­sung dibangun. Diprediksi pe­ngerjaannya membutuhkan wak­tu satu bulan.

Djoko mengatakan tanggul yang jebol itu masih terbuat dari tanah. Sehingga jika debit air tinggi, tanggul tak kuat mena­han luapan air. “Ini karena lim­pasan air. Tanggul di sini juga lebih rendah. Rencananya, se­mua tanggul di Banjir Kanal Ba­rat akan dibeton,” katanya. Tanggul yang telah dibeton me­miliki kekuatan hingga 50 tahun ke depan.

Untuk mengurangi banjir di kawasan ini ke depan pihaknya akan membuat sodetan untuk mengalirkan air dari Sungai Ci­liwung ke Banjir Kanal Timur (BKT). “Karena meskipun di Ciliwung dan Pesanggrahan banjir, ternyata Banjir Kanal Timur longgar,” katanya. [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA